18

604 42 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen.

Follow IG saya @symsiahhhhh_

Happy reading

Selamat membaca, semoga sukaaaaa💙💙

***

Pukul tiga pagi Alisa terbangun dari tidurnya karena merasakan Shaka yang di sampingnya gelisah saat tidur.

Alisa membuka matanya menyesuaikan cahaya lampu masuk ke matanya, setelah itu Alisa berbalik badan ke arah Shaka.

"Astaghfirullah abang" Alisa melihat tubuh Shaka yang menggigil kedinginan, dengan gerak cepat Alisa mematikan AC kamar mereka.

Tangan Alisa menyentuh dahi Shaka "Astaghfirullah badan abang panas banget" Alisa hendak berdiri untuk menuju dapur untuk mengambil kompres untuk Shaka, Tapi Shaka langsung menarik tangan Alisa dan Alisa terjatuh di samping Shaka.

"Ma-u kemana?" Tanya Shaka sambil memeluk pinggang Alisa.

"Mau ke dapur abang, badan abang panas banget"

"Gak usah, di sini aja temani abang"

"Ta-"

"Di sini aja sayang, sebentar sekali" Ujar Shaka memotong omongan Alisa.

Alisa menghela nafas pasrah. Alisa mengelus rambut Shaka hingga Shaka tertidur lagi kalau sudah tidur lagi Alisa akan ke dapur.

"Pasti abang kecapean deh kemarin, gara-gara rapat osis nih" Gumam Alisa dengan tangan yang tidak berhenti mengelus rambut Shaka.

Terdengar deru nafas teratur, Alisa menengok ke bawa tepat di wajah Shaka, dengan pelan Alisa melepas tangan Shaka yang ada di pinggangnya dan turun dari ranjang dengan pelan pelan.

***

Alisa kembali ke kamar dengan mapan yang berisi satu mangkuk yang berisi bubur, dan juga satu mangkuk yang berisi kompresan.

Dengan telaten Alisa Mengompres dahi Shaka. Setelah itu Alisa mengelus Wajah Shaka dengan sayang.

"Abang caka kalau tidur ganteng juga ya" Gumam Alisa sambil terkekeh.

"Cepat sembuh suaminya adek"

"Adek" Panggil Shaka dengan suara khas bangun tidur.

"Iya abang? Kenapa? Kepala abang sakit?" Tanya Alisa dengan nada khawatir.

Shaka tersenyum melihat wajah Alisa yang mengkhawatirkannya "nggak sayang"

Pipi Alisa bersemu merah meskipun panggilan sayang dari Shaka sudah beberapa terlontar tapi Alisa kadang masih malu.

"Kalau gitu abang makan dulu ya, terus itu minum obat" Alisa mengambil mangkuk yang berisi bubur itu.

Shaka menggeleng kepala "Nggak mau, abang gak mau"

"Ayolah abang, biar abang cepat sembuh"

"Nggak mau" Dengan keras kepala Shaka membatah Alisa.

"Ih abang dua suap aja ya, mau ya" Alisa tetap saja membujuk Shaka untuk makan.

"Iya deh" Pasrah Shaka, Alisa tersenyum dengan pelan Alisa membatu Shaka untuk duduk dan bersandar di kepala ranjang.

"Buka mulutnya A a" Shaka membuka mulutnya dan yap satu sendok bubur masuk kedalam mulut Shaka.

"Rasanya pahit sayang"

"Iya abang, namanya juga orang sakit"

"Udah ah abang udah kenyang"

"Ih abang, mana ada orang kenyang hanya satu suapan, lagi nih" Alias menyodorkan satu sendok bubur ke arah Shaka, tapi Shaka menggeleng kepala.

"Ayo abang, satu lagi nih"

"Janji ya satu kali lagi"

Alisa mengangguk "iya abang janji nih a a buka mulutnya" Shaka membuka mulutnya dan satu sendok bubur berhasil masuk ke mulut Shaka.

"Udah ya sayang, pait"

Alisa mengangguk saja "nih minum, terus itu minum obat" Alisa memberikan segelas air untuk Shaka.

Setelah beberapa menit selesai makan Shaka segera meminum obat yang Alisa suruh dan berbaring di tempat tidur hari ini Shaka maupun Alisa cuti gak masuk sekolah.

***

Pukul enam pagi hari, Shaka terbangun dari tidurnya tidak melihat Alisa yang ada di dekatnya. Panas Shaka udah mereda, Shaka bangun dari tidurnya dan duduk di tepi ranjang.

"Sayang" Panggil Shaka, Alisa yang berada di dapur segera berlari naik ke atas setelah mendengar Shaka memanggil dirinya.

"Ada apa abang?" Tanya Alisa yang sudah sampai di atas, Alisa berjalan menghampiri Shaka yang duduk di tepi ranjang.

Alisa menyentuh kening Shaka dengan tangannya guna untuk memastikan kalau panas Shaka udah menurun.

"Alhamdulillah panas abang udah mendingan"

"Kamu darimana?"

"Itu adek dari bawa, dari dapur"

"Kenapa nggak ke sekolah?"

"Abangkan sakit, ya kali adek tinggalin abang sendirian di rumah nanti kalau terjadi apa-apa gimana?"

Shaka tersenyum dengan bibir yang masih pucat "makasihh ya sayang udah mengkhawatirkan abang segitunya"

"Iya harus dong abang, abang caka kah suami adek bukan orang lain"

Dengan senyum yang masih mengembang Shaka mengelus rambut Alisa dengan sayang.

"Abang caka cepat sembuh"

"Iya sayang pasti"

Shaka menarik tubuh mungil Alisa kedalam pelukannya "tetap di sisi abang yah, sampai kita menua" Ujar Shaka.

Alisa yang berada di dekapan Shaka mengangguk "iya abang in syaa Allah"

***

Oky see youu

Jangan lupa vokem

Bayy

He!!! Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang