17. closer

1.1K 121 4
                                    

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

17. closer

"jangan bilang gue baper sama perlakuan dia"

Pagi hari menyapa dengan matahari mulai terlihat di sela-sela gorden, gadis cantik yang masih tertidur pulas namun sesaat ia mulai terganggu dengan cahaya matahari.

matanya sedikit demi sedikit terbuka dan seketika matanya membulat melihat keberadaannya sekarang, kamar bercat putih, matanya langsung terarah ke sebuah figura bertuliskan BlackDanger.

ia menghela lega, "ini di markas bego" ucap Stella pada dirinya sendiri.

ia berdiri lalu mengambil kacamata tipisnya di nakas, kemudian matanya beralih kembali pada seragam sekolah milik yang sudah berada di atas meja nakas.

Stella menyerngit bingung siapa yang membawakan seragamnya kesini?, Artha?.

tiba-tiba dari belakang pintu kamar ada seseorang yang membuka, spontan Stella berbalik badan dan melihat Raven berdiri tepat di depan pintu kamar.

"Morning Queen" suara bariton itu bersamaan dengan senyuman milik Raven yang hanya bisa dilihat oleh Stella dan juga Bundanya.

ia teringat sesuatu lalu dengan raut panik ia berkata, "Raven!, ini jam berapa?" sementara Raven hanya tertawa kecil. "setengah tujuh, kenapa?" balas Raven.

"gue telat!" panik Stella, lalu ia mengambil seragamnya terburu-buru sementara Raven berjalan menghentikan pergerakan Stella dengan cara menahan lengan mungil Stella.

"lepasin ih, gue telat minggir!"

"Sekolah itu gue yang punya. Lo telat atau engga, Gaada yang berani ngehukum lo" ucap Raven mendekat pada telinga Stella sampai deru nafasnya sangat terasa.

"bisa ga sih, gausah deket-deket" suruh Stella melepaskan cekalannya di lengan Stella.

"gue ada janji sama temen" ucap Stella lalu berlari ke pintu kamar mandi yang terletak di samping kasur tak lupa juga membawa seragamnya.

sementara Raven keluar dari kamar tak lupa menutup pintunya.

tak beberapa menit, Stella keluar dengan setelan seragam putih abu-abu miliknya. Ia tak peduli jika Raven punya sekolah, sekarang yang hanya diotaknya adalah telat ia benar-benar telat.

ia terdiam sejenak, mengingat sesuatu yang ia rasa tak ada. "tass, tas ransel gue di rumah" Stella menghela pasrah.

"yaudalah, minjem aja ke perpus" fikirnya, kemudian keluar kamar turun ke lantai bawah yang terlihat tak terlalu ramai dengan anggota.

STELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang