4

710 57 1
                                    

Setelah melaksanakan sholat ashar Alisa dan ayahnya pak Ryan kembali ke rumah nya setelah berpamitan dengan pak kyai Abdullah dan Shaka.

Dengan berjalan beberapa menit akhirnya keduanya sampai di rumah.

"Assalamu'alaikum" Salam keduanya.

"Wa'alaikumussalam" Jawah Kayla dan Abizar.

Alisa pun mencium punggung tangan sang ibu, dan Kayla pun seperti itu ke sang suami pak Ryan, dan Abizar melakukan hal yang sama kepada sang ayah dan kakaknya.

"Kenapa lama amat pulangnya?" Tanya bu Kayla.

"Oh gitu tadi bu' ayah dah Alisa makan bersama dengan pak kyai dan anaknya" Ucap pak Ryan.

"Anaknya yang laki-laki itu ayah?" Tanya bu Kayla.

"Iya bu, yang namanya Shaka anaknya ganteng banget loh" Ucap Ryan sambil melirik ke arah Alisa, membuat Alisa bingung kenapa sang ayah melirik ke arahnya setelahnya menyebut nama Shaka.

"Ayah kenapa lirik ke arah Lisa?"

"Gak papa, ayah mau mandi dulu panas" Ujar pak Ryan berjalan ke arah kamarnya.

***

Pak Ryan melihat ke arah istrinya yang sedang duduk di gazebo samping rumah. Lantas dengan langkah cepat pak Ryan menghampiri istrinya.

"Lagi apa bu'?

" Gak lagi apa-apa ya, lagi santai ajaa"

Pak Ryan mengangguk kepala "anak anak di mana bu?"

"Di kamar mungkin yah, lagi kerjain tugas sekolah".

Lagi lagi pak Ryan hanya mengangguk kepala.

" Emang ada apa yah?" Pak Ryan menggeleng kepala

"Kamu tahu kan, perjanjian ayah dulu sama pak kyai Abdullah dulu"

"Perjanjian perjodohan?" Tanya bu Kayla.

"Iya bu' yang kalau Alisa sudah besar genap 17 tahun ayah sama pak kyai Abdullah punya perjanjian untuk menjodohkan anak kita sama anak kyai Abdullah"

"Tapi yah, Alisa mau atau tidak ya?" Tanya bu Kayla.

"Mana ayah tahu bu' belum di tanya juga, tapi semoga saja mau deh"

"Aamiin, eh yah kapan baru kita Tanya Alisa tentang perjanjian perjodohan ini?"

"Nanti secepatnya" Bu Kayla mengangguk mantap.

***

Di kediaman rumah pak kyai Abdullah, Shaka duduk di kursi ruang tamu bersama kedua orang tuanya.
Shaka gak tau sebab apa sang ayah memanggilnya.

"Ada apa ayah?" Tanya Shaka.

"Kamu tahu pak Ryan kan?" Shaka mengangguk "iya ayah, yang tadi di pesantren itu" Ucap shaka

"Ayah sama pak Ryan punya perjanjian pas kita muda dulu"

"Perjanjian? Perjanjian apa ya?" Tanya Shaka kelewat kepo.

"Ayah sama pak Ryan membuat perjanjian kalau kita mempunyai anak laki-laki dan perempuan kami akan menjodohkannya"

"Menjodohkan?" Beo Shaka.

"Iya nak emang kenapa?" Tanya Kinanti Shaka hanya menggeleng kepala.

"Anak ayah sama bunda kan cuma Shaka, berarti yang di jodohkan adalah Shaka dong" Kedua orang tua Shaka mengangguk sambil tersenyum.

"Mau kan nak?" Tanya pak kyai Abdullah.

"Nikah muda yah? Umur 18 tahun?"

"Iya Muhammad Arshaka"

Shaka hanya kaget, menikah? Belum pernah terlintas di pikiranya.

"Emang calonnya udah ada?" Tanya Shaka dengan polosnya.

"Iya nak, anak pak Ryan" Ucap Kinanti.

"Berarti yang tadi dong, karena setahu Shaka anak pak Ryan ada dua yang satunya perempuan dan yang satunya lagi laki-laki" Kyai Abdullah mengangguk.

Terbit sudah senyum shaka.

"Kenapa senyum senyum?" Tanya Kinanti bingung.

"Gak papa kok, bunda"

Jujur Shaka menyukai Alisa sejak Alisa masuk sekolah di SMA negeri Makassar. Saat itu Shaka menjadi pengawasan kelas Alisa, Shaka kagum kepada Alisa karena cara dia berpakaian, menundukkan pandangan.

"Setuju gak?" Tanya ulang pak kyai Abdullah.

"Iya Shaka setuju"

Kedua orang tua shaka tersenyum, tinggal Alisa yang harus di tanya.

***

Pagi hari yang cerah seperti biasa Alisa sudah rapi dengan pakaian sekolah nya.
Setelah semuanya selesai Alisa keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ke dapur.

"Lisa pulang sekolahnya jangan lama-lama yah" Ucap bu Kayla.

"Emang ada apa bu'?" Tanya Alisa bingung.

"Ada yang mau ayah sama ibu bicarakan sama kamu" Ucap bu Kayla.

Alisa mengangguk saja, meskipun hatinya gelisah orang tuanya mau bicara kan apa.

"Kak, sebentar Abi gak bisa jemput kakak pulang soalnya Abi ada rapat osis" Ujar abi.

"Iya gak papa kok, nanti kakak naik angkot" Abizar mengangguk.

Mereka pun sarapan pagi bersama sama tanpa adanya suara dari mereka hanya ada suara sendok dan piring yang terdengar.

Setelah sarapan Alisa maupun Abizar berpamitan kepada kedua orang tuanya mereka mencium tangan kedua orang tuanya.

"Alisa sama Abi ke sekolah dulu assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam hati hati" Alisa dan Abi mengangguk.

Dengan perjalanan menuju sekolah tidak terlalu jauh hanya membutuhkan beberapa menit saja untuk sampai di sekolah.

Kini Alisa sudah sampai di sekolahnya, Alisa turun dari motor sang adik.

"Yang hati hati di jalan, sekolah yang benar, kakak mau masuk dulu"

"Iya kak, kakak juga abi pamit dulu assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

Setelah berpamitan Abizar menjalankan motornya menuju ke Sekolahnya sedangkan Alisa berjalan masuk ke area sekolah.

***

Sekian jangan lupa vote dan komen.
Jangan lupa baca Al-quran:)

He!!! Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang