|ON-GOING|
❝
Seperti halnya matahari terbit untuk tenggelam, dia datang untuk pergi di kemudian.❞
ft. cbg - srj ✶
-----
re-up : jan 12, 2022
update : every saturday
COLLABORATION STORY BETWEEN :
@venecyajisu & @philocaly16
- h a p p y r e a d i n...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sang surya menampakan sinarnya. Secara langsung menembus kaca jendela kamar milik seorang gadis bersurai cokelat. Burung-burung saling bersahutan, bunyi nyaring alarm terus saja mengusik- memaksa masuk ke dalam mimpi sang gadis. Erangan pelan terdengar di ruang itu. Akhirnya perempuan bersurai pendek itu pun bangun.
"Aduh, jam berapa nih!" Ryujin melirik jam di sebelahnya yang menunjukan pukul 7.00 pagi.
Ia meregangkan tubuhnya yang kaku, lalu beranjak mandi. Sebuah rutinitas pagi seperti biasanya.
- • -
Sebuah cermin tinggi melukiskan bayangan seorang lelaki bermata bulat, dengan hidung mancung dan bahu gagah yang telah menggendong ransel hitam di bahunya. Tak terasa jam sudah mampilkan pukul tujuh lebih lima menit. Lelaki itu pun segera menuruni tangga dengan kaki panjangnya.
Kampus, di sinilah ia berada sekarang. Melangkah dengan girang di lorong gedung fakultas. Tidak sendiri tentunya, bersama sang sahabat, Choi Soobin namanya.
"Kok tumben ya cerah banget?" Beomgyu berucap. Matanya sibuk melihat langit biru penuh awan tanpa adanya mendung ataupun hujan.
"Iya nih, tumben. Bukannya lagi musim hujan ya?" Sang sahabat menimpali. "Udah ah buru ke kelas, entar telat," ucap soobin. Dirinya sendiri memang tergolong rajin dan pintar, juga baik. Tak heran Lia sang kekasih terpincut dengannya.
Beomgyu hanya mengiyakan, lalu mereka kembali berjalan beriringan menuju kelas.
Sesampainya di kelas beomgyu menyapa semua orang di dalam kelas dengan senyum lebar. Tampan? Tentu. Bersama sikap manisnya seorang Beomgyu menjalani hari.
Beomgyu menghampiri temannya Soobin. "Bin, percaya ga?" Beomgyu menyangga dagu dengan tangannya di meja.
"Apaan?" Soobin menyiritkan dahinya.
"Gue ada feeling bakal ketemu dia lagi," katanya tersenyum manis. Soobin hanya menanggapi itu dengan anggukan. Meski batinnya binggung dengan Beomgyu yang tak biasa tertarik dengan wanita asing.
Kring!... Kring!... Suara nyaring menyelimuti satu kampus. Seorang perempuan dengan rok span dan kemeja hitam masuk ke dalam kelas. Dengan sekejap membuat semuanya diam di tempat.
"Pagi semuanya. Kita mulai ya!" Lembaran buku tebal dibuka olehnya. Pemandangan mengerikan bagi semua mahasiswa di sana.
- • -
Akhirnya jam pulang tiba. Para mahasiswa yang selesai dengan kelasnya pun berhamburan keluar dengan perasaan lega dicampur senang. Tak terkecuali Choi Beomgyu.
"Gyu, duluan ya." Lelaki berpostur tinggi itu merangkul gadis di sebelahnya setelah mendapat anggukan dari Beomgyu.
"Kapan gue bisa kayak gitu?" Beomgyu tersenyum kikuk menatap diorama manis yang menyiksa batin. Lantas perutnya berteriak kelaparan saat itu juga.
Meski rasa lapar Beomgyu tak tertahankan, pulang ke rumah rasanya terlalu lama untuk menahan rasa meronta-ronta itu. Akhirnya Beomgyu pergi ke kantin. Sesampainya di kantin, entah ini mimpi atau apa bagi Beomgyu, ia menemukan Ryujin. Dengan sweater putih, rok cokelat selutut, membuat mata Beomgyu tak berkedip sama sekali. Astaga, cuaca siang ini memang sangat hambar tanpa adanya sapaan beomgyu.
Ya.. di saat seperti ini, sangat mustahil jika lelaki itu tak menghampiri Ryujin. Duduk di samping si gadis adalah pilihan terbaik.
"Hai.." Beomgyu menyapa.
Gadis itu tak berkutik sedikit pun. Masih dengan makannya ia bergumul.
"Nama lo siapa?"
Sayang sekali.. Gadis itu masih menyimpan namanya dari Beomgyu. Si pemuda tersenyum kaku. Sudah lima detik terlewati, masih saja Beomgyu menunggu jawaban sang gadis di depannya.
"Ada apa?" Oh Tuhan akhirnya. Senyum Beomgyu mengembang menggambarkan kesenangan di dalam dirinya.
"Akhirnya.. Lo jawab gue. Nama lo siapa?" tanya Beomgyu yang tak melepas pandangan dari manik hitam di depannya.
"Penting banget ya nama gue?" Ryujin mengelap mulutnya singkat. Terlihat jelas Ia sangat lelah jika mendengar ocehan manusia tak dikenal di hadapannya.
"Iya, penting. Gue mau ngobrol dengan orang yang punya nama." Beomgyu menyahut.
"Gue ga punya nama. Jadi sekarang pergi." Gadis itu membalas Beomgyu kembali. Ekspresi mukanya menandakan kekesalan yang tertahan pada pria Choi ini.
"Kenapa sih? Gue cuma mau tau mana lo dong kok. Bukan KTP lo." Beomgyu menyerocos. Meski takut dengan sorotan mata gadis ini, ia tetap kekeh mencari perhatiannya.
"Privasi."
Ya, sesingkat itu jawaban ryujin. Akhirnya beomgyu memilih bungkam. Memang sesulit itu berbincang dengan gadis ini. Tak lama setelah itu, Ryujin bangkit dari kursi lalu melangkah cepat meninggalkan Beomgyu sendiri. "Emang bukan rezeki.."
Beomgyu kembali menggendong tasnya yang sempat tergeletak di lantai sebagai saksi bisu kemalangan nasibnya dalam usaha pendekatan pada seorang pemudi.
"Kenapa dia menarik banget ya? Sabar Gyu... Semua udah di atur di waktu yang tepat. Semangat!" Tangan Beomgyu mengepal semangat, sorotan matanya menunjukan niat yang ia buat mulai sekarang.