12. Botol permen

1.9K 179 5
                                    

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

12. Botol permen

Stella kembali dengan keadaan baik-baik saja namun teman-teman begitu khawatir padanya.

"Aaaaa Ella lo gapapa kan?, lo ga diapa-apain kan?, lo ga terluka kan?" tanya Zahra terus menerus.

"Kalian bisa liat kan kalo gue baik-baik saja tanpa luka satupun" balas Stella.

"btw, dia itu siapa sih kenapa dia nyariin lo?" tanya Nabila penuh selidik.

"Soal itu kapan-kapan gue ceritain, untuk sekarang gue gabisa cerita"

"Tapi gue kepo banget. Singkatnya aja deh yah" tawar Kaivara menyengir kuda.

Stella tertawa kecil lalu berkata, "dia pernah menjadi orang yang paling special dan berakhir menjadi orang yang paling gue benci".

"Udah itu aja"

"Masa lalu lo?" tebak Nabila menaikan alisnya.

"Kalian masuk kelas dulu aja gue mau disini bentar" ucap Stella diangguki oleh mereka lalu melangkahkan kakinya kedalam kelas kecuali Stella.

Stella duduk di kursi panjang depan kelas seraya memainkan ponselnya dengan tangan gemetar menahan rasa sakit.

Jantungnya berdetak sangat cepat, ia mengepalkan tangannya menahan rasa sakit.

Tiba-tiba Raven datang dan langsung mencekal pergelangan tangannya, membuat Stella terkejut.

"apa-apaan sih lo Rav?!!"

"Lepasin gak?"

"sorry for what i said yesterday" bisik Raven membuat Stella terdiam sejenak.

"I really can't be without you" sambungnya.

"Lepas Rav!"

"Your mine!" tekan Raven menatap Stella dalam.

"Maksud lo apa bilang kalo gue itu pacar lo?" tanya Stella menatap Raven.

"gue bukan pacar lo ngerti!" tekan Stella.

"Gue gasuka dipaksa!" sambungnya.

"Dan gue gasuka penolakan!" balas Raven tegas.

"Gue bilang gamau ya gamau!!!" teriak Stella kesal, kemudian masuk kedalam kelasnya.

STELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang