ATHENA | 02

11 3 0
                                    


"Anna" panggil Ruby seraya berjalan menghampiri mejanya.
Tempat duduk Ruby dan Anna hanya terpaut dua meja, dengan posisi meja kedua dipojok.

Ruby duduk dikursi kosong sebelah Anna.
"Tadi pagi kok Lo bisa nyemplung di tong sampah?"

"Tadi, pas baru datang. Gue ngeliat Rhy, gue kejar dong, juga nge-cegat jalan dia, Rhy natap gue tajam, terus gue didorong sampe nyusruk ke tong sampah."

"Na, Lo nggak capek apa? Ngejar ngejar Rhy kayak gitu."

"Syukur-syukur kalau misalnya Lo diterima sama dia, lah ini. Yah, lo tau lah."

"Jujur capek sih, tapi mau gimana lagi. Gue sayang."

Ruby menghela nafas lelah, "gini nih kalo sudah bucin."

"Kayak Lo enggak aja,"

Ruby mendelik, "bucin sama siapa gue."

"Winwin weypi. Lo bucin banget sama dia, padahal tau Lo hidup aja enggak!"

"Sialan,"

🐾
🐾
🐾

Bunyi bel istirahat telah berbunyi Lima menit yang lalu.

Athena beserta temannya kini berada dikantin untuk mengisi perut mereka yang sudah bergemuruh.

"Thea, gimana hubungan Lo sama Galang?" Tanya Ruby sambil mengaduk jus alpukat miliknya.

"Baik baik aja kok," jawab Thea, Althea Meera.

"Hati-hati! Galang nggak sebaik yang Lo kira, dia itu playboy. Ceweknya banyak!"

"Aku tau kok!"

"HAH!!"

"Tapi kok Lo masih mau sama dia?" Anna bertanya.

"Namanya juga sayang, gue udah suka dia dari SMP, masa ditolak."

"Dasar bucin akut! Di selingkuhin nangis lo!" Sentak Ruby.

"Ternyata kisah cintanya, Anna sama Thea nggak jauh beda yaa. Cuma bedanya sekarang Thea udah jadi pacarnya Galang, kalo Anna kapan?" Sahut Amora.

"Kurang Asem," maki Anna kesal.

"Awas aj-" Omelan Anna terpotong saat melihat Rhy, Lelaki itu duduk bersama ke-6 temannya.

Gadis itu tersenyum lebar, mengambil gelasnya yang berisi jus mangga dingin.

"Guys, gue duluan yaa. Mau datengin my Bebeb dulu. Babay," Pamitnya, dan segera pergi ke meja paling pojok tempat Rhy dan teman-temannya.

"Yeuu, udah tau bakal ditolak, masih aja dideketin. Orang bucin emang beda!"

"Kayak Lo enggak aja," Sentak Thea sambil mengikuti lengan Ruby.

"Hahhh,"

"Rhyy!!" Sapa Anna yang langsung duduk disamping Rhy dan merangkul tangannya.

Perlakuan Anna sontak membuat Rhy yang sedang minum menjadi tersedak.

"Uhukk,"

"Uhukk."

"Rhy? Rhy nggak papa?"

Rhy menatap Anna tajam, lelaki itu menyentak tangan Anna hingga terlepas.

"Lo bisa nggak, sehari aja jangan ganggu gue!!"

Anna kaget. Sungguh, ini pertama kalinya Rhy membentaknya. Gadis itu menatap Rhy sayu.

"Gue muak! Ngeliat muka orang nggak tau diri kayak Lo!"

"Murahan!!"

Tess

Satu air mata Anna berhasil lolos dari matanya.

"Anna sayang sama Rhy, Anna cuma mau Rhy juga sayang sama Anna." Cicitnya sambil terisak.

"Apa? Lo bilang apa? Mau gue sayang juga sama Lo?"

Rhy berdecih seraya tersenyum miring.

"MIMPI!!"

"Bahkan sampai Lo mati pun gue nggak akan sayang sama lo!"

Ketiga teman Anna yang sedari tadi menonton, datang menghampiri Anna.

Masih dengan Rhy yang memandang Anna tajam. Ruby berkata.

"Rhy, bisa nggak. Lo nggak usah teriak-teriak"

"Kalau Lo nggak suka Anna deketin Lo, ngomong sama gue! Biar gue yang kasih paham Anna."

Rhy, membuang wajahnya kearah samping.

"Harus berapa kali gue jelasin hal ini sama Lo?"

"We udah we udah, jangan gelut disini. Omongin baik baik" lerai Evan.

"Iya bener tuh, yakan beb?" Sahut Galang menatap Thea genit.

Rhy berjalan meninggalkan kantin tanpa mengatakan apapun. Sontak membuat Anna menatap punggung lebarnya dengan sedih.

Byan yang sedari tadi hanya diam, menghampiri Anna, menarik tangannya meninggalkan kantin menuju taman belakang.

"Na, tatap gue." Ujar Byan sambil memegang pundak Anna.

Alexandra Byan Nugraha, Sahabat Anna sejak kecil.

"Udah berapa kali gue bilang, jangan memaksakan diri untuk hal yang bahkan nggak bisa Lo gapai!"

Byan menghapus air mata Anna yang kembali turun.

"Gue tahu Lo sayang Rhy, Lo cinta Rhy. Gue tahu."

"Tapi setiap perjuangan itu ada batasnya. Jangan buat diri Lo capek hanya untuk perjuangin dia!"

"Anna tau Byan, tapi setiap Anna mau hilangin Rhy dari hatinya Anna, Anna selalu nggak bisa. Dada Anna langsung sakit."

Tangis gadis itu kembali deras, Byan segera memeluknya.

Byan tersenyum kecut. 'Sangking sibuknya ngejar orang yang bahkan nggak sayang sama lo, Lo sampai nggak sadar, disini selalu ada gue yang cinta sama lo.'

Lelaki itu melepaskan pelukannya. "Lo bisa janji sama gue nggak?"

"Janji apa?" Tanyanya parau.

"Kalau lo sudah capek berjuang, tinggalin dia. Jangan kasih hati lo untuk cowok nggak berguna kayak dia. Disini ada gue yang selalu support lo!"

"Peromise?"

Anna bingung, tapi perkataan Byan ada benarnya. berjuang tanpa adanya perubahan, Untuk apa? Gadis itu hanya membuang buang waktu dan tenaga.

Seenggaknya gadis itu sudah berjuang untuk cintanya.

"Promise"

TBC...

Minggu, 16 Januari 2022
~Wynter

A T H E N A | ON GOING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang