EP 5. Saling Mengenal

32.8K 2.3K 33
                                    


Sembari mengajak main sang anak, Radit meminta Lingga untuk bergabung juga. Ada banyak hal yang perlu diketahuinya dari sosok gadis itu. Ada beberapa hal juga yang perlu dijelaskan dan didiskusikan.

"Jadi gimana ceritanya sampai kamu bisa jadi Ibu ASI-nya Riza?" Tanya Radit to the point. Dia kurang menyukai dengan hal basa-basi.

"Waktu itu Bu Laila curhat kalo dia lagi hamil adiknya Riza. Saya cukup kaget karena Riza kan belum setahun. Dari sana Ibu cerita kalo dia menikah lagi ..." panjang lebar Lingga menceritakan kejadian dua bulan yang lalu.

"Terus kenapa kalian bisa akrab?Apalagi jabatan dia sebagai kepala cabang." Tanya Radit masih penasaran dengan sosok gadis satu ini.

"Orang tua Bu Laila itu langganan catering usaha Ibu saya dulu waktu Ibu masih ada." Ujar Lingga dengan nada sendu, teringat kembali akan sosok orang tuanya.

Radit agak terkejut saat tahu jika Lingga sudah tak memiliki ibu.

"Ibu saya sudah meninggal enam tahun yang lalu. Ayah saya meninggal pas saya masih SMA. Saya hanya memiliki satu adik laki-laki, dia kelas 11. Kami tinggal bersama Kakek dan Tante berserta keluarga kecilnya." Tutur Lingga menceritakan latar belakang keluarganya.

"Maaf Lingga, saya gak maksud--," Radit menggantungkan kalimat. Dia bingung mau berempati bagaimana. Dia termasuk orang yang kurang pandai merangkai kata, apalagi pada seorang perempuan. Ingin menyemangati saja pusing kalimat apa yang pantas diucapkan agar tak salah paham atau terdengar lebay.

"Gakpapa Pak. Ini saya mau cerita aja biar Bapak tahu siapa saya. Ya keadaan keluarga saya begini. Bu Laila banyak berjasa buat saya. Dari modal pinjemin uang buat beli motor baru buat adik saya karena habis kemalingan motor. Suka ngasih uang jajan buat adik saya, sering bagi-bagi makanan kepada semua staff. Bu Laila dermawan banget makanya saya gak bisa nolak permintaan Bu Laila buat jadi Ibu ASI-nya Riza."

Radit mengangguk mengerti. Dilihatnya sang anak sudah terlelap tidur dengan masih mengedot ASIP dalam botol susu. Ketika waktu malam, baby Riza akan dia handle sepenuhnya dan membiarkan Lingga untuk istirahat.

"Riza udah bobo. Saya mau pindahin ke kamar." Ujarnya mengakhiri sesi obrolan tersebut.

Lingga mengangguk senyum, "saya ambilkan ASI, tadi beres pumping. Jadi gak usah ambil di kulkas dan nunggu dicairin," ujarnya sembari mengambil botol susu yang kosong.

"Oke. Nanti tolong dibawain ke kamar ya? Saya mau lanjut kerja."

"Baik Pak," Lingga melengos pergi menuju dapur untuk mengambil botol susu yang bersih. Sedangkan yang kotor biar nanti Elis yang bersihkan. Perkara beres-beres rumah adalah hal yang paling tidak disukainya. Lebih baik memasak ketimbang beres-beres rumah.

Setelah itu dia kembali ke kamar untuk mengambil ASI yang masih fresh. Dua kantung lagi dia simpan di kulkas untuk persediaan esok pagi.

"Pak Radit," panggilnya sopan di daun pintu, kamar bosnya itu terbuka setengah.

Radit menaruh laptonya lantas beranjak dari ranjang untuk menghampiri Lingga. "Makasih ya Ling," ujarnya tulus.

Lingga tersenyun mengangguk. Lantas berbalik dan hendak kembali menuju kamarnya.

"Lingga," cegah pria itu.

Lingga membalikan badan, menghadap pria itu lagi.

Lingga membalikan badan, menghadap pria itu lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LINGGA - The Substitute Mother (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang