I'M OKAY|| PART 8

5 1 0
                                    

"Irene Vivilia Amoura, aku mengambil engkau menjadi istriku, untuk saling memiliki dan juga menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, dan pada waktu sehat maupun sakit. Untuk selalu saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang sangat tulus."
Ucap Garen lantang.

"Garendy Alkano, aku mengambil engkau menjadi suamiku, untuk saling memiliki dan juga menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, dan pada waktu sehat maupun sakit. Untuk selalu saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang sangat tulus." ucap Irene.

Pendeta meletakkan tangan kanannya di atas tangan kanan kedua mempelai yang berjabatan tangan dan berkata: "Saudara Garendy Alkano dan saudari Irene vivilia Amoura, berdasarkan kasih setia Tuhan Yesus yang menyebut diri-Nya mempelai jemaatNya, kami meneguhkan/nikahmu dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia. Kenakanlah kasih sebagai pengikat yang menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena itulah kamu telah dipanggil menjadi satu, untuk melakukan tujuan hidup penuhi bumi dengan kemuliaan Allah."

Serangkaian acara pemberkatan nikah sudah dilalui.Kini Garen dan Irene sudah menjadi suami istri yang sah di mata agama dan negara.

***

Resepsi

Kini para tamu bergantian mengucapkan selamat kepada kedua mempelai. Tidak terkecuali Tamara.

Flashback

Cafe...

"Tamara gue mau ngomong sesuatu sama lo." Ucap Garen pada Tamara.

Tamara terkejut mendengar gaya bicara Garen padanya.

"Kak, apa ini. Dan loe-gue, sejak kapan kakak ngomong kaya gitu sama aku." Protes Tamara.

"Oh iya, kemarin kakak ngapain di club."Tamara menatapnya tajam.

"Bukan urusan Lo, dan darimana Lo tahu kalau gue abis dari club." Garen juga menatap tajam pada gadis yang masih berstatus kekasihnya.

Tamara gelagapan,ia merutuki dirinya yang sudah berbicara seperti itu pada Garen. "Em, it.., itu"

"Kakak Lo yang ngomong gitu kan. Ten Alshava" Ucap Garen santai.

Lagi-lagi Tamara dibuat terkejut. Bagaimana bisa Garen tahu kalau Ten adalah kakaknya. Sementara ia sendiri memang memilih menutupi jika Ten adalah kakaknya.

"Kenapa, terkejut? atau Lo mengalami amnesia hingga melupakan jika Lo bukan anak tunggal, Lo punya kakak." Ujar Garen masih dengan santai.

"semenjak gue tahu kalau Lo itu adiknya Ten. Yang muncul dalam diri gue itu hanya perasaan benci sama Lo. Melihat Lo, gue kembali diingatkan tentang perbuatan brengseknya si Ten itu." Ucap Ten dengan nada yang mulai meninggi.

Mata Tamara berkaca-kaca. "Itu artinya, karena fakta ini sikap kakak berubah sama aku?."

"Ya, bisa dibilang begitu. Tapi juga ada alasan lain."

"Apa alasannya?." Tamara menatap mata Garen.

"Karena sebentar lagi gue akan menikah."
Ucapan Garen sungguh membuat Tamara terkejut.

"Menikah." Gumam Tamara. Air mata langsung mengalir dari pelupuk matanya.

"Dan gue mau bilang, mulai saat ini hubungan antara kita, berakhir." Ucap Garen dengan tegas.

"Menikah...., putus. Apa semua ini, kenapa kakak tega nyakitin aku. Padahal aku gak ada salah apa-apa sama kakak." Ucap Tamara dengan menangis.

Setelah mulai tenang, Tamara kembali berucap. "Oke, kalau itu mau kamu. Aku terima, mungkin kamu tidak ditakdirkan untuk aku. Dan semoga rencana pernikahan kamu lancar."

Tamara pergi dari sana.

Flashback end

'Garen, lagi-lagi kamu mengejutkan aku. Ternyata kamu menikah dengan Irene.' Ucap Tamara dalam hatinya.

"Selamat, semoga pernikahan kalian diberikan umur yang panjang. Selamat berbahagia." Ucap Tamara tersenyum lebar.

'Pura-pura bahagia itu sungguh hal yang menyakitkan. Menyakitkan saat memaksa tersenyum ditengah keadaan yang menyedihkan.' Batin Tamara.

'Tamara, maafin gue. Gue sungguh nggak berniat merebut Garen dari Lo.' Batin Irene.


Ia buru-buru masuk ke dalam WC.
Tubuhnya merosot ke lantai dengan air mata yang mengucur deras.

"Sakit, ternyata ini yang dinamakan sakit tak berdarah."

Bersambung....

I'M OKAY [short Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang