Chapter 4
Karena ini summer break, gue bakal nyari kerja tambahan selain kerja di bakery. Ya untuk nambahin uang jajan lah. “Zoya kamu mentang-mentang liburan jadi males-malesan gini. Cepet mandi!” seru dad. “Masa anak gadis males mandi? Pantes gak punya pacar,” lanjut dad. “Idih dad apaan sih, aku gak segitunya woooo …” bohong aja Zoy hahahaha. “Oh iya? Coba dong kenalin cowoknya sama dad,” waduh mati dad nantangin gue. “Dad gatau ya? Waktu itu kak Zoya dianter pulang sama cowok lho …” duh itu mulutnya Ryan gak bisa disumpel aja apa ya? “Itu temen aja ih kan partner lomba yang aku ceritain itu lho dad,” balas gue. Harry lagi, Harry lagi. Bosen.
Sehabis mandi, gue pergi salon untuk potong rambut. Gue pingin merubah penampilan gue karena katanya untuk memulai sesuatu yang baru itu kita perlu merasa baru juga. Dan gue ingin tampil lebih fresh, jadi gue memutuskan untuk memotong rambut pirang gue yang panjang ini. “Di bawah bahu ya mbak, potong rata,” kata gue dan hairstylist nya mengangguk tanda mengerti. Selesai dipotong rambut, gue merasa sangat fresh dan merasa memancarkan aura positif. Gue merasa ingin makan yang manis-manis, jadi gue memutuskan untuk mampir ke mini market untuk beli lollipop.
Setelah selesai beli lollipop gue keluar mini market dan melihat seorang nenek yang kesusahan membawa belanjaannya. “Nek, bisa aku bantu?” gue tersenyum kepada nenek tersebut. “Ah boleh sekali nona, panggil saya Bertha. Saya merasa sangat tua jika dipanggil dengan sebutan nenek,” jawabnya. Akhirnya gue bantu Bertha memasukkan semua belanjaannya ke dalam mobil. “Nyonya membawa kendaraan sendiri?” gue syok berat ketika mengetahui Bertha mengendarai mobilnya sendiri. “Iya, Rhonda, asisten rumah tangga saya sedang cuti selama summer jadi saya harus mengerjakan banyak hal sendiri. Ini juga sedang mencari-cari orang yang mau menggantikan Rhonda selama summer,” jawab Bertha “Aku mau menggantikan Rhonda nyonya. Itupun jika nyonya memperbolehkan saya menggantikannya,” gue kan memang lagi mencari kerja sambilan selama summer. “Wonderful!”
**
“Ini rumah saya, Rhonda hanya bekerja di hari Senin – Rabu sampai jam 2 siang karena dia harus mengurus keluarganya di rumah,” terang Bertha sesaat gue memasukin rumahnya. Rumah Bertha sangat luas dan nyaman. “Rumah mu bagus Bertha,” gue tersenyum kepada Bertha. “Terimakasih, kau bisa menceritakan tentang kehidupan mu mungkin? Kau akan mulai kerja besok, dan aku ingin mengenalmu.”
Setelah bercakap-cakap dengan Bertha, gue pulang. “Mom, Dad, Ryan, Zoya pulang!” seru gue sesaat gue masuk ke rumah. Rumah kosong, mungkin lagi pada di bakery. Pikir gue. Gue langsung aja ke halaman belakang dan menuju bakery. “Russel liat mom sama dad?” tanya gue pada koki saat gue memasuki dapur. “Ada di kantor Zoy,” jawabnya. Gue memang dekat dengan staff di bakery. “Mom, dad,” sapa gue saat memasuki kantor. “Ada apa Zoy?” jawab dad. “Aku dapet kerja sambilan selama summer nih! Lumayan dapet uang jajan tambahan. Aku gantiin asisten rumah tangga nenek tua gitu sih tapi cuman tiap hari Senin – Rabu dan cuman sampe jam 2. Aku mulai kerja besok,” gue bicara panjang lebar. “Ya bagus deh, di rumah orang sama di rumah jangan beda ya. Harus sering bantu-bantu juga di rumah lho Zoy.” Fyuh gue kira gue bakal dimarahin.
“Oh iya aku mau ke Skate Park dulu ya janjian sama Julie. Bye!” hari ini Julie ngajakin gue untuk ngeliat tetangga dia unjuk kebolehan di bidang seni tari. Well, modern dance sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inbetweener (h.s.)
FanficInbetweeners: “A teenage Sub-Group. People who are not cool enough to be popular but are not nerdy enough to be geeks. Inbetweeners are therefore an average of the two major teenage social groups.” Apa jadinya jika seorang cewek biasa yang notabene...