Kini Sella, Siska dan teman-temannya yang lain sedang menikmati makanan yang mereka pesan. Namun berbeda dengan seseorang yang dari tadi terus memperhatikan Sella. Tanpa menghiraukan orang-orang disampingnya.
"woi..lu liatin apaan sih?" tanya Josua, melihat Diki dari tadi hanya menggaruk-garuk saja makanannya. Aldi, Josua dan Bagas hanya memperhatikan arah mata Diki. Ternyata sedang memperhatikan seseorang yang tidak jauh dari mereka.
"mungkin dia masih marah" ucap Bagas.
"pastilah marah, soalnya dia itukan juga sahabatnya Diki. Siapa yang ngak marah coba ngeliat teman sendiri berkelahi kayak tadi, apalagi hampir mukul dia lagi" ucap Aldi dan mendapat tatapan tajam dari Diki dan Bagas
"eh bege, lu juga sama tadi ikut berkelahi. Ngak usah sok mau nyeramahin deh" ucap Josua.
"udah ngak usah ribu, saran gue ya Dik lu coba minta maaf sama Sella. Ya mungkin saja dia tadi kaget karena hampir kena pukulan kalian makanya dia tadi ngak balas sapaan lu" ucap Bagas memcoba memberikan solusi. Diki hanya mendengarkan saja sambil terus memperhatikan Sella.
Sella yang merasa diperhatikan mencoba mengabaikan hal itu, dia beranjak berdiri mencoba meninggalka kantin tapi dicegat oleh Siska.
"mau kemana?" tanya Siska, membuat teman-temannya yang tadinya asik bercerita menjadi memperhatikan Sella.
"hm..gue ke kelas duluan ya" ucapnya. Dan hanya dianggukin teman-temannya.
"hm..oke, ntar kami nyusul" ucap Siska.
"oke" jawabnya singkat. Kini Sella sedang dalam perjalanan menuju kelasnya, namun tiba-tiba ada seseorang menarik tangannya membuat ia terpaksa mengikuti orang yang menariknya.
"ih..lepas..lepas, sakit tau" ucap Sella sambil mencoba melepas genggaman orang itu.
Namun orang yang menarik Sella tidak mengindahkan permintaannya itu justru makin menguatkan genggamannya membawa Sella ke arah taman belakang sekolah.
"lu mau bawa gue kemana sih Dik?" ucap Sella. Ya yang menarik Sella adalah Diki.
"gue mau ngomong sama lu" ucapnya.
"kan bisa bicara di tempat tadi, sakit tau di tarik-tarik kayak gitu" ucap Sella sambil mengelus pergelangan tangannya.
"s-sorry gue ngak sengaja"ucap Diki mencoba mengelus tangan Sella juga tapi di tepis oleh Sella.
"ngak apa-apa kok" ucapnya.
"lu masih marah ya sama gue?" tanya Diki
"ngak" ucap Sella singkat.
"terus kenapa lo abaikan gue tadi?" tanya Diki.
"gue ngak marah dik, lagian tadi itu gue lagi malas bicara" alasan Sella.
"bohong, jujur aja kali Sel. Lu pasti marah karena kejadian tadikan?" Tanya diki.
Oke Sella memang tidak bisa berbohong kalau dia masih kesal dengan Diki.
"hm iya gue kesal sama lo. Bisa-bisanya lo menyelesaikan masalah pakai ribut segala,emang ngak ada cara lain apa? kalau lo dan yang lain kenapa-kenapa gimana? Terus kalau ada fasilitas sekolah yang rusak gimana?" omel Sella sementara Diki hanya mendengarkan omelan sahabatnya itu.
"iya..iya gue minta maaf, gue janji ngak bakal kayak gitu lagi" ucap Diki sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"janji sama siapa lo?" tanya Sella sedikit kesal.
"sama pak Bondan, Bu Jeha dan Pak Agus hehe" ucap Diki dengan tersenyum jail.
"apaan sih, garing tau ngak" ucap Sella dengan senyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sella's Story: My First Love
Teen FictionSeperti apakah first love bagi kalian? Apakah berjalan mulus hingga saling terikat hubungan atau kah hanya sebatas perasaan saja?. Ini adalah kisah First Love Ayunara Sella. Gadis cantik 17 tahun dan berambut pendek itu menyukai sahabatnya sendiri s...