Chapter 8

70 4 0
                                    

Soojung membuka kedua matanya, ia ingat semalam ia pingsan saat myungsoo mencekik lehernya. Mimpi apa ia sekarang bisa bersama seorang psikopat seperti myungsoo. Ia manyadari kedua tangannya terikat dibelakang dan kakinya juga diikat.

"Ya tuhan tolong aku." Ucap soojung dalam hati.

Myungsoo masuk ke kamar soojung dan membawakan makanan untuk soojung.

"Aku mohon myungsoo lepaskan aku." Mohon soojung pada myungsoo.

"No..no... aku tidak akan melepaskanmu. Jika aku melepaskanmu maka wajah tampanku ini bisa saja sewaktu-waktu kau tampar. Aku tidak ingin hal itu terjadi lagi. Ahhhh aku membawakanmu sarapan, ayo buka mulutmu.." Ucap myungsoo sambil berusaha menyuapi soojung namun soojung memalingkan wajahnya dan enggan menerima suapan dari myungsoo.

Myungsoo pun kesal dan menaruh piringnya di meja samping ranjang soojung, kemudian memegang pipi soojung dengan kencang.

"AKu sudah memperingatkanmu lakukan apa yang kumau, kau sekarang adalah milikku. Jangan harap ada yang akan menolongmu. Arrasseo?" Ucapnya kemudian menghempaskan wajah soojung. Soojung hanya bisa menangisi hal ini.

"Cup.. cupp... uljima sayang.. ayo makan." Ucap myungsoo, dengan terpaksa soojung membuka mulutnya dengan air mata yang menetes.

"Ah aku juga membawakanmu buah kesukaanku." Ucap myungsoo menunjukkan sebuah apel yang telah dipotong-potong pada soojung, soojung langsung terkejut melihatnya.

"Kau gila myungsoo? Aku alergi apel!! Asmaku bisa kambuh jika memakannya!" Ucap soojung.

"Ahh benarkah?? Sayang sekali.. tapi aku ingin melihatmu memakan makanan kesukaanku sayang. Apapun yang kusuka maka kau harus menyukainya juga." Ucapnya sambil membelai rambut soojung, soojung menatap myungsoo dengan tatapan tidak percaya. Apakah myungsoo benar-benar gila?

Myungsoo menarik rambut soojung sambil menyodorkan apelnya pada soojung. Soojung meronta agar myungsoo melepaskannya.

"Aku bilang makan!!!" Teriak myungsoo sambil menarik rambut soojung lebih kencang, dengan terpaksa soojung membuka mulutnya. Myungsoo yang melihat soojung sudah memakan apelnya segera menutup mulut soojung untuk memastikan bahwa soojung menelan apel itu. Tak beberapa lama asma soojung kambuh.

"Hahh..hah..hahh..."

Napas soojung terengah-engah, myungsoo yang melihatnyapun tersenyum.

"Aku ingat waktu itu pangeranmu segera menolongmu. Tapi sekarang pangeran albino itu tidak akan datang sayang... Karena pangeranmu ada di depanmu saat ini" Ucap myungsoo.

"To...long..myung..soo..." Ucap soojung terbata, ia bahkan tidak bisa memegang dadanya karena tangannya diikat. Myungsoo tertawa terbahak-bahak melihat soojung kesulitan bernapas seperti ikan yang butuh air untuk bernapas, baginya itu lucu? Benar-benar psikopat.

"Tenang sayang, aku sudah membawakan inhaler untukmu. Aku tidak akan membiarkanmu mati." Ucap myungsoo kemudian memakaikan inhaler pada soojung.

Setelah memakai inhaler napas soojung mulai teratur kembali, ia menatap myungsoo dengan tatapan tajamnya.

"Wae?" Tanya myungsoo kemudian ia mencium kening soojung dengan paksa dan meninggalkan soojung di kamar.

"Sehun kumohon tolong aku." Ucap soojung sambil menangis berharap sehun akan menemukannya.

***

"Bagaimana hun apakah sudah ada perkembangan?" Tanya chanyeol.

"Belom hyung, tadi aku sudah mengecek cctv di depan butik dan mengecek plat nomor mobil yang menculik soojung tapi ternyata itu adalah mobil sewaan." Ucap sehun sambil mengusap wajahnya.

"Tenang sehun, kami akan membantumu." Ucap chanyeol menenangkan sehun.

"Hun , sekertarisku menemukan alamat rumah myungsoo. Aku juga menemukan bukti bahwa ia juga sempat melakukan penipuan di luar negri maka dari itu ia kabur kesini, dan kurasa ia memang mengincar soojung sejak lama." Ucap kai. Kai menunjukkan akun medsos soojung dan postingan soojung selalu dilike oleh myungsoo namun ia tidak like foto pernikahan soojung dan sehun, setelahnya myungsoo sudah tidak pernah mengelike foto soojung lagi.

"Baik kai, aku akan menghubungi polisi." Ucap sehun segera menghubungi polisi.

***

"Apa lagi yang kau inginkan myungsoo??" Tanya soojung yang mulai lelah dengan kelakuan aneh myungsoo. Saat ini ia tengah duduk didepan cermin karena myungsoo menyuruhnya.

"Lihatlah wajahmu sangat cantik." Ucap myungsoo sambil membelai rambut soojung dan menyisirnya, soojung yang risih pun mencoba menghindar namun myungsoo tidak peduli.

Myungsoo mengeluarkan sebuah kalung dari sakunya. Kalung yang terlihat seperti pita dan manis, ia mencoba memakaikannya pada soojung. Andaikan itu sehun yang memakaikannya pasti soojung akan menerimanya dengan senang hati, namun berbeda dengan ini dimana seorang psikopat seperti myungsoo yang memakaikannya pada soojung.

"Kau harus diam soojung, jika tidak aku akan melakukan hal buruk padamu." Ancam myungsoo, akhirnya soojung pun menurut karena takut.

Setelah selesai memakaikan kalung dileher soojung, myungsoo menatap soojung di cermin dan tersenyum. Menurut soojung senyum itu sangat menakutkan. Tiba-tiba saja terdengar suara berisik dari luar rumahnya. Myungsoo segera melihat ke jendela dan ia melihat sehun datang bersama sama dengan polisi.

"Sehun." Ucap soojung kemudian melepas kalung itu dan melemparnya, ia segera menuju pintu dan hendak membuka kuncinya namun myungsoo langsung menariknya dan mengapit leher soojung dengan tangannya.

"Lepaskan myungsoo." Ucap soojung sambil meronta untuk dilepaskan.

Pikiran myungsoo mulai kacau, ia saat ini bingung harus berbuat apa. Dengan sekuat tenaga soojung menginjak kaki myungsoo hingga myungsoo kesakitan kemudian ia membuka kunci kamarnya. Myungsoo yang melihat soojung mencoba kabur lalu melihat kalung yang tadi ia pakaikan pada soojung telah lepas. Dengan cepat ia berdiri dan menjerat leher soojung dengan kalung itu hingga soojung terjatuh.

"Aaaaaaaaaa..." Teriak soojung mencoba melepaskan kalung itu karena myungsoo menjeratnya dengan kencang.

Sehun dan polisi-polisi disana mendengar suara dari arah kamar, mereka segera menaiki tangga menuju kamar.

Myungsoo sudah bingung harus berbuat apa, dalam pikirannya sekarang lebih baik ia bunuh saja soojung agar tidak ada lagi yang memiliki soojung.

"Aaaaaaa..." Soojung meronta-ronta berusaha melepas tali yang mencekik lehernya namun myungsoo tidak peduli karena pikirannya kalut.

"Le...pas...kan..ku.. mo..hon.." Ucap soojung masih berusaha melepaskan.

"Andwaeeee.... Kau harus matiiii karena aku tidak ingin kau dimiliki siapapun." Ucap myungsoo menarik kalung itu dengan kencang.

"Sa...kit...ak...ku..ti...dak..bi..sa..ber..na..pas..ku..mo..hon..." Ucap soojung lemah.

Pintu kamar pun terbuka. Sehun yang melihat keadaan soojung hendak mendekat namun ditahan oleh polisi.

"Kim Myungsoo lepaskan!!!!" Teriak sehun.

"Se..hun.." Ucap soojung terbata, ia benar-benar kesulitan bernapas dan pandangannya mulai kabur. Myungsoo menarik kalung itu makin kencang hingga soojung rasanya benar-benar ingin mati.

Polisi-polisi itu langsung mendekat kearah myungsoo, myungsoo melepas kalung itu dan soojung pun terkulai lemah kemudian tergeletak dilantai. Myungsoo mencoba melawan namun polisi itu memukul myungsoo dan segara membawa myungsoo keluar. Myungsoo sempat melihat soojung dan hendak kabur lagi namun polisi menahannya.

"Soojung!! Sayang!! Tolong aku sayang!!" Teriak myungsoo.

"Soojung-ahh." Panggil sehun melihat keadaan soojung yang sudah tergeletak di lantai.

Sehun segera membopong soojung menuju ambulance dan alat bantu oksigen telah dipakaikan pada soojung. Sehun menggenggam tangan soojung dengan erat.

"Bertahanlah soojung kumohon!" Ucap sehun, tanpa sadar air matanya menetes melihat keadaan soojung.

***

Di rumah sakit soojung langsung dibawa ke ruang VIP, sehun langsung melakukan pengobatan pada soojung. Keadaan soojung saat ini membuat hatinya sangat sakit. Dari luar kai, suzy, chanyeol sedang menunggu. Suzy melihat perhatian yang sehun berikan pada soojung pun geram, ia kemudian melangkah pergi dengan alasan ke toilet. Chanyeol yang menyadari tingkah laku suzy membiarkannya, ia akan bicara pada suzy nanti pikirnya.

"Bagaimana kondisinya hun?" Tanya kai setelah sehun keluar dari ruangan.

"Aku sudah mengobati beberapa lukanya dan memasangkannya alat bantu pernapasan karena sepertinya pernapasan soojung sedikit terganggu." Ucap sehun.

"Tenang saja hun, chanyeol akan dihukum seberatnya karena ia juga telah melakukan penipuan di luar negri. Polisi juga sudah memberitahu bahwa ia memiliki jiwa psikopat." Jelas chanyeol.

"Ne hyung aku tidak akan membiarkan namja itu dihukum dengan ringan. Aku harus mengatasi trauma soojung untuk saat ini." Ucap sehun.

Sehun menyerahkan beberapa operasinya pada suho karena ia ingin menemani soojung. Cukup lama soojung tak sadar.

"Sehun..." Ucap soojung pelan.

"Jung..." Ucap sehun kemudian mengecek keadaan soojung. Ia melepas tabung oksigen soojung dan menggantinya dengan selang oksigen yang kecil.

"Sakit.." Ucap soojung kemudian menangis. Sehun pun memeluk soojung untuk menenangkannya. Soojung menangis terisak mengingat kejadian saat myungsoo menyekap dan memperlakukan dirinya sesuka hati myungsoo.

"Sehun.. dia memperlakukanku dengan buruk.. dia.. seperti psikopat." Ucap soojung takut.

"Gwaenchana, aku akan pastikan dia dihukum seberat-beratnya." Ucap sehun dengan yakin.

"Kau ingin istirahat?" Tanya sehun.

"Ne.. tapi kau harus menemaniku, kau tidak boleh kemana mana." Ucap soojung berusahan memejamkan matanya sambil menggenggam sehun untuk memastikan bahwa sehun tidak meninggalkannya.

***

"Oppa!!!" Panggil suzy dari bawah.

"Aishh apakah ia belum bangun." Ucap suzy lagi kemudian berjalan menuju kamar chanyeol.

"Oppa aku sudah memanggilmu dari tadi tapi...... oppa!!!!" Teriak sulli saat melihat chanyeol tergeletak dilantai.

"Oppa ireona! Astaga kau juga mimisan oppa." Ucap suzy panik.

Suzy segera membawa chanyeol ke rumah sakit, saat di rumah sakit suzy melihat sehun dan segera menghampirinya.

"Sehun tolong aku chanyeol oppa tiba tiba sudah tak sdarkan diri tadi pagi dan hidungnya mimisan." Ucap suzy panic, Sehun yang mengerti pun segera menghampiri chanyeol dan mengecek kondisi chanyeol.

Saat sedang memeriksa kondisi chanyeol, chanyeol pun membuka matanya. Wajahnya terlihat sangat pucat.

"Hyung kondisimu memburuk, aku akan rutin melakukan kemotrapi untukmu hyung. Kau harus berusaha sembuh." Ucap sehun.

"Bagaimana dengan suzy?" Tanya chanyeol.

"Suzy menunggu di luar, ia sangat panic saat melihat kondisimu. Apakah aku boleh memberitahunya?" Tanya sehun kembali.

"Biar aku saja yang memberitahunya hun." Ucap chanyeol.

"Suzy." Panggil sehun setelah keluar dari ruang rawat chanyeol.

"Bagaimana keadaannya hun?" Tanya suzy.

"Kau bisa tanyakan langsung pada chanyeol hyung, ia ingin memberitahumu secara langsung." Ucap sehun dan suzy segera memasuki ruang rawat chanyeol. Chanyeol tersenyum ketika suzy masuk dan suzy pun mendengus kesal.

"Yaa oppa!!!! Neo appo?" Tanya suzy.

"Hmmm.... Begitulah." Jawab chanyeol.

"Itu bukan jawaban oppa, cepat jelaskan padaku kau sakit apa?" Tanya suzy memaksa.

"Baiklah. Aku sakit leukimia dan sisa hidupku tidak akan lama lagi." Jawab chanyeol.

"Geotjimal." Ucap suzy.

"Terserah kau mau percaya atau tidak. Aku sudah mengatakan sejujurnya, untuk itulah aku menyusulmu kemari untuk menghabiskan sisa hidupku bersamamu tapi kau masih menyimpan dendam pada sahabatmu dan kau masih mencintai sehun. Apa yang bisa kulakukan sekarang?" Ucap chanyeol frustasi.

"Oppa.... Mianhae.. aku..." Ucap suzy kemudian menangis.

TBC

Love Can't be ForcedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang