1. Masa lalu (Takdir)

5.3K 102 11
                                    

Sudah 5 tahun usia pernikahan pasangan Bagas Aryadi (25 thn) dan Sekar Ayu (23 thn) belum juga dikaruniai seorang anak. Namun mereka masih berusaha dan berdoa supaya mendapat anak. Bermacam-macam cara sudah mereka lalui untuk mendapat keturunan, dari mulai meminum jamu sampai datang ke orang pintar. Namun usaha mereka masih tak membuahkan hasil. Sedangkan ayah dari sekar alias mertua bagas selalu mendesak untuk minta cucu dari anak dan menantunya itu. Membuat bagas dan sekar semakin stres dan tertekan. Padahal urusan ranjang pasangan ini, tak pernah mengecewakan pasangannya masing-masing. Namun entah sampai sekarang mereka masih belum dititipkan keturunan oleh tuhan.

"Mau kemana kang". Tanya sekar pada suaminya yg sudah rapih hendak pergi

" Ini... Kakang mau ke rumah temen kakang dulu ya" Balas bagas seperti terbata

"Kakang kayanya pulangnya agak sore de" Tambah bagas lalu mendekati istrinya dan mencium kening sekar lembut

"Hati-hati kang" Ucap sekar lalu bagas pergi dengan menggunakan motor matik milik sekar.

........

"Pak bagas.... " Panggil seorang wanita muda namun tak mendapat jawaban

"Pak bagas" Panggilnya lagi,

"Saya sus... " Balas bagas yang baru tersadar dari lamunannya, ia lalu bangkit menuju ruang praktek dokter.

Ternyata bagas menemui dokter untuk berkonsultasi masalah yg ia alami, namun kali ini ia sendirian tak mengajak istrinya. Bagas langsung menceritakan masalahnya dan dokter langsung mengerti maksud bagas.

"Saya sarankan bapak untuk melakukan tes kesuburan" Ucap dokter, lalu bagas hanya mengangguk dan mengikuti saran dokter tadi. Bagas di persilahkan masuk kesebuah ruangan yg tertutup.

"Nanti spermanya di masukan ke sini ya pak" Ucap pak dokter yg terlihat masih mudah itu, sambil memberikan sebuah tempat kecil transparan pada bagas.

Bagas menarik nafas lalu ia menurunkan celana bahan dan juga sempaknya lalu duduk di kursi yang ada di ruangan itu. Wajahnya terlihat tegang dan gelisah. Ia raih batang yang masih tertidur itu lalu mulai memainkannya sampai tegang.

"Ahhhhhhh"

***

"Bapak silahkan tunggu nanti kalau hasilnya sudah keluar bapak nanti kami panggil" Ujar suster yang masih muda itu, bagas tersenyum mengangguk dan duduk di kursi lorong itu. Bagas terlihat tak tenang menunggu hasil tesnya itu. Ia begitu tertekan dengan semua yang ia alami. Ia tak mengira bakal mendapat hal seperti ini setelah menikah. Mempunyai keturunan adalah impian setiap pasangan, namun sampai sekarang bagas masih belum mendapat keturunan.

Jam demi jam terlewati bagas makin tak sabar menunggu hasil tesnya.

"Pak bagas" Ujar suster lalu bagas langsung bangkit antusias tak sabar, berjalan cepat menuju ruang dokter. Bagas tegang melihat dokter yang sedang membaca kertas hasil tesnya dengan serius itu.

"Pak bagas" Ucap dokter

"Iya dok" Balas bagas tak sabar

"Setelah dilakukan tes, ternyata terdapat masalah pada sperma bapak" Jelas dokter serius membuat bagas kaget dan masih tak memahami ucapan dokter muda itu

"Maksudnya gimana dok? " Balas bagas khawatir

"Maksudnya kalau pak bagas tidak bisa memiliki keturunan" Ucap dokter tegas membuat bagas kaget dan terdiam sedih.

"Pak.... " Panggil dokter yg melihat bagas terdiam terpaku

"Maksud dokter saya mandul? " Ujar bagas dokter mengangguk pelan yakin. Bagas langsung menunduk lesu mengetahui kalau dirinya itu mandul alias tak akan bisa punya keturunan.

***

Sudah seminggu sejak bagas mengetahui kalau dirinya mandul, ia masih merahasiakannya dari sekar. Ia tak mau membuat sekar sedih. juga tak mau membuat pernikahannya hancur.

"Masih lemas de? " Ucap bagas khawatir, sudah dua hari sekar sakit tak mau makan dan sering muntah-muntah

"Mendingan kang " Balas sekar terbaring di atas ranjang

"Ya udah nanti kakang panggil pak mantri ya" Ucap bagas dan sekar mengangguk.

*

"Kenapa dengan istri saya pak? " Tanya bagas setelah pak mantri selesai melakukan pemeriksaan pada sekar

"Selamat pak, istri bapak hamil" Ucap pak mantri membuat bagas kaget terdiam terpaku.

"Kang aku hami kang.... " Ucap sekar bangkit merangkul bagas senang, namun bagas masih terdiam terpaku tak percaya

"Kang... " Panggil sekar ia heran melihat suaminya tak senang

"Kang... " Panggil sekar lagi

"Hem" Balas bagas lemas dan langsung duduk di tepi ranjang di samping istrinya

"Kakang gak seneng kalau sekar hamil? " Ucap sekar menatap bagas, ia menatap mata istrinya tajam ia seperti masih tak percaya mendengar kalau istrinya itu hamil. Ia bangkit pergi keluar kamar meninggalkan sekar yg keheranan dengan sikap suaminya.

"Hamil? "

"Bagaimana bisa?"

"Padahal aku sudah di vonis mandul dan tak bisa punya keturunan"

"Lantas anak siapa yang ada dalam perut sekar"

"Gak gak mungkin...... "

Bagas bergumam sendiri ia mulai gelisah dan menerka-nerka. Ia langsung berpikiran negatif terhadap istrinya. Ia berjalan cepat kembali masuk kamar dan duduk di samping istrinya.

"Kakang mau nanya sesuatu sama kamu de" Ujar bagas serius menatap mata sekar,

"Tanya apa kang? " Balas sekar terlihat gelisah dan keringat dingin sudah membasahi dahi sekar.

"Kamu hamil anak siapa de? " Tanya bagas pelan namun terdengar tegas tak sedikitpun ia berkedip ia masih menatap tajam istrinya.

"Maksud kamu kang? Ini anak kita kang" Balas sekar terbata.

Bersambung.....

RantauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang