Siang di sebuah pabrik yang lumayan besar di kota xxx. Seseorang sedang menunggu lamaran kerjanya di terima atau di tolak. Dengan harap harap cemas ia duduk di ruang tunggu.
"Pak bagas... " Panggil pria berpakaian lumayan rapih
"Saya mas" Ujar pria yang bernama bagas itu bangkit dan mendekat
"Bapak mulai besok sudah bisa bekerja pak, ini pakaian seragam nya" Tambah pria itu
"Jadi saya di terima mas? " Balas pak bagas tak percaya
"Iya bapak di terima , dan mulai besok bapak sudah bisa bekerja sebagai satpam penjaga gerbang pabrik" Ujar pria itu
"Makasih mas...makasih " Balas pak bagas senang lalu ia mengambil seragamnya dan pergi keluar dengan membawa ransel hitam besar.
"Tinggal cari tempat tinggal nih" Ujarnya berhenti di pinggir jalan dekat pabrik yg ia masuki tadi sambil melirik ke kanan dan ke kiri.
Pak bagas mulai berjalan menyusuri gang kecil dekat pabrik tadi dengan niat mencari tempat tinggal. Ia sudah bertanya ke sana kemari namun masih belum menemukan kosan yang ia cari.
"Waduh mahal ya pak" Ujar pak bagas pada bapak pemilik kos itu
" Ya segitu standar pak kalau di kota" Ujar bapak itu lalu pak bagas tak jadi untuk mengambil kos itu. Dan kembali melanjutkan pencariannya.
"Uang segini mana cukup... " Gerutu pak bagas, ia berhenti di sebuah saung pinggir jalan, ia menyeka keringat di wajahnya.
"Gorengan... Gorengan.... " Suara wanita itu mendekat kearah pak bagas dari kanan samping saung
"Gorengan pak? " Ujar wanita itu berhenti lalu meletakan dagangannya di samping pak bagas. Pak bagas mengambil satu gorengan lalu ia langsung menyantapnya.
"Sampean orang baru pak? " Ujar wanita itu pada pak bagas
"Iya bu, lagi cari kosan yang murah, ibu tau gak ya? " Balas pak bagas
"Pantes toh, saya gak pernah liat bapak sebelumnya" Balas ibu penjual gorengan itu lalu terdiam seperti terpikirkan sesuatu
"Kebetulan pak, gimana kalau bapak tinggal di rumah saya, ada satu kamar kosong yg gak kepakai. saya akan kasih murah untuk biaya sewanya" Ujarnya
" Emang iya bu, kebetulan sekali kalau begitu bu" Balas pak bagas sumringah
"Tapi rumah ibu dekatkan dari daerah pabrik itu kan?" Ucap pak bagas menunjuk bangunan pabrik
"Oh bapak kerja di situ toh, deket pak , mari pak mari..." Balas wanita itu mengajak pak bagas ke rumahnya, lalu pak bagas mengikuti wanita itu menuju rumahnya.
***
Sepanjang jalan keduanya berkenalan dan saling mengobrol. Hingga sampai lah mereka di sebuah rumah yang sederhana dengan tembok putih namun terlihat masih kokoh dan terjaga rapih.
" Udah pulang bu? " Tanya pria yg sedang duduk di depan rumah itu
"Iya pak" Balasnya lalu meletakan barang dagangannya
"Kenalkan pak, ini suami saya pak banu" Ujar wanita itu mengenalkan suaminya pada pak bagas
"Oh ini suami ibu arumi toh" Balas pak bagas lalu hendak menjabat tangan suami ibu arumi namun ia tak mendapat balasan dari pak banu,
"Maaf pak, suami saya buta sudah beberapa tahun belakang karena kecelakaan" Jelas ibu arumi membuat pak bagas kaget dan iba. Ia lalu meraih tangan pak banu sigap menjabatnya.
" Saya Bagas" Ujar pak bagas
"Saya banu... Mari silahkan masuk" Ujar pak banu, lalu ia bangkit di bantu istrinya masuk rumah.
Bu arumi menjelaskan prihal pak bagas yang hendak menempati kamar kosong di rumahnya. Pak banu langsung menyambut baik pak bagas.
"Ini bu sewa untuk 3 bulan ke depan" Ujar pak bagas lalu menyerahkan beberapa lembar uang berwarna merah itu pada bu arumi
"Ok pak, saya terima ya pak" Ujar bu arumi lalu ia bangkit menuju kamarnya
" Semoga betah ya pak" Ujar pak banu
"Iya pak" Balas pak bagas
"Pak bagas asli mana? " Ujar pak banu
"Saya dari kampung pak, mau mengadu nasib di kota orang" Ujar pak bagas
"Oh.. Memang kerja di mana pak? " Lanjut pak banu
"Di pabrik deket sini pak" Balas pak bagas
"Oh di pabrik xxx itu toh... Iya iya iya" Balas pak banu.
"Silahkan di minum dulu pak, nanti saya bereskan dulu pak kamarnya" Ujar bu arumi datang dengan dua gelas cangkir kopi
"Makasih bu" Balas pak bagas lalu melanjutkan obrolannya dengan suami ibu arumi yg buta itu.
"Itu dulu bekas kamar putri semata wayang kami pak" Ujar pak banu yg langsung terlihat sedih
"Oh... Terus sekarang kemana anaknya pak? " Tanya pak bagas sambil menyeruput kopinya
"Anak saya sudah menikah dan ngikut suaminya pak" Balas pak banu
"Oh sudah menikah toh... "Balas pak bagas
" Kalau bapak punya anak berapa? " Tanya pak banu yang langsung membuat pak bagas terdiam sedih.
"Silahkan pak, kamarnya sudah bersih dan wangi" Ujar bu arumi yang mengagetkan lamunan pak bagas.
"Ya udah pak saya mau langsung istirahat dulu ya pak, capek" Pamit pak bagas yg belum menjawab pertanyaan pak banu itu
"Iya pak silahkan" Balas pak banu, pak bagas mengambil ranselnya lalu masuk kamar yang posisinya berada di paling depan bagian rumah, sedangkan kamar pak banu dan bu arumi berada di samping kamar yg pak bagas tempati.
Ia menutup pintu kamar dan langsung mengeluarkan barang yg ada di ransel dan meletakkannya di lemari. Terlihat pak bagas masih kepikiran soal pertanyaan pak banu tadi, memori masa lalu seketika terbayang di pikiran pak bagas, ketika tau kalau dirinya mandul dan istri tercintanya mengkhianati pernikahan mereka.
pak bagas hidup berdampingan dengan rasa sesak dan sesal di hatinya. Namun pak bagas mampu bangkit untuk tetap hidup dan mencari kebahagiannya. Kini di usianya yg 47 tahun ia harus berjuang untuk hidupnya sendiri tanpa di temani siapapun. Hatinya mati dan sudah tertutup untuk orang baru. Ia sudah berjanji tak mau bermain dengan cinta lagi.
Bersambung.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Rantau
RomancePeringatan 🔞🌈 (Genre : Mature Love/Biseks/Mxm) perjalanan seorang pria yang bernama Bagas dalam roda kehidupan yang selalu berputar. Tokoh: 1. Bagas A 2. Sekar Ayu 3. Arga Yuda 4. Banu 5. Arumi 6. Juragan Darsa 7. Juragan Yuda