2. Masa lalu (Duka)

3.2K 82 0
                                    

Sekar berlari sambil menangis ia mengambil kunci motornya lalu pergi ke rumah bapaknya. Sedangkan bagas masih terdiam di tepi ranjang kamarnya. Ia menunduk memikirkan kehamilan sekar. Ia masih tak percaya kalau sekar hamil. Lalu bagas menyusul sekar ke rumah mertuanya.

***
"Loh loh kamu kenapa nak kok nangis" Ucap pak Darsa

"Kamu diapain sama bagas? " Ujar pak darsa lalu mendekap anaknya dalam rengkuhannya ia mengelus kepala sekar pelan

"Bilang sama bapak kamu diapain sama bagas? " Ucap pak darsa dengan nada yg tegas dan marah.

Pak darsa mengajak sekar duduk di ruang tamu dan menenangkannya.

"Kamu kenapa? " Ucap pak darsa

"Sekar hamil pak" Ucap sekar membuat pak darsa tak percaya

"Apa.. Hamil?" Balas pak darsa tak percaya

"Ia sekar hamil... " Balas sekar pak darsa langsung memeluk anaknya erat, pak darsa begitu bahagia mendengar kalau anaknya hamil. Cucu yang sudah dia idam-idamkan sudah lama . Pak darsa sampai menetaskan air matanya tak terasa dan mempererat pelukannya.

"Pak... " Ucap sekar mencoba melepas rangkulan bapaknya yang semakin erat membuatnya sesak

"Maaf.. Bapak saking senengnya" Balas pak darsa lalu melepas pelukannya dan menyeka pipinya.

"Terus kamu kenapa nangis? " Tanya pak darsa keheranan, namun sekar  malah menunduk sedih.

"Nak... " Panggil pak darsa lalu sekar mengangkat kepalanya dan menceritakan perihal kalau suaminya itu tak senang tentang kehamilannya dan malah menuduh kalau sekar selingkuh dengan pria lain. Mendengar itu pak darsa langsung naik pitam. Kumis dan dahinya terangkat.

"Bajingan... "

"Suami macam apa kau bagas" Umpat pak darsa marah lalu tak lama bagas datang masuk. Pak darsa bangkit dan menghampiri bagas dengan cepat ia menampar pipi kanan bagas keras sampai bagas terpental.

Plakkkk

"Pak... Cukup pak.. " Ujar sekar menahan bapaknya yang hendak menampar bagas untuk kedua kalinya.

"Lepas.... "

"Suami macam apa yang.... " Pak darsa hendak memukul bagas lagi namun sekar langsung menahannya menghentikan bapaknya, ia menghalangi suaminya dan berdiri di depan pak darsa

"Cukup pak... " Ucap sekar sambil menangis.

"Tampar aja sekar pak" Ucap sekar terpejam

Bagas kembali bangkit tertunduk dihadapan mertuanya yang sedang marah besar itu. Pak darsa terdiam mengatur nafasnya yg tadi meluap lalu sekar mengajak bapaknya untuk duduk kembali.

Pak darsa (52 thn) merupakan juragan kaya di desa, istrinya sudah meninggal lama ketika sekar masih duduk di bangku SMP. Ia mempunyai banyak sawah dan perkebunan. Ia merupakan orang yang terpandang dan juga galak.

Dulu ia menentang hubungan sekar dan bagas. Karena bagas hanya pemuda biasa sebatang kara tak punya apa-apa. Dan tak pantas menikah dengan sekar anaknya yang merupakan kembang desa.

Namun karena sekar sangat mencintai bagas dan ia juga  mengancam akan bunuh diri akhirnya ia merestui hubungan bagas dan anaknya.  Padahal ia sudah berencana akan menjodohkan sekar dengan anak dari temannya. Namun perjanjiannya terpaksa batal karena sekar sangat mencintai bagas. Ia harus rela merusak hubungan pertemanannya karena membatalkan perjanjian pernikahannya tiba-tiba.

"Bagas minta maaf pak" Ujar bagas lalu bersimpuh di kaki mertuanya. Namun pak darsa hanya terdiam ia menatap sekar.

"Ya udah bapak maafkan kali ini tapi kalau sekar menangis lagi, bapak akan langsung... " Ujap pak darsa terpotong sekar

"Pak... " Ucap sekar menatap bapaknya iba. Lalu pak darsa tersenyum.

"Udah sana... Pulang... Udah malam" Ucap pak darsa bagas bangkit dan mengajak sekar pulang

"Gas.. Jaga anak bapak" Ujar pak darsa melotot ke arah bagas.

"Ia pak... " Balas bagas lalu keduanya pergi meninggalkan rumah pak darsa.

"Solikin..... "

"Kin.... " Panggil pak darsa lalu seorang pria dengan badan besar seumuran dengan bagas mendekat.

"Iya tuan" Balas orang yang bernama solikin sambil menunduk di hadapan pak darsa

"Pijitin saya kin... Badan saya pegal" Ujar pak darsa bangkit menuju kamar di ikuti pria yang bernama solikin tadi.

***

Keesokan harinya bagas bertingkah seperti tak terjadi apa-apa dengan sekar

"Maafin kakang ya de. " Ucap bagas

"Iya kang gak papa" Balas sekar tersenyum

"Kakang ke kebun dulu ya de" Pamit bagas lalu sekar mencium tangan suaminya.

Setelah bagas pergi sekar langsung masuk kamar bersiap hendak pergi buru-buru.

****

Sekar gelisah menunggu seseorang di pekarangan kebun yg sepi dari penduduk. Lalu suara motor terdengar mendekat ke arah motor.

"Lama banget kang" Ujar sekar pada pria itu

"Kamu kenapa kok gelisah gitu? " Balas pria itu lalu mendekati sekar dan membelai rambutnya.

"Aku hamil kang... " Ujar sekar sayup

"Bagus dong... Berarti ini anakku atau anak bagas suamimu? " Ujarnya tersenyum

"Aku gak tau kang" Balas sekar menunduk

"Ya pasti anakku lah, bagas gak bakalan bisa memberi kamu keturunan " Ujarnya tersenyum senang.

Lalu dari samping bagas berlari ke arah pria yang sedang membelai istrinya dan keras memukul wajah pria itu.

Brukkkk

Pria itu tersungkur ke tanah, sekar langsung panik dan mencoba menghentikan bagas yang sedang marah besar itu.

"Cukup kang... "

"Cukup kang...... " Sekar mencoba menghentikan aksi bagas yang hendak memukuli pria itu

"Oh jadi kamu ga..."

"Bajingan kamu ga.... " Umpat bagas dengan nafas yang sudah tak terkendali lagi. Amarahnya sudah tak terbendung. Pria yang bernama  arga itu masih di atas tanah memegangi pipi yg tadi bagas pukul. Sekar memeluk erat bagas.

"Pergi..."

"Pergi..... " Teriak sekar pada arga , ia langsung bangkit berlari kearah motornya dan pergi. Bagas mendorong sekar ketanah hendak mengejar arga.

"Ahhhhhh" Rintih sekar kesakitan memegangi perutnya.

"Kamu kenapa de? " Bagas langsung membawa sekar pulang.

Bersambung.....

RantauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang