Surrogate Mom [End✓] || Sungsun

32.

Bismillah...

Aku kembali besti!!

Bantu koreksi besti🙏

🦋

"Kom semariga hanchibeyiso, appa gom omma gom aegi gom. Appa gommun tung-tung hae, omma gommun nalshinhae, aegi gommun nabulgwiyowo, hisuk hisuk cha rhanda.."

Sunoo menyanyikan lagu anak-anak sambil berkutat dengan benang dan jarum rajut. Anak bermata rubah itu sedang membuat kaos kaki untuk sikembar.

P

agi ini terasa dingin karena sebentar lagi memasuki musim salju, Sunoo bahkan menggunakan baju tebal meski diapartemen ada mesin penghangat ruangan.

Ting!

Pandangan mata Sunoo beralih pada benda pipih yang terletak di atas meja ruang santai. Dia mengambil benda tersebut lalu membuka pesan yang masuk.

Ka Yeojin:
Sunoo-ya apa kabar?
Kamu baik-baik saja kan?

Jari-jemari Sunoo dengan lincah mengetik balasan untuk Yeojin.

Me:
Baik ka
Kaka gimana, baik?

Tidak butuh lama menunggu akhirnya sebuah balasan pesan dari Yeojin masuk.

Ka Yeojin:
Baik juga.
Lalu, baby gimana?

Me:
Mereka baik kok.

Ka Yeojin:
Baguslah..

Ka Yeojin:
Sunoo-ya, sebentar lagi
kamu lahiran kan?
Aku sudah enggak sabar  menggendong bayiku...

Sunoo tersenyum hambar saat membaca pesan Yeojin barusan. Dia menoleh kearah jendela apartemen yang kordennya terbuka dan tanpa disadari setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya.

Tangan kirinya memegang perut buncitnya. Dia sudah merasa nyaman dengan bayi yang sedang ia kandungan, dia tidak mau kehilangan mereka. Bagaimanpun dia adalah ibunya bukan? Dia yang selalu membawanya kemana-mana dan dia lah yang mengalami kesulitan saat hamil dan melahirkan nanti.

Apa dia boleh menyebut bayi yang ia kandungan sebagai anaknya?

Apa dia boleh bertemu dengan anak-anaknya suatu saat nanti?

Apa dia tidak berdosa?

"Sunoo-ya!"

Sunoo langsung mengelap air mata yang membasahi pipinya saat suara Irene terdengar ditelinganya. Sunoo menatap Irene yang datang menghampirinya dengan sebuah rantang. Dia tersenyum, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Kamu kenapa sayang?,habis nangis ya?" ujar Irene bertanya dengan raut wajah panik. Dia tidak bodoh untuk mengetahui jika Sunoo habis menangis.

"Enggak ko bun, Sunoo enggak nangis."

"Bohong, kamu habis nangis kan?" ujar Irene serius. "Jawab jujur sayang?"

"Perut aku sakit karena baby twins menendang, tapi enggak pa-pa kok," ujar Sunoo berbohong.

Irene tersenyum, tangannya mengelus perut Sunoo pelan. "Sepertinya mereka enggak sabar untuk lahir."