20

984 71 8
                                    

Heyy bestie, saya kembali hehe.

Maaf jarang update karena tugas sekolah numpuk, dan akhir akhir ini saya sedang mager haha.

Ohiya sebelum baca, alangkah baiknya kalau di vote dulu biar afdol loh hehe.

HAPPY READY!!!!

***

Dengan air mata yang terus mengalir Alisa duduk di kursi tunggu di depan ruangan UGD dimana Shaka di sedang di tangani oleh dokter.

"Ya Allah, Selamat kan suami hamba ya Allah" Alisa terus saja memanjatkan doa untuk kesembuhan Shaka, Alisa benar benar khawatir dengan keadaan Shaka.

Dengan menunggu beberapa menit, pintu ruangan UGD terbuka menampilkan seorang dokter yang memakai jas warna putih kebanggaan nya.

Dengan segera Alisa berdiri dari duduknya dan menghampiri dokter tesebut "Dok keadaan suami saya gimana? Tanya Alisa dengan wajah yang cemas.

Dokter yang bernama irfan itu tersenyum " Alhamdulillah suami mbak nggak kenapa napa, cuman terdapat luka kecil aja akibat kecelakaan itu"

Alisa menghela nafas "alhamdulillah, saya bisa jenguk suami saya dok?"

"Bisa, Mas Shaka pun udah Sadar silahkan masuk saya permisi dulu mari"

"Terimakasih dok"

"Iya"

Alisa melangkah masuk ke ruangan Shaka, di sana Alisa melihat Shaka tidur di atas Brankar dengan jarum infus yang menancap di punggung tangan Shaka.

"Abang nggak apa-apa?"

"Abang nggak apa-apa kok dek alhamdulillah"

Alisa mengelus surai hitam milik Shaka "abang kok bisa kecelakaan?"

"Ya karena takdir adek"

"Ih adek juga tau abang, maksud adek tuh kronologinya gimana?"

Flashback on

Pukul 04.25 sore hari, Shaka baru saja selesai rapat yang terkait dengan organisasi OSIS nya.

"Gue pulang duluan ya" Pamit Shaka.

"Shak, itu bibir lo pucat banget lo sakit ya?" Gibran salah satu anggota osis bertanya.

"Iya shak, kamu kenapa sakit?" Tanya Linda yang merupakan sekretaris OSIS.

"Gue nggak papa"

"Nggak papa gimana, itu muka kamu pucat banget"

"Gue nggak papa Lin, gue pamit dulu assalamu'alaikum"

"Wa'aikumussalam"

Shaka menaiki motor miliknya dan menancap gas untuk pulang, tetapi pas di perjalanan pulang kepala Shaka tiba-tiba sakit dan pada akhirnya Shaka menabrak pohong dan jatuh dan tak sadarkan diri.

Flashback off.

***

Alisa yang mendengar penjelasan Shaka tiba-tiba air matanya kembali mengalir, Shaka yang peka pun menghapus air mata Alisa dengan tangan yang satunya yang tidak di infus.

"Adek nggak boleh nangis abang gak apa-apa kok"

"Abang mah gitu sering ngeyel, adek bilang juga apa nggak usah pergi rapat dulu abangkan baru aja sembuh tapi abang keras kepala sih makanya ginikan untung nggak parah sakitnya" Omel Alisa.

Shaka yang di omelin pun hanya tersenyum.

"Ih di bilangin malah senyum senyum"

"Adek kalau marah lucu tau, kayak boneka mau abang gigit"

Tiba-tiba pipi Alisa merah merona "abang apaan sih"

"Cie salting ni ehh" Goda Shaka.

"Gak tau ah"

"Ih jangan ngambek, nanti cantiknya ilang" Rayu Shaka.

"Abang sih, buat adek kesal aja"

"Iya maaf, adek abang mau pulang"

"Emang di bolehin sama dokter?" Tanya Alisa.

"Iya, tadi kata Dokter kalau cairannya udah habis abang boleh pulang, luka abang juga nggak parah" Jawab Shaka.

"Oh, kalau gitu sini adek bantu"

Alisa membantu Shaka untuk bangun dan melepaskan jarum infus tersebut, setelah itu Alisa menuntun Shaka berjalan menuju administrasi untuk membayar pengobatan Shaka.

Setelah selesai membayar Alisa maupun Shaka pulang dari rumah sakit menggunakan taksi online.

***

Sesampainya di rumah Alisa mengajak Shaka ke kamar mereka untuk istirahat karena kata dokter tadi Shaka tidak boleh terlalu bergerak dan lebih banyak istirahat.

Setelah meletakkan Shaka di atas tempat tidur Alisa turun dan menuju dapur untuk membuat bubur untuk Shaka.

Dengan beberapa menit akhirnya bubur buatan Alisa pun jadi juga, Alisa menaruh bubur itu di atas mapan dengan air satu gelas. Setelah semuanya selesai Alisa berjalan menaiki tangga dan menuju ke kamar miliknya juga Shaka.

"Abang makan dulu yuk" Tawar Alisa.

"Nggak mau sayang, nggak selera" Keluh Shaka.

"Abang harus makan terus itu minum obat supaya cepat sembuh"

"Tapi sayang rasanya nggak enak"

"Belum di coba udah bilang nggak enak"

"Ta-"

"Nggak ada tapi tapian ni buka mulutnya" Alisa menyodorkan satu sendok bubur ke mulut Shaka. Dengan terpaksa Shaka membuka mulutnya dan yap satu sendok bubur berhasil masuk ke dalam mulut Shaka.

"Gimana enak kan?"

Shaka hanya mengangguk sambil mengunyah.

Alisa terus menyuapi Shaka sampai bubur satu mangkuk itu benar benar habis. Selesai itu beberapa menit Alisa menyuruh Shaka untuk meminum obat dari dokter.

Setelah semuanya selesai, Alisa pamit lagi untuk ke dapur meletakkan mangkuk bekas Shaka.

"Gimana enak kan?"

"Iya sayang"

"Kalau gitu abang tidur deh"

"Tidur bareng" Manja nya.

"Iya iya"

Alias pun merebahkan tubuhnya di samping Shaka, dengan posesif Shaka menarik pinggang ramping Alisa dan mencari tempat ternyaman begitu juga dengan Alisa.

***

Huhuyyy.

Jangan lupa vokem.

Terimakasih sudah membaca karya saya, maaf kalau gaje hehe.

Jangan lupa baca Al-quran.

See you di part selanjutnya bestiee😍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

He!!! Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang