Chapter 06

76 26 2
                                    

Satu ruang yang dipenuhi dengan alat-alat kimia dan zat-zat berwarna merah sampai hijau itu akan dijadikan topik utama pembelajaran para mahasiswa hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu ruang yang dipenuhi dengan alat-alat kimia dan zat-zat berwarna merah sampai hijau itu akan dijadikan topik utama pembelajaran para mahasiswa hari ini.

Di sana tersedia meja panjang yang dapat diisi orang-orang yang sudah dibagi menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari dua orang, masing-masing akan mengerjakan tugas yang sama namun menggerakan peralatan yang berbeda agar dapat selesai sesuai tenggat waktu yang ditentukan dosen.

Seperti halnya dua gadis di salah satu bangku itu. Dia yang bernama Ryujin kini sibuk menyatukan zat-zat kimia ke dalam satu labu ukur. Sedangkan partner-nya, Lia, sibuk dengan...

...dengan apa?

Wajahnya terlihat berpikir keras. Namun, ternyata objek di kepala tidak ada hubungannya dengan kelas kimia yang sedang dipelajarinya. Lalu berpikir tentang apa dia? Baiklah, mari kita memasuki batin gadis Choi itu.

"Aduh gue bisa gak ya?"

"Kenapa raut dia dingin banget sih?"

"Kalau gue gak bicara sama dia, nanti Beomgyu kecewa."

"Ah, masa bodo!"

Semacam itulah yang diperdebatkan Lia seorang diri. Kembali ke kenyataan, ia mengambil satu langkah kecil yang membuat jarak antara dirinya dan Ryujin pudar. Perlahan Lia menetralisir gugup, tangannya nyaris menyentuh bahu Ryujin. Tapi mengapa nyaris?

"Ryu—"

Ah, ini jawabannya. Ucapan Lia langsung terputus ketika ia baru saja ingin membuka obrolan dengan Ryujin tapi gadis itu malah pergi. Apakah ini alasan Lia ragu untuk mendekati Ryujin?

"Eh sorry, ada apa?"

Ah, dia kembali. Tapi Lia malah dibuat gugup olehnya—lebih gugup daripada saat ia pertama kali dekat dengan sang pujaan, Choi Soobin. Untuk kasus yang sekarang sudah tanggung begini mau bagaimana lagi? Siapapun tolong Lia.

"O-oh itu.. cuma minta tolong ambiling pipet."

Ryujin mengangguk untuk merespon. Ya.. meski batinnya agak kepo. Ia rasa ada yang ingin dibicarakan teman sekelasnya itu. Tapi seperti biasa, hanya lambang tak acuh yang ditampilkannya.

"Ini pipetnya."

Senyuman kecil terempar pada Lia. Manisnya! batin gadis Choi itu. Meski singkat dan cepat Lia dapat menyimpulkan bahwa Ryujin sebenarnya anak yang baik, hanya tidak terlihat saja karena raut datar dan nada ketus dari tiap ucapannya.

Waktu habis. Kelas praktikum selesai dengan mereka yang meninggalkan hasil penelitiannya untuk dikoreksi sang dosen. Semua mahasiswa berhamburan keluar kelas dengan rasa senang mendominan. Ya, meski beberapa harus melobi untuk mendapat waktu lebih agar bisa menyempurnakan praktik mereka.

Tak hanya satu kelas perkuliahan yang selesai, di tempat lain dengan gedung yang sama juga mengeluarkan beberapa mahasiswa dari kelas sebab jam terbang yang telah usai. Iya, termasuk Beomgyu yang berjalan menyusuri lorong sambil mencari temannya, ah ralat sepasang kekasih yang menjadi temannya maksudnya.

Siapa lagi jika bukan Lia dan Soobin? Beomgyu menemui keduanya, walau sebenarnya hanya Lia saja yang ia butuhkan saat ini. Namun, pasangan itu satu paket, seperti biasa.

