Part 02

13 4 0
                                    

"Sell, sadar sel. Aduh gimana ini" panik Siska. "woii.. mana ni nak PMR ada orang pingsan nih, Sell bertahan ya. Woii..ini anak PMR mana sih, kalian juga cuma liatin aja bantu angkat napa" panik Siska.

"sini biar gue aja yang angkat" saran seseorang yang tiba-tiba datang dan mengangkat Sella ala bridal style.

Siska hanya memperhatikan orang tersebut membawa Sella ke UKS. Sebelum Siska ikut menyusul, siska melihat anak PMR yang baru tiba dengan membawa Tandu.

"kalau Sella sampai kenapa-napa. Kalian akan berurusan dengan gue" sinis Siska pada anak PMR yang baru tiba. Mereka hanya bisa menelan ludah mendengar ucapan Siska sebelum pergi meninggalkan mereka.

Di UKS, kini Sella terbaring lemas ditemani 2 sahabatnya yaitu Siska dan Diki. Ya orang yang tadi mengangkat Sella adalah Diki Anggara. Sahabat Sella juga orang yang disukai Sella.

"ih..kok Sella belum sadar-sadar ya Dik?" panik Siska sambil terus memegang tangan Sella.

"udah tenang aja Sis, Sella anak yang kuat pasti sebentar lagi dia bakal sadar".

"euughh..g-gue dimana" ucap Sella dengan nada lemas. "Sella. Akhinya lu bangun juga. Sial bikin panik gue aja" ucap Siska sambil terus memegang tangan Sella. "ada yang sakit ngak?" tanya Diki pada Sella dengan nada sedikit khawatir. Sella yang mendengar suara orang yang disukainya hanya menatap orang itu. "eh..mm g-gue mau bangun" pinta Sella. "pelan-pelan" kata Diki sambil membantu Sella duduk di atas kasurnya.

"makanya sebelum berangkat kesekolah sarapan dulu ogeb!" omel Siska sambil memberikan potongan roti dan air minum ke Sella. Sambil duduk Sella menikmati roti dan air minum yang di berikan Siska padanya.

"hehe..sorry Sis, gue buru-buru tadi jadi ngak sempat sarapan deh." Cengir Sella sambil menikmati roti tersebut. "ha he ha he aja lu, panik nih gue aw-" belum selesai Siska omelin Sella, Diki memotong pembicaraan mereka "lain kali sarapan dulu ya sebelum ke sekolah"ucap Diki lembut membuat Sella terpana seketika, sambungnya "karena gue ngak mau Sahabat gue kenapa-napa. Dengar?". Sella hanya mengangguk saja (hanya sahabat ya, cih..lu harapin apa sih Sell)-batinnya.

(gue tau perasaan lu kayak gimana Sell, gue juga ngak tau harus berbuat apa)-batin Siska

"eh..kalian ngak ke kelas?, kan udah jam masuk?" tanya Sella.

"pagi ini kelas kita ada jamkos, gue juga udah izin ke bu Ketua kalau gue temenin lo disini, lah kalau lo Dik gimana? Secara kita kan beda kelas". Tanya Siska pada Diki

"hehe gue belum izin sih, ya udah kalau gitu gue ke kelas dulu. Kalau ada apa-apa panggil gue"senyum Diki sambil mengacak-acak rambut Sella.

"ih..apaan sih Dik, rambut gue makin berantakan nih", omel Sella sambil menguyah roti.

(lu imut banget sih Sell..)-batin Diki. "ya udah, cepat sana ke kelas di omelin guri yang masuk tau rasa lu". Ucap Siska.

"iya-iya. Gue pergi dulu, bye Sella..bye mak lampir"ucap Diki sambil berlari meninggalkan mereka berdua sambil tersenyum jail. "awas ya lu Dik, gue dapet lu gue pijek-pijek pala lu". Emosi Siska.

"ini lagi satu, ngapain lu senyum-senyum sendiri gitu. Kerasukan lu?" tanya Siska.

"enak aja lu ngomong", "habis senyam-senyum sendiri. Kek orang gila tau ngak" sinis Siska.

"ih apaan sih. hm..tapi Sis", "hm..kenape?" tanya Siska. "apa Diki ngak bisa merasakan perasaan gue ya? Dari dulu masih aja nganggep gue sahabatnya" lesu Sella.

"ya ampun Sel, ngak usah galau begitu. Gue yakin seiring berjalannya waktu, pasti Diki bakalan buka hatinya buat lo. Yakin deh sama gue" ucap Siska sambil memberi semangat ke sahabatnya itu.

Sella's Story: My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang