---ooo---
Keluarga kecil itu sedang bersantai di ruang keluarga sambil memakan kue bolu kukus buatan Ayna. Mereka tampak mangut mangut sambil memakan kue tersebut menandakan bahwa kuenya sangat enak. Tidak ada yang ragu dengan kemampuan memasak Ayna.
Jika sedang tidak ada kegiatan diluar rumah Ayna selalu menyempatkan waktu untuk memasak dan mencoba resep baru. Dia juga membantu mamanya mengurus rumah tangga. Dirumahnya memang tidak menggunakan jasa asisten rumah tangga. Itu permintaan dari sang penguasa rumah sendiri. Siapa lagi kalau bukan ibu negara.
"beruntung banget yang jadi suami Ayna nanti" celetuk Azizah memecahkan keheningan. Ayna yang mendengar itu hanya tersenyum malu.
"Beruntung apanya" sanggah Umar. Bendera perang tampaknya mulai dikibarkan oleh Umar.
"Umar" satu kata tegas keluar dari mulut sang kepala keluarga. Umar hanya cengengesan mendengar teguran itu. Ayna yang hendak membalas lantas diam setelah mendengar ucapan tegas dari papanya.
"Tapi benar juga kata Azizah" Rini, mamanya malah ikut mengompori Ayna. Ayna mengehela nafas berat. Nampaknya permasalahan calon suami Ayna akan menjadi topik pembicaraan kali ini.
"Nah..."
"Asyik banget ngobrolnya sampai tidak sadar ada orang masuk rumah" baru saja Umar akan ikut mengompori Ayna tetapi ucapannya dipotong oleh suara dari arah pintu rumah. Seorang perempuan cantik dengan rambut tergerai tanpa hijab berjalan dengan percaya diri kearah keluarga itu.
"Rania" Sang mama langsung berdiri memeluk putri bungsunya itu. Sudah setahun sejak terakhir kali Rania menginjakkan kaki dirumah itu. Dia sangat sibuk menyelesaikan pendidikan dokternya.
"Ngobrolin apa sih ? Aku salam berkali-kali sambil ngetuk pintu gak ada yang denger" gerutu Rania kesal. Cukup lama dia menunggu didepan pintu namun tidak ada satu orang pun yang membukakan pintu untuknya.
"Ini benar Rania kan ?" Tanya Umar tiba-tiba kepada adik bungsunya. Dia mengernyit bingung. Adiknya tampak berbeda kali ini. Bahkan sangat berbeda.
"Kenapa ?" tanya Rania balik yang juga bingung dengan pertanyaan kakaknya.
"Kok kamu jadi cantik sekarang ?"
Rania yang mendegar itu melongo seketika. Jadi sebelumnya dia jelek gitu. Sementara ucapan Umar juga diamini oleh Ayna. Ayna melihat adiknya tampak berbeda kali ini. Rania memang cantik dari dulu tapi sekarang jauh lebih berbeda. Tapi Ayna kurang suka dengan gaya dandanan dan pakaian Rania karena terkesan telalu mencolok.
"Kamu memang lebih cantik Nia" celetuk Ayna yang diamini oleh lainnya. Seketika Rania terdiam dan memandang Ayna seolah terdapat sesuatu yang ingin disampaikan. Ayna yang dipandang hanya mengangkat alisnya bingung seolah berkata 'ada apa'.
"Rania capek, Rania mau istirahat dulu" kata Rania sambil berlalu meninggalkan keheranan di wajah keluarganya. Rini tak mau ambil pusing, mungkin anaknya itu sedang lelah setelah melakukan perjalanan darat dari Jakarta ke Bandung
"Nanti malam jangan lupa turun ada keluarga Pak Handoko akan datang" teriak Rini kepada Rania yang sedang menaiki tangga menuju lantai dua. Rania tampak berhenti sejenak kemudian melanjutkan jalannya kembali.
Ayna merasa ada yang berbeda dengan adiknya. Biasanya mereka akan sangat dekat karena umur mereka hanya terpaut 2 tahun. Biasanya mereka banyak bicara membahas seputar dunia perempuan entah itu laki-laki, make up, skincare, teman, ataupun drama korea terbaru meskipun Ayna tidak terlalu suka menonton drama korea. Tapi entahlah, mungkin Rania memang sangat lelah setelah menempuh perjalanan panjang.
***
Setelah sholat isya keluarga Harmanan sudah bersiap menyambut tamu, yaitu keluarga bapak Handoko. Hari ini Ayna sengaja berdandan untuk menyambut kedatangan Aqil. Ayna ingin tampil cantik didepan keluarganya. Ayna menggunakan gamis terusan bermotif batik berwarna peach dengan hijab berwarna abu-abu semi putih. Tak lupa Ayna memoles sedikit make up pada wajahnya. Ayna menatap penampilannya sendiri didepan cermin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ender Boy [END] (Pindah Ke DREAME)
Spiritual"saya Aqil Haris Handoko berniat untuk melamar putri bapak Wahyu yang bernama..." Ternyata benar, mas Aqil berniat melamarku. Ya Allah, aku bahagia sekali. Aku akan merasakan momen yang diharapkan semua perempuan di dunia ini, dilamar oleh pujaan ha...