"Bin, mau kemana?" tanya Choi Beomgyu yang sudah berhadapan dengan dua makhluk itu.

"Mau makan sama Lia. Tapi katanya ada urusan sama lo, jadi ke sini dulu," jawab Soobin.

"Oh, sorry ya ganggu," ucap Beomgyu. Ada rasa tak enak karena mengganggu mereka, tapi mau bagaimana lagi? Namanya juga sedang butuh bantuan.

"Santai. Yaudah gih katanya mau tanya tentang si pujaan hati.." kata Soobin menggoda sang sahabat. Ah, rupanya dia sudah tau tentang apa yang akan dibicarakan sang sobat.

Beomgyu agak salah tingkah, tapi lanjut saja bicara pada Lia. Dia tentu tak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang ada.

"Gimana responnya?" Mata Beomgyu bersinar mengharapkan jawaban positif dari Lia.

Namun, sedetik kemudian batinnya dibuat kecewa karena jawaban gadis itu.

Lia menggeleng lesu. "Maaf, Gyu... gue belum berani. Dia anaknya ramah sih, tapi gue ga berani tiba-tiba bahas topik itu. Maaf ya..." Lia menjelaskan lalu mengulum bibirnya karena dilanda rasa bersalah.

Ekspresi Beomgyu mengalami perubahan drastis. Senyumnya yang lebar menipis, matanya yang berbinar berubah menggambarkan rasa kekecewaan.

"Gapapa Li, makasih ya.." ucap Beomgyu yang diiringi senyuman kikuk, meski ada suatu perasaan mengganjal di benaknya.

"Sabar ya Gyu. Lo ga gampang nyerah, gue tau itu. Semangat pdkt-nya!" Soobin memberi tepukan singkat pada bahu Beongyu, lalu pamit bersama sang kekasih.

Beomgyu menjatuhkan dirinya pada kursi lorong di sisi kiri. Sedikit kecewa tapi tak ada yang bisa ia lakukan. Dari awal pertemuannya dengan sang pujaan memang tidak mulus. Diawali kekacauan yang Beomgyu buat sehingga Ryujin dipecat dari pekerjaannya. Lantas detik ini hati Beomgyu malah terikat pada Ryujin. Namun, siapapun tau itu sulit untuk mendapat balasan. Ia pun hanya bisa berharap, semoga saja rintangan berikutnya tidak terlalu berat.

— • —

Langkah yang berat diiringi hempasan lesu dari Choi Beomgyu membawanya pada kursi halte. Ia menduduki salah satu bangku kosong di sana. Suasana ramai, namun sayang itu membuat Beomgyu tidak terlalu nyaman.

Karena cukup bosan, Beomgyu mulai memainkan ponselnya. Dari mulai berkirim pesan yang tak jelas dengan Yeonjun, menonton drama, sampai mendengarkan lagu galau untuk mewakili perasaannya. Oh, astaga.. lebay sekali seorang Choi Beomgyu.

Kenapa bus lama sekali? batinnya.

Lalu yang tiba-tiba datang adalah seorang perempuan berambut pendek yang langsung duduk di sebelahnya. Beomgyu belum menyadari itu sebelum suara yang tak asing berbicara padanya.

"Kursi lain penuh," ucapnya dengan singkat.

Ternyata tidak semua harapan akan hilang begitu saja. Senyum Beomgyu mengembang hingga menampilkan deretan gigi putih yang menggambarkan kebahagiaan dalam hati Beomgyu saat ini.

Ya, datangnya gadis dengan nama panjang Shin Ryujin itu membawa suka cita sederhana pada Beomgyu. Sekarang ia berniat untuk tak lagi bertingkah laknat yang mampu membuat Ryujin pergi dari hadapannya.

Lalu saat ini, bolehkah Beomgyu berharap pada semesta untuk menurunkan rintik air dari langit yang dapat mengulur waktunya bersama gadis Shin ini?

──┄ ℬ - ℛ ┄──

Fly, then Comeback to Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang