"Woi woi, The!! Kayanya mereka putus, deh!!"
Thea langsung menegakkan badannya begitu mendengar ucapan Ramira Shifanya, teman sebangkunya yang biasa disapa Mira.
"Masa, sih?" tanya Thea dengan wajah ragu.
"Lihat aja instastorynya Kak Mey," jawab Mira menyebut nama pacar Revan, Meysa Annastasya Himana, atau mungkin yang sekarang sudah jadi mantan. Semoga saja.
Thea ikut melihat ke ponsel milik Mira yang menunjukkan bukti screenshoot dari instastory Meysa. Dalam instastory itu terlihat foto siluet yang mereka yakini adalah Revan. Ditambah dengan caption yang cukup membuat Thea harap-harap cemas. Caption itu bertuliskan 'Maaf dan Terimakasih.'
Thea menelan ludahnya dengan susah. Beneran putus apa cuma berantem biasa, nih?
"Ah, kalau baru gini doang mah kagak bisa dipercaya," ucap Thea yang sebenarnya berharap kabar itu benar adanya. Kurang ajar sih, tapi hati tidak bisa berbohong.
Sudah dua minggu berlalu sejak event basket selesai yang artinya tahun pun ikut berganti. Semua kembali seperti semula. Thea berangkat sekolah seperti biasa, bertemu teman-teman, belajar di kelas atau membolos di kantin.
Dan Revan...
Ah, cowok itu. Kelakuannya masih sama. Dia masih akrab dan sering chatingan dengan Thea. Bahkan terakhir kali Revan sampai berani menelpon. Thea pikir karena ada sesuatu yang mendesak makanya ia menerima telpon dari Revan. Tahunya cowok itu memang hanya iseng ingin telponan dengan Thea.
Beberapa kali juga mereka berpapasan di sekolah. Misalnya di kantin, nantinya saat sepulang dari kantin, begitu Thea sudah di kelas ia akan menerima chat dari Revan yang menanyakan beli jajan apa saat di kantin tadi.
Ingin tidak baper tapi sudah terlanjur jauh begini. Mau tiba-tiba cuek, hati belum tegar kalau harus lost contact dengan Revan. Tapi kalau begini terus makan hati juga.
Revan memang cowok ter-gajelas yang pernah Thea temui.
Dan Thea lebih gajelas lagi karena masih meladeninya.
Soal Revan dan Meysa, tidak ada yang tahu hubungan mereka itu seperti apa sebenarnya. Entah mereka benar masih pacaran atau sudah lama putus. Tidak ada yang tahu, hanya mereka berdua dan Tuhan yang tahu. Sok misterius banget????
Yang Thea tahu pasti hanya mereka memang sudah atau pernah menjalin hubungan yang lumayan lama. Sekitar 3 tahunan, wow banget ga tuh. Bahkan, Thea dengar-dengar mereka mempersiapkan pendaftaran masuk ke SMA Harapan bersama. So sweet banget, kan?? Gak mungkin yang begini bakal gampang putusnya.
Setiap hari Thea selalu merapalkan mantra yang sama yaitu untuk tidak jatuh terlalu dalam ke permainan Revan. Kurang lebih Thea paham, Revan mungkin hanya jenuh dengan hubungannya yang sudah lama dan ingin mencoba hal baru. Dan sialnya Thea menjadi salah satu sasarannya. Maka dari itu Thea berusaha untuk tidak terlalu menunjukkan kalau dia tertarik dengan Revan. Gengsi juga kalau ketahuan demen sama yang udah ada pawangnya.
***
"Kak, lo waktu teater jaman kelas 11 ambil tema apa?" tanya Thea pada seseorang yang ada di sebrang sana.
"Komedi. Asal lo tau aja kelas gue juara 2 waktu itu," jawab Revan dengan bangga.
Keduanya kini sedang berbicara melalui telepon. Udah mulai jadi rutinitas kayaknya.
"Iya? Keren dong. Lo jadi apaan emang?"
"Jadi salah satu aktornya, lah."
"Lah masa? Lo lucu emang?"
"Pertanyaan lo sekate-kate ye. Gini-gini gue cowo humoris, loh."
"Spek kayak lo nih biasanya buaya," celetuk Thea bermaksud menyindir.
"Eh apaan nih tiba-tiba kena tuduh," jawab Revan dengan nada tak terima. Ngeles aja dulu.
"Bener, kan?"
"Gosip darimana sih, El?"
"Tembok SMA Harapan berbicara," jawabnya dengan nada sok misterius.
"Gue robohin juga tu dinding."
"Hahahaha yang ada lo diDO dari sekolah."
Dan percakapan random lainnya. Biasalah masa remaja.
***
"The, lo ga ngerasa jahat banget apa sama Juan?"
Thea melirik sekilas lawan bicaranya kemudian lanjut mengunyah batagor yang baru saja ia beli.
"Lama-lama kasian gue liatnya."
"Yaudah gebet, gih."
"Sinting! Gue cowo goblok." Zean mengumpat.
"Tapi bener juga sih kata Zean. Lo nggak ada niatan buat baikan gitu sama Juan, The? Mau sampe kapan perang dingin gini?" sahut Fannya mengingat tampang kasihan Juan saat berpapasan dengan Theala di kantin.
Thea mendesah pelan. Mau diberi penjelasan berapa kalipun juga memang posisinya Thea yang salah. Jadi, menurut Thea tidak ada alibi yang pas untuk menjelaskannya kepada teman-temannya.
Tapi kalau boleh jujur, Thea sebenarnya juga tidak ingin ada perang dingin seperti ini dengan Juan. Pengennya putus yang dewasa gitu, masih bisa akrab walaupun sudah jadi mantan. Tapi kalau Thea kembali mengakrabkan diri dengan Juan, yang ada justru Juan yang berharap mereka akan kembali lagi. Semua orang juga tahu Juan masih mengharapkan Thea. Dan Thea tidak mau menjadi orang jahat untuk kesekian kalinya. Maka dari itu, Thea pikir keadaan seperti ini sudah paling benar untuk mereka berdua.
"Yeee ditanyain juga malah ngelamun lo."
Seketika Thea tersadar dan mendecak pelan.
"Entar kalo udah waktunya juga baikkan lagi."
Setelahnya kedua temannya tidak bisa berkomentar apa-apa lagi. Terserah Theala saja lah.
***
Waktu memang terus berlalu, bersamaan dengan perasaan Thea yang semakin berharap lebih akan hubungannya dengan Revan yang masih saja tidak jelas.
Terkadang, Thea merasa Revan menyukainya. Segala perhatiannya, intensitasnya dalam hidup Thea, kelakuannya yang tidak mungkin tidak membuat Thea kegeeran. Lantas, akan ada satu waktu dimana Thea meragukan itu semua. Revan memang se-abu-abu itu.
Sepanjang kisah ini berjalan, Thea selalu tahu, ini tidak benar. Yang terjadi padanya dan Revan tidaklah benar. Seharusnya Thea tidak membiarkan kisah ini ada. Ia terlalu menggampangkan perasaannya hingga tanpa sadar perasaannya sudah sebesar ini pada Revan.
Thea hanya bisa menunggu.
Apakah kisah Theala dan Revan memiliki ending yang bahagia atau malah sebaliknya?
Tanpa sadar pun Theala mengkhawatirkan kemungkinan yang kedua.
Dan Thea merasa hubungan ini semakin tidak benar..
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
So, I Married With My Ex
Ficção AdolescenteBalikan sama mantan? Hell, nope. BIG NO! Buat seorang Theala Zemira Muza, balikan sama mantan adalah perbuatan tidak terpuji alias buang buang waktu banget. "Gue sih anaknya paling anti ya balikan sama mantan," ucapnya saat masih menjadi seorang ga...