Part 8 "Bad Dream"

301 28 2
                                    

"Aether akhirnya aku bisa menemukanmu" kemudian ia memeluk Aether yang ada didepannya sambil menangis.

"Lu..mine.." Aether kemudian berbalik menghadapnya, tapi terkejutnya ia wajah Aether penuh dengan luka dan darah yang mengalir diwajahnya. Tanpa sadar ia terbangun dari tidurnya dan membuat Albedo ikut terbangun juga.
"Lumine ada apa? Wajahmu pucat sekali. Apakah kamu bermimpi buruk?" Albedo yang tiba-tiba panik melihat Lumine terbangun dengan wajah yang pucat dan penuh keringat.

"Albedo? Ka..kamu.. ke- aw!" Lumine menyentuk kepalanya yang tiba-tiba sakit, kemudian Albedo membantu lumine untuk tetap berbaring sejenak sambil mengusap surai rambutnya.

"Tenang, kamu sekarang ada ditempat penelitianku. Kamu baru sembuh dari demammu dan tertidur selama 2 hari"

"2 HARI?! Ko bisa aku tertidur lama selama 2 hari?!" Lumine yang panik dan bingung berusaha untuk bangun tapi di tahan oleh albedo supaya tetap berbaring saja.

"Kamu baru sembuh, nanti akan aku jelaskan semua. Sekarang kamu mau makan? Akan aku siapkan Bubur untukmu" Lumine hanya menjawab dengan heman saja dan Albedo pun mulai beranjak dari tempat tidur menuju dapur.

Skip Time

Setelah beberapa saat kemudian Albedo pun kembali ke kamar membawakan semangkuk bubur, lalu ia duduk tepat di samping Lumine.

"Mau ku suapi ?" Albedo hanya tersenyum sambil menyodorkan semangkuk bubur yang ia buat. Lumine hanya bisa terdiam dan sambil menundukkan kepalanya dan tanpa ia sadari bahwa air matanya mengalir dipipinya dan jatuh di atas selimut yang ia pakai. Baru pertama kalinya Albedo melihat Lumine menangis seperti, seperti sama halnya ia mengingat dirinya dimasa lalu.

"Lu..mi-"

"Maaf Albedo..hiks..sekali lagi aku malah merepotkanmu ya hehe, aku seharusnya mendengarkan katamu bukannya menolaknya, tapi...aku..hanya mau bertemu dengan kakaku saja" Albedo hanya terdiam dan menaruh mangkuk bubur di atas meja sebelah tempat tidurnya, kemudian ia mencium keningnya sambil mengusap pipinya.

"Lumine, aku tau rasanya ingin bertemu dengan orang terdekat itu sangatlah wajar, aku pernah merasakan hal seperti itu tapi sayangnya ia sudah tidak ada. Jadi jangan merasa tidak enak ketika orang disekitarmu masih ingin membantumu dan menjagamu dengan tulus" Lumine yang terdiam mendengar jawaban Albedo yang sedang mengusap pipinya lalu menatap wajahnya yang terlihat jelas sedang tersenyum lembut membuat hatinya terasa tertusuk.

"Albedo, adahal yang ingin aku tau darimu. Sebelumnya kamu pernah menyebut kata master, bisakah kamu menceritakannya?" Matanya pun terbelalak kaget dengan apa yang ia dengar dari Lumine, sepertinya Albedo masih belum siap untuk menceritakan kenangan pahitnya itu.

"Hmm, mungkin nanti akan kuceritakan"

"benarkah?"

"iya, tapi biarkan aku berfikir sejenak ya. Habiskan buburnya supaya kamu bisa lekas sembuh"

Lumine hanya bisa mengangguk setuju dan mengambil semangkuk bubur dan memakannya, Albedo yang sedari tadi hanya diam dan menundukkan kepala sambil menyilangkan tangannya di depan dadanya seakan ia sedang berpikir, lumine yang sedari tadi memperhatikan Albedo membuatnya agak bersalah karena seharusnya ia tidak memaksanya untuk menceritakan soal "Master". Setelah ia selesai makan kemudian Lumine menyentuh tangannya dengan lembut,
"Jika memang kamu belum siap untuk menceritakannya aku akan menunggu"

"hmm, baiklah setelah kamu sembuh total aku akan menceritakannya sambil aku ingin mengajakmu kesuatu tempat" Lumine hanya membalasnya dengan senyuman. Setelah ia menghabiskan semangkuk bubur yang dibuat Albedo,

"Beristirahatlah Lumine, jika kamu butuh sesuatu panggilah aku. Aku kan tidur di sofa" Ketika Albedo hendak pergi tangannya di tahan oleh Lumine sehingga langkahnya terhenti sejenak.

"Bolehkah ka..kamu temani aku tidur disampingku?" Wajahnya memerah malu karena baru pertama kalinya ini permintaan pertama untuk Albedo dari sang kekasih.

"Sejak kapan gadisku ini manja ingin ditemani? hehe" senyum smirk Albedo membuat Lumine jadi makin salah tingkah.

"Ugh..yasudah tidak jadi kamu tidur sana di sofa kalo kamu tidak ingin temani aku huft" Albedo yang terkekeh geli melihat tingkahnya jadi semakin gemas dengan Lumine, lalu ia masuk dalam selimutnya dan mulai memeluk Lumine sambil mengusap surai rambutnya dan sesekali ia mengecup keningnya.

"Baiklah baiklah, Pacarku ini sangat manja dan pemalu membuatku gemas dan ingin sekali memakanmu" Wajahnya mulai memerah dan mulai mendorong tubuhnya Albedo.

"Albedoo jangan goda aku terus ahh"

"Hahaha iya iya maaf, tidurlah aku akan menemanimu" Albedo pun mulai memeluknya kembali dengan hangat membuat Lumine menjadi merasa nyaman. Lumine tersenyum dan berfikir betapa beruntungnya ia bisa bertemu dengan Albedo disaat ia sangat membutuhkan kehangatan selain kakaknya.

"hmm terima kasih Albedo, aku menyukaimu"

"Aku juga menyukaimu Lumine"

***************************************
Cukup sampai disini aja kali ya chapter ini membuat gue harus mikir keras lagi, hmmm

Oke reader, jangan lupa vote yaa dan terima kasih telah membaca chapter ini hehehe.

Salam Chicken wings!

*aduh xiao, salju ko di makan :( untung gemoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*aduh xiao, salju ko di makan :( untung gemoy

My Destiny {Albedo x Lumine}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang