Chapter 8
Duh rasanya tuh pengen mukul orang tau gak! Terutama dia. Semenjak hari itu, gue dan Harry gak pernah lagi kontak-kontakan. Well, sebenarnya, gue sudah kirim sms berkali-kali untuk janjian melanjutkan penelitian tapi dia gak pernah bales satu pun sms gue. Gue pun sudah mencoba menelfon manusia berambut keriting tersebut namun hasilnya nihil, dia tidak pernah mengangkatnya. Jadilah sampai sekolah mau mulai masuk, gue yang selalu datang ke lab sekolah dan melanjutkan penelitian sendiri. Dasar kelewatan memang! Kenapa sih Harry yang harus jadi partner gue?
Gue segera keluar dari mobil dan memasuki studio tari. Sudah semenjak dance team terbentuk, seminggu dua kali kami harus berlatih koreografi walaupun sedang libur musim panas. Natasha orangnya asik dan selalu memberikan arahan yang bagus. Pilihan lagu-lagunya pun enak untuk menari.
"Putting my defenses up
Cause I don't want to fall in love
If I ever did that I think I'd had a heart attack"
Semua bergerak sesuai irama, dan bergerak sesuai porsinya masing-masing. Di lagu ini gue berpasangan dengan Charlotte, maka dari itu posisis kami berdua selalu berdekatan. Charlotte kini membungkukkan badannya pertanda gue dan Helena harus berjalan ke arah Juliet, center, dan ketika Juliet selesai melakukan gerakkannya maka kami semua harus segera kembali ke posisi awal.
"It just not fair
Things more trouble than the love is worth
I gasp for air
It feels so good but you know it hurts"
**
Setelah selesai latihan, gue segera tancap gas menuju rumah Bertha karena hari ini jadwal gue untuk datang dan membersihkan rumahnya. Sejauh ini gue sangat senang bekerja untuk Bertha. Dia tidak pernah memperlakukan gue dengan buruk, bahkan dia selalu mau mengajari gue ini itu. Upah yang diberikan olehnya pun terbilang 'banyak' untuk seorang asisten rumah tangga temporer seperti gue. Bersyukur sekali hari itu gue bertemu dengan Bertha.
"Selamat siang Bertha, bagaimana harimu sejauh ini?" sapa gue sesaat gue masuk ke dalam rumahnya dan melihatnya sedang menonton TV sambil merajut sebuah syal.
"Siang juga Grace. Well, biasa saja, tidak ada yang menarik. Bagaimana denganmu?" Bertha memang memanggil gue dengan nama tengah gue. Zoya Grace Howard.
"Baiklah, aku akan mencuci pakaian, mem-vakum karpet, membereskan kamar dan memasak makan malam. Apa yang kau ingin aku masak untuk hari ini?"
"Hari ini cucu dan putriku akan berkunjung. Mungkin kau bisa memasak ayam bakar seperti minggu lalu?"
"Baiklah, aku permisi dulu."
Setelah memasukkan semua pakaian kotor ke dalam mesin cuci, gue segera mengambil mesin vakum dan membersihkan karpet-karpet yang ada di rumah ini. Hampir semua lantai di rumah ini berkarpet, maka pekerjaan gue semakin banyak. Lumayan, itung-itung olahraga juga. Selanjutnya gue membereskan kamar dan merapihkan lantai atas. Setelah itu gue memasukkan pakaian yang sudah dicuci ke dalam mesin pengering. Lalu segera turun ke dapur untuk memasak ayam panggang seuai permintaan Bertha. Tapi di dapur ada seorang perempuan juga seorang laki-laki.
"Permisi.." ujar gue.
"Oh hai! Lo pasti Grace kan? Makasih ya udah mau bantuin Granoo dan Gramoo selama Rhonda cuti. By the way nama gue Gemma, cucunya Bertha. Dan ini Louis, tunangan gue." Ujar gadis yang cantik di depan gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inbetweener (h.s.)
Fiksi PenggemarInbetweeners: “A teenage Sub-Group. People who are not cool enough to be popular but are not nerdy enough to be geeks. Inbetweeners are therefore an average of the two major teenage social groups.” Apa jadinya jika seorang cewek biasa yang notabene...