Part 4 "Brother"

340 29 3
                                    

Pagi hari yang cerah disertai dengan pemandangan salju yang putih di Dragonspine. Misi pencarian akhirnya dimulai, tim pencari pun mulai melakukan perjalanan menuju puncak.

"Albedo ?"

"iya? Ada apa lumine?"

"Apakah kamu yakin kita harus lewat sini ? jembatannya sudah rapuh dan aku khawatir dengan yang lain akan..."

Albedo pun mengusap kepala lumine dengan lembut dan tersenyum.
"tenang aku akan menggunakan skill ku untuk menjaga kalian tetap aman terutama kamu"

Wajah lumine yang masih memerah pun disadari oleh Albedo dan ia teringat dengan kejadian kemarin saat ia mencium Lumine. Kemudian dia berhenti mengusap rambutnya dan menarik tanganya, lalu berbalik melanjutkan perjalananya.

"Ahh a-ayo kita harus cepat sebelum cuaca jadi buruk"

Lumine yang masih membatu karena ia menyadari jantungnya mulai berdetak kencang saat Albedo menyentuk kepalanya dengan lembut dan hangat.

"perasaan apa ini? kenapa jantungku berdetak kencang jika didekatnya" batin lumine sambil menyentuk dadanya hingga terasa bahwa jantungnya masih berdetak kencang tapi masih terasa dengan tangan lembut dan hangatnya albedo di kepalanya. Kemudia Lumine menampar pipinya sendiri dengan kedua tangannya.

"Lumine ayo fokus, tujuan utamamu adalah menemukan keberadaan kakak. Iya betul, aku harus menemukan kaka terlebih dahulu" Batin lumine.

Beberapa saat kemudian, dalam misi pencarian orang yang menghilang, mereka mendapatkan beberapa petunjuk yang ditinggalkan oleh orang tersebut dari makanan sisa yang masih hangat diatas perapian, terdapatnya tas yang berisi buku harian dan catatan kegiatan beserta jejak kaki yang terlihat di salju.

Dikarenakan sudah cukup lama melakukan pencarian, Albedo akhirnya menyarankan Lumine untuk beristirahat sejenak. Lalu menyalakan perapian yang tersisa dengan vision pyro yang dimiliki oleh Lumine membuat Albedo semakin pesanasaran terhadap gadis itu.

"Aku sangat penasaran denganmu Lumine"

"Ada apa ?" Tanya Lumine sembari duduk dan menghangatkan tubuhnya didepan perapian.

"kamu tidak punya vision tetapi bisa menggunakan elemental seperti pyro dan anemo, apakah kamu memiliki sesuatu didalam tubuhmu yang bisa memicu elemen itu keluar?" Albedo sambil menatap tajam Lumine, menurutnya ini sangat menarik untuk melakukan penelitian baru tentang Lumine.

"ehh ehmm, gak sejujurnya awal aku memang tidak memiliki elemental kemudian saat aku menyentuk patung the seven entah mengapa aku bisa merasakan kekuatan spesial didalam diriku"

"oh begitukah? Menarik sekali, suatu saat bolehkah aku menelitimu dengan detail supaya aku bisa mengetahui apakah seseorang tanpa vision bisa mengeluarkan kekuatan elemental lain"

Lumine yang terkejut dengan ucapan Albedo soal penelitian membuatnya ragu dan ingin menolaknya.

"Maaf Albedo, tapi aku tidak bisa lagi pula aku harus mencari kakakku"

"oh begitu ya" Dengan rasa kecewa Albedo langsung menundukan kepalanya sambil berfikir.

Disaat mereka menikmati keheningan di tengah salju. Tiba-tiba Lumine terperenjat kaget, dia berdiri dengan tangan berada di dadanya. Jantungnya berdegup dengan kencang.

Dia merasakan elemental kakaknya ada disekitar sini. Rasa paniknya teralihkan saat sebuah tangan berada di bahunya.

"Ada apa Lumine?" Tanya Albedo

"Aku merasakan perasaan yang tidak asing lagi" Jawabnya sambil melihat sekitar, kemudian Lumine menggunakan Elemental Sigh nya untuk mendeteksi perasaan yang sangat ia kenal. Dan benar saja, jantungnya mulai berdegup kencang seraya dengan mata emas Lumine yang mulai dibanjiri air mata karena apa yang ia rasakan ternyata tidak salah lagi, Aether pernah melewati tempat ini, ingin rasanya Lumine mengikuti jejak elemen kakaknya tapi tangannya di tahan oleh Albedo.

"Aku mohon jangan, dan kamu harus istirahat ok?" sambil menggenggam tangan Lumine kemudian ia menarik lumine dalam pelukannya, Albedo tau jika Lumine bertindak sesukanya mungkin ia akan mengejar sesuatu yang tidak pasti ia cari selama ini dan membawanya dalam bahaya.

"Lumine kamu harus tetap tenang ok? Kita pasti akan menemukan petunjuk mengenai kakamu. Untuk saat ini kamu masih lelah dan harus istirahat ok?" Albedo yang tampak khawatir dengan Lumine kemudian mengusap pipi lumine berharap ia akan tenang.

"ba-baiklah" Lumine yang merasa kecewa, dan menuruti apa kata Albedo.

"mungkin benar apa kata Albedo aku harus sabar dan tetap tenang hingga aku bisa bertemu dengan kaka lagi, kaka aku mohon tunggu aku. Aku sangat rindu kakak, banyak hal yang ingin aku tanyakan dan ingin aku ketahui kak. Aku mohon kakak tunggu aku" ucap batin lumine yang penuh dengan harapan kepada kakanya.

Albedo memeluk Lumine yang tengah bersedih karena ia tau beratnya lumine harus mengurungkan niatnya untuk bertemu dengan saudaranya. Albedo pun menatap puncak dragonspine seakan ia tau keberadaan suadara Lumine sedang memperhatikannya.

*sisi lain Aether*

"Lumine maaf, belum saatnya kita akan bertemu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lumine maaf, belum saatnya kita akan bertemu. Kita akan bertemu jika sudah waktunya"

"Pangeran apakah kita harus mencegah mereka?" Tanya Abys mage

"Jangan, biarkan saja" jawab Aether

===============================================================================

Halloo, maaf nih agak pendek yaah.

OTAKKU SUDAH MENTOK GENGS!

dan aku berterimakasih banget sama teman ku yang mau bantuin story ini untuk pencerahannya. hehehehe....

SPESIAL THANKS!!

dan aku sedih guys, dapet Gorou :'(

di party genshinku gak kepake hwaaa.....

yaudah author mau ngasih sweet doggo author nih, hehehe

yaudah author mau ngasih sweet doggo author nih, hehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Destiny {Albedo x Lumine}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang