16

598 40 0
                                    

Mereka tiba di depan sebuah toko yang menjual peralatan sekolah. Shaka memarkirkan motornya terlebih dahulu dan setelah itu berjalan ke arah Alisa yang sedang masuk.

"Yuk masuk" Ajak Shaka dan Alisa hanya mengangguk.

Mereka pun melangkahkan kakinya bejalan masuk kedalam toko, Alisa segera berjalan ke tempat dimana tersedia peralatan sekolah.
Dan Shaka terus saja mengekori kemana istri kecilnya itu.

"Abang caka mau ini" Tunjuk Alisa ke arah sebuah dompet mini yang begitu mengemaskan.

Shaka mengangguk sebagai jawaban, melihat Shaka setuju Alisa mengambil benda tersebut dan matanya terus saja menelusuri setiap sudut toko itu.

Mata Alisa menangkap sebuah buku catatan berwarna biru sangat cantik dengan gerakan cepat Alisa menuju rak buku tersebut.

Sesampainya di rak tersebut Alisa memilih buku buku itu tersebut tapi dia bingung mau ambil warna apa dengan berinisiatif Alisa bertanya pada Shaka.

"Abang yang mana cantik warna biru atau pink?" Alisa memperlihatkan buku tersebut kepada Shaka "kalau menurut abang sih warna biru, tapi kalau adek mau warna pink ambil dua duanya saja biar abang yang bayar" Ujar Shaka.

Alisa menggeleng kepala "gak ah bang satu aja warna biru, kita harus hemat"

Shaka tidak menjawab tangannya terangkat dan mengelus kepala Alisa yang tertutupi jilbab.

Setelah merasa semuanya lengkap mereka pun berjalan ke arah kasir guna untuk membayar.

"Semua totalnya dua ratus ribu" Ujar pegawai kasir.

Shaka pun mengambil dompetnya dan mengeluarkan uang merah dua lembar dan menyerahkan ke mbak mbak kasir.

Selesai membayar mereka pun keluar dari toko tersebut dan menuju ke arah parkiran.

"Abang kayaknya mau hujan deh" Langit sekarang sangat mendung menandakan akan turun hujan.

"Iya, adek naik gih kita pulang sekarang sebelum hujan turun"

Alisa mengangguk dan menaiki motor milik Shaka.

"Udah?"

"Iya abang udah"

Shaka pun menjalankan motornya menuju pulang ke rumah mereka.

***

Tepat di sebuah mesjid pondok pesantren turunlah hujan yang begitu lebat dengan buru buru Shaka membelokkan motornya masuk ke area mesjid.

Setelah motornya sudah terparkir di halaman mesjid Shaka membuka jaket yang ia gunakan dah meletakkan di atas kepala Alisa.

"Kita neduh dulu di sini"

"Iya abang"

Mereka segera berlari ke arah teras mesjid.

"Adek gak terlalu basah kan?" Shaka memastikan bahwa istri kecilnya ini basah atau gak.

Alisa menggeleng kepala "nggak abang, tapi abang sendiri yang basah"

"Gak papa, yang penting istri abang gak boleh basah nanti sakit" Shaka mencolek hitung Alisa dengan gemas dan Alisa hanya tersenyum malu.

"Kita duduk dulu yuk"

Alisa mengangguk dan duduk di samping Shaka sambil menunggu hujan reda.

Dari kejauhan seorang laki-laki dengan baju ala santri melihat ke arah Alisa dan juga Shaka.

"Perempuan itu sepertinya saya kenal" Gumam laki-laki tersebut.

Laki-laki tersebut berjalan ke arah Alisa dan Shaka dengan tangan yang memegang gagang payung.

"Assalamu'alaikum"

Keduanya mendongak ke atas dan tepat netra Alisa memandang netra laki-laki itu.

Mereka berdua berdiri dari duduknya "wa'alaikumussalam"

"Alisa kan?" Tanya laki-laki tersebut memastikan bahwa di depannya ini adalah perempuan yang ia cintai dari dulu dan berjanji untuk menikahinya.

Alisa hanya mengangguk canggung.

"Apa kabar?"

"Alhamdulillah baik"

Sedangkan Shaka hanya memandang laki-laki yang di depannya ini dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Ini siapa?" Tanyanya sambil memandang Shaka.

Tidak ada jawaban dari Alisa.

"Laki-laki ini bukan seperti adik kamu kan Sa"

Shaka memandang Alisa dengan tatapan bingung "adek ini siapa?" Tanya Shaka lembut.

Alisa menengok ke arah Shaka.

Laki-laki tersebut mengulurkan tangannya ke arah Shaka "kenalin saya Ilham calon suami Alisa"

Deg apa apa ini? Calon suami?

Perkataan Ilham membuat Shaka kaget, apa maksudnya calon suami? Sedangkan Alisa tidak bisa berkata kata dan hanya menunduk.

"Ayo pulang" Suara Shaka begitu tegas tidak seperti biasanya.

"Ta-"

"Ayo pulang" Shaka memotong perkataan Alisa dan meraih tangan Alisa dan berjalan menuju tempat parkiran dan meninggalkan Ilham yang berada di teras mesjid dengan kebingungan.

Hujan sedikit sudah reda dengan cepat Shaka menjalankan motornya menuju rumah mereka. Hanya ada keheningan yang menyelimuti keduanya di atas motor.

***

Okeyy see youu

He!!! Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang