7. Pijat

2K 53 6
                                    

Satu minggu berlalu pak bagas kerja di pabrik ia mulai membaur dengan lingkungan kerja juga makin akrab denga keluarga pak banu dan ibu arumi

Selepas pulang kerja pak bagas langsung mandi dan makan. malamnya ia nimbrung ikut menonton tv dengan pak banu juga bu arumi. Walau pak banu tidak bisa menikmati tontonan nanun ia masih bisa menikmatinya dengan pendengarannya.

" Gimana pak kerja di pabrik?" Ujar pak banu

" Ya gak gimna gimna si pak, sama aja sama perkerjaan lain . Capek" balas pak bagas lalu keduanya tertawa

" Bu pundak bapak pegal" ujarnya sambil memijat pundaknya sendiri dengan tangan kanannya

" Pijitin bu" ujar pak banu lalu terlihat dengan paksa wajah bu arumi ia bangkit lalu duduk di belakang suaminya dan mulai memijatnya. Pak bagas melihat wajah bu arumi yg terlihat terpaksa namun ia tak menghiraukannya. Ia kembali menatap layar tv di depannya.

"Pak bagas mau di pijat?istri saya bisa mijat loh pak" ujar pak banu

"Emang iya bu bisa mijat?" Balas pak bagas

" Gak ahli si pak cuman dulu pernah belajar mijat dari nenek" balas bu arumi sambil terus memijat pundak suaminya

"Oh...iya. badan saya pegal pegal" ujar pak bagas

"Ya udah pak mau di pijat?" Ujar bu arumi terlihat sumringah. Pak bagas terdiam sebentar padahal ia hanya berbasa basi.

"Boleh dek bu" balas pak bagas sedikit terpaksa

Bu arumi bangkit lalu mengambil minyak dan bantal.

"Pake sarung aja pak" ujar bu arumi, pak. Bagas beranjak lalu masuk kamarnya untuk mengganti pakaiannya

Setelah itu ia tengkurap di atas tikar depan tv persis di samping pak banu yg sedang asik mendengar suara tv.

Bu arumi mulai memijat kaki pak bagas dengan minyak perlahan.

"Arghhhh" pak bagas merintih ketika betisnya mulai di urut bu arumu sambil sedikit menggelinjang

"Sakit pak?" Ujar pak banu

"Iya pak lumyan" balas pak bagas

Selagi bu arumi memijat . Pak banu dan pak bagas terus mengobrol banyak hal walau sesekali suara rintihan pak bagas terdengar.

"Arghhhhh"

"Baring pak" ujar bu arumi setelah menyelesaikan pijatan di bagian belakang tubuh pak bagas. Pak bagas langsung berbaring menuruti bu arumi

pak bagas masih asik sambil mengobrol dengan pak banu.
Bu arumi terlihat mematung menatap tubuh pak bagas yg hanya tertutup sarung kotak kotak abu itu. Tubuh kekar pak bagas berhasil membuat bu arumi terpaku.

Bu arumi mulai kembali memijat dari bagian kaki sampai ke paha. Ketika tangan bu arumi menyingkap sarung yg menutupi paha pak bagas, sklebat terlihat gundukan besar yg tertutup sempak hijau, semakin membuat bu arumi kagum dengan pak bagas.

Perlahan tapi pasti tangan bu arumi yg lembut memijat paha kanan dan kiri pak bagas bergantian. Semain naik dan semakin naik .bu arumi semakin penasaran pijatannya berubah menjadi elusan lembut

"Arghhhhhh " pak bagas meringis namun tak terdengar meringis sakit. Mungkin geli.

Jari bu arumi sesekali sengaja menyentuk bagian tonjolan itu.pak bagas mengelinjang menghindar sambil menatap bu arumi yang mulai nakal itu.

Karena tak ada penolakan bu arumi semakin berani, tangannya malah sengaja menyentuh tonjolan pak bagas.
Lalu pak bagas menepis tangan itu sambil tersenyum ke arah bu arumi.

" Langsung ke bagian tangan aja bu , lengan kanan terasa sakit" ujar pak bagas menghentikan aksi bu arumi.

" Baik pak" balas bu arumi

Pak bagas duduk di samping pak banu sambil membetulkan sarungnya. Bu arumi duduk di samping pak bagas mulai mengurut tangan pak bagas.

Sepertinya pak bagas sengaja untuk menghentikan aksi bu arumi tadi. Ia takut pak banu tau akan aksi istrinya itu .

"Gimna pak pijatan istri saya?" Ujar pak banu

"Enak pak, badan jadi terasa enteng Makasi bu arumi" ujar pak bagas

" Sama sama pak" lalu pak bagas bangkit masuk kamar dan keluar membawa handuk dan uang. Ia menghampiri bu arumi lalu memberi uang atas pijatannya sambil melempar senyum

" Pak saya mandi dulu" ujar pak bagas pada pak banu

" Iya pak silahkan" balasnya lalu pak bagas belalu ke belakang .

Bersambung.....

RantauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang