Wei Wuxian adalah remaja nakal yang tiba-tiba saja dijodohkan oleh orangtua angkatnya, keluarga Jiang yang kaya raya. Calon suaminya merupakan pria berumur 13 tahun lebih tua darinya, kaku, membosankan dan terlebih lagi, sangaaat menyebalkan!
Dan We...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PLAAKK!!
"SUDAH BERAPA KALI KUKATAKAN WEI WUXIAN!"
"AARGHHHH!! AMPUN BIBI!!"
"IBU!"
"Ibu! Hentikan!"
Keributan terdengar di rumah mewah dan besar milik keluarga Jiang. Pagi itu, Madam Yu, tengah menghukum Wei Wuxian lantaran anak itu tertangkap basah menyelinap kabur tengah malam dan Madam Yu menangkap basah anak itu masuk melalui jendela.
Kini Madam Yu sedang memukuli Wei Wuxian dengan kayu di pantatnya.
Yap, Wei Wuxian tentu saja tidak pernah kapok.
"ANAK INI KETERLALUAN! TIDAK TAHU TERIMA KASIH! SUDAH DIURUS SEDARI KECIL TAPI TIDAK MAU MENURUT DAN SELALU SAJA MELAWAN! KAU MEMANG TIDAK BERGUNA! MENYUSAHKAN!"
Wei Wuxian menunduk menahan sakit saat punggung dan bagian belakang tubuhnya dipukuli menggunakan kayu. Madam Yu membuang kayunya dan menatap marah Wei Wuxian.
"APA YANG ADA DI OTAKMU? MEMANG KAU MAU JADI APA? DASAR BEBAN!!"
Jiang Yanli segera memeriksa luka Wei Wuxian dan menahan tangisnya melihat adik angkatnya hanya diam.
"Kemana kau pergi semalam!? Katakan!"
"Aku bermain," ujar Wei Wuxian dan menahan air matanya.
"Kau tidak punya masa depan! Apa kau ingin jadi manusia sampah? Memang tidak bisa diubah lagi! Kau harusnya menjaga nama baik keluarga ini! Yang kau lakukan hanya membuat malu!"
"Sayang?"
Madam Yu berbalik dan melihat suaminya datang. "LIHAT! Apa kau membelanya lagi? Aku yakin dia menghabiskan waktu semalaman untuk bermain menjadi manusia tidak berguna! Bikin malu!"
Wei Wuxian semakin menunduk.
Wei Wuxian merupakan anak yatim piatu, kedua orangtuanya sudah meninggal saat dia kecil. Dia sempat masuk ke panti asuhan sebelum dibawa oleh Jiang Fengmian dan tinggal di keluarga Jiang. Awalnya dia bahagia, namun semakin lama dia semakin menyadari, jika tinggal di Istana itu tidak seperti kisah dongeng yang dia baca.
Meja makan saat malam begitu hening dan menyesakkan. Wei Wuxian melirik Jiang Yanli yang tersenyum padanya dan memotong apel untuknya.
"A-Li, hentikan memanjakan anak tidak tahu diri itu!"
Jiang Cheng mendengus tajam pada Wei Wuxian yang mengulum bibirnya dan melanjutkan untuk makan.
"A-Xian, paman minta kau untuk berhenti melakukan kenakalan."
