Part 9 (Batal)

45 8 3
                                    

-Zee POV-

Saat melihat ada dua paket yang seukuran karung besar datang, aku berjingkrak girang, "Yeaaay! Paketnya datang! Paketnya datang!!"

Bapak, ibu dan bang Arya juga ikut girang. Kecuali Lala yang dari tadi mukanya masam, aku tarik tangan Lala, "Ayo cobain, sekalian kita fitting hari ini,"

Lala menggeleng, "Gimana kita batalin aja resepsinya?"

Aku mengerutkan kening, "Maksudmu?"

Lala menunduk lesu, "Kita langsung nikah di KUA aja, ga usah bikin acara apa-apa... Biar cepet dan gak ribet, setelah nikah kita bisa cepet-cepet balik ke kota dan ngurusin kerjaan-kerjaan kita yang terbengkalai."

Aku menggeleng gak percaya, aku tarik Lala ke kamar, "Maksud kamu apa? Kenapa kamu mendadak berubah pikiran? Kamu gak mikirin gimana effort aku usahain ini semua, produksi gaunnya, kirim paket ke pedalaman gini gak mudah loh!"

Mata Lala sayu, "Maaf, nanti kamu potong aja gaji aku, aku bayarnya nyicil ya..."

Aku menggerang kesal, "Bukan masalah uang... Aaah... Uang segitu gak ada apa-apanya buat aku! Cuma kenapa? Ada apa sih? Aku paling gak suka sama orang plin-plan!"

Lala mendadak nangis, kan..
Salah lagi aku. Apa aku terlalu keras. Aku rangkul Lala dan kami mulai duduk di kasurnya, "Ayo cerita... Ada apa?"

Air mata Lala terus mengalir, "Aku mau temuin dia... Kami pasti bakal ketemu lagi kan... Hiks.... Zee ga perlu effort banyak kalau ujung-ujungnya kita bakal cerai... Aku pasti bakal nemuin dia lagi kok!" Aku melihat ada banyak harapan dari tatapan Lala.

Aku genggam tangan Lala, "Iya, kita bakal temuin dia... Aku penasaran siapa si brengsek itu?"

-Flashback 3 bulan sebelumnya- -Author POV-

Ada gadis mungil berambut panjang sedikit kewalahan menyeret kopernya yang besar untuk masuk ke bus, sampai-sampai tas Selempangnya tercecer karena bawaannya terlalu banyak.

Dari arah kursi tengah, ada mata jeli yang menatap gadis itu, gadis polos yang dengan santainya menunduk memungut tasnya tanpa sadar belahan dadanya terekspose karena posisi menunduknya.

Si pemilik mata jeli itu dengan gerak cepat membantu gadis bernama Lala itu, "Berat ya... Kasian, sini aku bantuin. Kursi di sebelahku kosong." Ucapnya dengan senyum ramah.

Lala akhirnya duduk santai di kursi bersebelahan dengan pria asing. Melihat Lala yang penuh keringat, dengan inisiatif pria itu memberikan Lala tissue.

"Makasih ya, mas," ucap Lala dengan senyum manis hingga membuat matanya nyaris hilang karena pipi tembemnya.

Pria tadi membatu dengan wajah merah karena dipanggil mas, mungkin terdengar sedikit sensitif bagi dia, seperti orang Korea manggil oppa, kan kesannya sedikit manis.

"Panggil aja aku Bima," ucap pria itu sambil mengulurkan tangan.

Lala menyambut uluran tangannya, "Aku Lala, Makasih ya mas Bima."

"Kamu mau kemana, Lala?"

"Ke Balikpapan, mas. Ada kerjaan. Mas Bima juga?" Tanya lala.

"Ya kita kan satu bus, tentu aja sama-sama ke Balikpapan."

Lala sedikit menjulurkan lidahnya, "Kali aja mas mau disetopin pinggir jalan sambil ngejar-ngejar monyet bekantan,"

Bima memasang wajah shock, "Wah itu ide bagus, apa kamu mau bantuin aku nangkap monyet?

Lala langsung terkekeh dan menepuk bahu Bima, Bima yang sejak awal tertarik akan kemanisan Lala langsung memerah dan dadanya berdebar kencang saat tangan gadis itu menyentuhnya.

Tiba-tiba sesuatu terjatuh dari tas Bima akibat tepukan Lala tadi, sebuah sketchbook terbuka di atas lantai bus, Lala melihat ada sketsa cantik di sketchbook itu, kemudian dia memungut sketchbook itu. "Wah cantik banget, mas bisa gambar?" tanya Lala.

Bima senyum tipis, "Hehe, iya... kadang kalau perjalanan lama itu suka bosan, jadi aku iseng-iseng aja menggambar tiap object yang aku lihat, entah penumpang lain ataupun sekedar pemandangan di luar jendela. Kamu suka? mau aku gambarin gak?"

Lala menepuk tangan antusias, "Yaampun keren banget!! mau mau! aku mau banget digambarin!!"

Bima mulai mengeluarkan pensil di dalam tasnya dan Lala mulai membuat posisi nyaman sambil bersandar di dinding bus. Bima sangat menikmati proses mensketsa kali ini, karena orang yang benar-benar tipenya itu, membuatnya antusias.

Setelah menunggu kurang lebih 45 menit, sketsa itu pun selesai, Lala menatapnya dengan sangat girang, "Yaampun cantiknya!!! Mas jago banget!!"

"Kamu boleh simpan gambar ini, " Bima mulai menyobek sketsanya tadi.

Mata Lala berkaca-kaca, "Ini baru pertama kali aku digambarin, ternyata menyenangkan banget!!"

"Kita bisa lakuin hal tadi di tempat lain, dengan posisi maupun pemandangan berbeda. kamu tertarik? Kamu ada jadwal penting gak setelah ini? Kalau seandainya kamu gak sibuk, gimana kalau kita jalan-jalan dulu sebentar?" Tanya Bima.

"Wah asik! Gak, kebetulan Lala juga senggang. ayok mas jalan-jalan!" ucapnya bersemangat. Lala dan Bima akrab dengan cepat, padahal mereka dua orang asing yang baru pertama kali bertemu

Perjalanan bus dari Samarinda ke Balikpapan membutuhkan waktu kurang lebih tiga jam, disaat kebanyakan penumpang tertidur, dua sejoli ini menghabiskan waktu dengan mengobrol, gak hanya itu, mereka mulai berani melakukan sentuhan fisik seperti mengusap kepala, saling cubit ataupun saling bersandar. Tiga jam itu waktu yang singkat untuk pendekatan, tapi bagi mereka itu waktu yang sangat cukup untuk memupuk perasaan mereka, apalagi sejak pandangan pertama mereka saling tertarik satu sama lain.

Saat bus sampai tujuan mereka turun, Bima menawarkan Lala untuk menitipkan barang-barangnya di hotel Bima dulu, supaya mereka leluasa berkencan tanpa bawaan berat.

Mereka mulai mengunjungi banyak tempat, seperti taman, mall, tempat makan maupun pantai, kebetulan Kota ini sangat dekat dengan pantai, mereka berlari-larian gembira di pasir dan sesekali bermain air, Bima menarik Lala hingga mereka berdua terjatuh ke dalam air, Lala menyiram wajah Bima dengan kesal dan Bima membalas, mereka saling siram hingga akhirnya Lala kelelahan dan jatuh ke pelukan Bima. Dengan nafas terengah-engah, mereka berdua saling tatap, Bima sangat tergoda untuk melahap bibir manis Lala, sayangnya ini tempat umum jadi dia menahan diri.

"Lala, kita basah kan jadinya... Gimana kalau kita mampir dulu ke Hotel aku, kita bersih-bersih dan istirahat bentar."

Lala dengan wajah memerah dia terbata, "Ke Ho-hotel kamu?"

TBC

Fake HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang