Part 20

2.9K 110 27
                                    

Selena yang saat ini tengah asyik melukis di taman belakang rumahnya, tiba-tiba merasakan kepalanya berputar. Ia memijit-mijit kepalanya dan menahan mual yang tiba-tiba juga menyerang. Merasa tidak tahan lagi dan dan takut pingsan, Selena memanggil salah satu pelayan yang kebetulan lewat. Saat pelayan itu berjalan menuju ke arahnya, pandangan Selena tiba-tiba menggelap dan ia sudah tergeletak tidak sadarkan diri.

Pelayan tersebut sontak berteriak histeris, seluruh penghuni rumah heboh dan akhirnya Selena segera dilarikan ke rumah sakit. Hadi, sopir dari Arfian panik bukan main karena Arfian tidak bisa dihubungi. Namun Hadi sedikit bisa bernafas lega kala dokter memberitahunya bahwa istri majikannya itu baik-baik saja. Bahkan kejutannya lagi, ternyata istri majikan tersebut sedang hamil. Hadi diperbolehkan masuk ke ruang inap dan mendapati Nyonya Selena tengah duduk sambil memegangi perutnya. Wanita pendiam itu tampak semakin cerah dengan berita kehamilannya.

"Selamat ya nyonya." ucap pak Hadi sambil mendudukkan diri di kursi samping ranjang Selena.

"Terima kasih pak Hadi, saya juga sangat terkejut dengan kabar ini, Saya benar-benar tidak menyangka Tuhan begitu cepat mempercayai saya untuk segera menimang seorang bayi. Saya sangat bahagia." Nyonya Selena kembali tersenyum dan memegangi perutnya, Hadi ikut gembira dengan senyum kecil yang tercipta di bibir istri majikannya itu yang terlihat jarang tersenyum.

"Ngomong-ngomong, pak Hadi belum memberitahu siapa-siapa kan?" Tanya Selena sambil menoleh kearah pak Hadi.

"Belum Nyonya, tuan Arfi tidak bisa dihubungi, mungkin sedang rapat, dan tadi kata dokternya Nyonya baik-baik saja, jadi saya tidak jadi menghubungi tuan Efran maupun Tuhan Freddy." Kata Hadi sedikit menyesal.

"Enggak apa-apa pak Hadi, lagi pulang saya baik-baik saja. Begini saja pak, saya ingin suami saya yang pertama kali mendengar kabar ini, gimana kalau pak Hadi mengantarkan saya ke kantornya sekarang?" Pak Hadi mengangguk bersemangat mendengar keinginan istri majikan itu.

"Tapi apa Nyonya sudah boleh pulang sekarang?" Pak Hadi sedikit ragu karena kondisi Selena cukup menghawatirkan tadi ketika ia membawanya ke rumah sakit.

"Tadi kata dokter sudah boleh pak Hadi. Karena saya tadi hanya kelelahan maka sekarang sudah diperbolehkan pulang. Tapi saya ingin ke kantor suami saya sebentar untuk menyampaikan kabar ini." Ucap Selena penuh semangat.

"Baiknya kalau begitu, mari saya antarkan."

Selena dengan sedikit kesusahan turun dari ranjangnya kemudian pak Hadi berjalan dibelakangnya. Mereka berdua melewati lorong rumah sakit dan menuju parkiran. Selena berharap kehadiran bayi ini bisa meluluhkan hati Arfi padanya. Selena sangat bahagia, ia akan segera memberitahukan kabar ini pada Arfi, agar Arfi juga bahagia seperti dirinya.

*****
Arfian baru saja menyelesaikan rapat yang berlangsung cukup pelik. Ia melonggarkan dasinya yang terasa cukup mencekik lehernya. Ketika ia berniat menghidupkan handphonenya, tiba-tiba pintu dibuka dengan kasar dan Friska masuk dengan santainya. Arfi menggeram kesal, demi Tuhan Ia sedang lelah dan ia tidak ingin diganggu oleh Friska. Tapi wanita itu seolah mengabaikannya dan duduk dengan tenang di sofa ruang kerjanya.

"Mau apa kau kesini? sudah kubilang aku tidak bisa berteman denganmu dan sebaiknya kita tidak bertemu lagi." Ucap Arfian cukup tegas dan datar, namun sepertinya wanita itu mengabaikannya dan tetap bersantai duduk di sofa miliknya.

"Aku hanya ingin berkunjung kesini, dan aku punya sesuatu yang mungkin akan sedikit mengejutkanmu. Aku yakin setelah ini kau tidak akan mengusirku keluar lagi." Kata Friska santai sembari merogoh sesuatu dari tasnya. Friska berdiri dan berjalan menuju Arfian sembari memegang sesuatu di tangannya, seperti sebuah foto.

Setelah sampai di hadapan Arfi Friska menaruh foto-foto itu di atas meja. Arvian memelototkan matanya kala menatap foto-foto yang Friska tunjukkan padanya. Foto-foto di mana istrinya itu sedang tertawa lepas dengan seorang pria. Pria yang ternyata adalah sepupunya sendiri, yang kemungkinan kemarin sedang berkunjung ke rumahnya.

Dalam foto itu Selena tampak sangat bahagia, ia tersenyum riang seperti senyum kala sebelum menikah dengan Arfi. Senyum itu hanya ditujukan untuk Arfi dulu. Lalu kenapa sekarang dengan berani-beraninya Selena menunjukkan senyum itu kepada pria lain. Kepala Arfi langsung mendidih dibuatnya.

"Dari mana kau mendapatkan itu?" Tanya Arfi setengah menggeram menatap Friska. Perempuan itu hanya tersenyum miring dan membelai dada Arfian.

"Kemarin aku akan berkunjung ke rumahmu dan memberi selamat pada istrimu karena sudah berhasil mendapatkan hatimu, tapi ternyata aku menemukan pemandangan lain di sana. Istrimu itu ternyata tidak selugu yang terlihat. Ia ternyata sama saja dengan wanita-wanita murahan yang lain."

Cukup sudah.

Hati Arfian sudah cukup panas mendengarnya. Namun ketika Arfi akan beranjak, Friska melingkarkan tangannya ke leher Arfi dan menciumnya dengan gemas. Arfian tidak sempat menghindar dan hanya menatap dingin Friska yang saat ini tengah mencumbui bibirnya. Arfi tidak membalasnya. Namun ketika Arfi hendak mendorong Friska pintu kantornya tiba-tiba terbuka. Di sana ada Selena yang tengah menatapnya dengan mata nanar dan berkaca-kaca.

Cerita ini sudah saya hapus sebagian karena sudah saya terbitkan. Saya sudah menamatkannya di wattpad. Jadi yang ingin membaca selengkapnya plus Extra part nya bisa menghubungi nomer saya
082216211114
Atau kak putri
082213778824
Harganya 40rb

Atau bisa juga beli di karya karsa atau google play book tinggal mencari nama kreator Reyna-ta atau judul Obsession, jika kesulitan bisa menghubungi nomer di atas.

Terimakasih untuk yang membaca cerita saya sampai Ending. Love buat pembacaku semua

Reyna-ta 🥰

Obsession (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang