"Anna,"
"Anna"
"Anna, bangun sayang. Hari ini kamu sekolah." Ucap wanita setengah baya sembari mengguncang tubuh anaknya.
Namanya Anna, lebih tepatnya Athena..."Eunggh, sebentar lagi bunda,"
"Lima menit lagi."
"Nggak, ada lima menit. Bangun SEKARANG, sudah jam setengah tujuh, sayang." Bunda gadis itu langsung menarik selimut yang anaknya gunakan dan menarik tangannya hingga terduduk.
Tangan gadis itu terangkat mengusap wajahnya, lalu menggaruk kepalanya. "Iya - iya, ini sudah bangun."
"Langsung mandi, jangan tidur lagi. Ingat hari ini hari Senin. Kamu harus upacara!" Pesan Bunda sembari menaruh selimut yang sudah dilipat diatas ranjang.
Sepeninggal sang bunda, gadis itu terlihat seperti orang linglung. Mungkin karena efek baru bangun.
Lima menit terduduk seperti patung, Anna beranjak dari ranjangnya menuju kamar mandi.
Membersihkan dirinya dari debu debu kehidupan yang membandel. Agar tidak hanya wajahnya yang glow up tapi badanya juga.
Setengah jam berlalu, terlihat Anna tengah menuruni tangga menuju dapur untuk sarapan dengan orang tuanya.
"Selamat pagi Ayah, Bunda."
"Selamat pagi juga sayang." Sapa keduanya.
"Kamu mau makan roti atau nasi goreng?" Bunda bertanya dengan menunjukkan sepiring nasi goreng ditangannya.
"Nasi goreng aja bunda, hari ini kayaknya bakal ada banyak kegiatan. Biar nggak laper pas lagi sibuk-sibukmya" Ucap Anna.
"Anna"
"Iya, Ayah?"
"Kamu nanti berangkat naik apa?"
Anna yang semula terfokus pada makanannya, beralih menatap sang Ayah.
"Kayak biasanya, naik bus. Memangnya kenapa, yah?"
"Gimana, kalau hari ini Ayah yang antar?"
"sebelum kekantor, Ayah mau ngunjungin teman yang lagi sakit. Kebetulan, jalannya juga searah sama sekolah kamu. Kamu mau?"
"Mau Ayah," Gadis itu langsung beranjak dari kursinya. Lalu, menarik-narik tangan Ayahnya.
"Ayo berangkat sekarang," rengek Anna.
"Iyaa sayang, habiskan dulu makannya!" Ujar Bunda.
Alhasil Anna, melepaskan tangan ayahnya dan duduk kembali, Dengan wajah murung.
Gadis itu melanjutkan makannya hingga habis.
"Ini sayang obatnya, diminum yaa! Habis itu pakai sepatu! Ayah sudah nungguin tuh diluar."
"Iya Bunda." Tanpa menghabiskan banyak waktu, gadis itu segera meminum obatnya. Dan beranjak ke depan rumah untuk memakai sepatunya, berpamitan pada Bunda. Lalu, pergi kesekolah dengan Ayah yang mengantar.
🐾
🐾
🐾Sesampainya disekolah, Anna berjalan perlahan memasuki gedung.
Baru saja kakinya menginjak lantai lobby.Gadis itu melihat seorang lelaki, terlihat dari belakang, tubuh tinggi nan tegap, memiliki rambut berwarna hitam pekat juga dengan kulit putih.
"Itu, Rhy?" Gumam Anna dengan alis mengerut bingung.
"Ahh, masa sih itu, Rhy."
"Tumben banget dia datang pagi pagi."
Tidak mau pusing memikirkannya. Gadis itu setengah berlari mengejarnya. Sambil berteriak.
"RHYY!!"
Teriakannya mengundang banyak tatapan mata dari murid-murid, Tapi gadis itu tak peduli. Anna mengejar lelaki itu dan menghalangi jalannya.
"Minggir," lelaki itu menatap Anna datar.
Namanya Rhy, lebih tepatnya 'Rhy Xavier El Grissham'.
Anna menggeleng, "nggak mau"
Rhy menghela nafas, dengan kasar lelaki itu mendorong Athena sampai tersungkur.
Dan melangkahkan kakinya kembali menuju kelas tanpa mempedulikan gadis itu.Beberapa murid yang melihat Anna tersungkur, tertawa. Bahkan ada yang sampai guling-guling.
Bagaimana tidak, Rhy mendorongnya hingga membuatnya menyusruk ditempat sampah dengan pantat yang tenggelam didalamnya.
"Ishh, Rhy jahat banget sama aku."
"Aaaaaaa, Bunda. Lihatlah putrimu ini, terlihat sangat menjijikkan." Anna mengambil sampah menyangkut di ujung kakinya.
'Iyuhhh," ucapnya sambil menutup hidungnya.
Terlihat dari ujung lorong, dua orang gadis dengan penampilan bak anak hits, mendekat ke arah Athena.
"Omo, Omo, Omo, kamu ngapain duduk disitu, Na?" Heboh gadis dengan rambut panjang bak Rapunzel, sambil menempelkan tangannya di kedua pipinya.
Amora Geraldine, namanya. Orangnya juga agak polos-polos bego gitu.
"Iyuhh, Lo bau banget" ucap gadis di sebelah Amora sambil menutup hidungnya.
Ruby Jesslyn, namanya. Bucinnya Winwin, sedikit petakilan.
"Nggak usah banyak nanya deh, bantuin dulu ini!"
"Iya-iyaa" Amora menarik kaki Anna juga Rubby yang menahan tong sampah untuk menahan tarikan Amora.
Mereka bersusah payah menarik Anna, hinga gadis itu berhasil keluar dari tong sampah dengan pantat (lagi) mencium lantai duluan.
"Aduhh, pantat guee!!!" Teriak Anna sambil menggeplak bahu Amora.
"Kenapa kaki gue yang lo tarikk?!!"
"Kupikir kalau tangan Lo yang gue tarik, nanti putus."
"Nggak bakal Amoraaa,"
Amora menggaruk kepalanya Agak merasa bersalah. "Yaa maaf,"
"Ckk, Ruby Lo ambilkan seragam baru gue di loker sana! Bawa ke toilet!"
"Oke"
"Dan Lo, bantuin gue berdiri! Sakit nih burit."
"Iyaa-iyaa"
Amora segera meraih lengan Anna untuk dirangkul kan ke lehernya, lalu membantu Anna berjalan ke toilet.
TBC...
Hallo, selamat datang di cerita ke dua aku di akun ini.
Jangan lupa VOTE dan KOMEN yaa...
Minggu, 09 Januari 2022
~Wynter
KAMU SEDANG MEMBACA
A T H E N A | ON GOING
Novela JuvenilAnna sayang Rhy. Anna peduli sama Rhy. Anna cinta Rhy. Apa yang tidak lebih menyakitkan dari cinta yang tak terbalaskan. Mencintai seseorang yang bahkan tak menyukaiku. Benar kata orang, berjuang sendirian dalam ketidakpastian itu sakit juga lelah. ...