3. Masa lalu (Tergoda)

3.5K 81 0
                                    

Flesbek

Siang itu sekar sedang di rumah bapaknya, lalu kebetulan anak dari sahabat bapaknya yg dulu mau di jodohkan dengan sekar datang berkunjung. Pak darsa langsung mempersilahkan arga yuda masuk dan saling mengobrol.

"Bagaimana kabar bapakmu? " Tanya pak darsa

"Bapak sehat-sehat aja kok" Balas arga

"Sukur deh, kamu kapan nikah? " Tanya pak darsa, arga langsung menatap sekar dalam.

"Pak boleh kan arga ajak sekar keliling desa sebentar" Ujar arga pada pak darsa

"Boleh silahkan" Balas pak darsa, sekar lalu menatap bapaknya, sedangkan darsa pergi keluar

"Nanti kalau kakang bagas tau bahaya pak, sekar gak mau" Ujar sekar

"Tenang aja cuma jalan sebentar kok, bagas juga lagi sibuk di kebun kok gak bakalan tau" Balas pak darsa meyakinkannya

"Udah sana arga sudah nunggu di depan" Ucap pak darsa lagi, lalu dengan berat hati sekar menuruti bapaknya dan ikut bonceng motor arga untuk berjalan keliling desa.

"Kamu kenapa ? " Tanya arga yang dari tadi melihat sekar termenung

"Gak papa.. " Balas sekar singkat

"Sabar ya. Tadi aku dengar dari bapakmu, kalau kalian belum juga di karunia keturunan" Ujar arga membuat sekar kaget.

Arga menghentikan motornya di samping sungai lalu mengajak sekar duduk di bebatuan samping sungai, gemericik air sungai ternyata membuat sekar tenang dan sedikit melupakan masalahnya.

"Dulu waktu kecil kita sering main di sungai ini kan" Ucap arga lalu turun ke air dan menyiram sekar dengan air. Mereka merupakan teman masa kecil dan sedikit mengulang dan bernostalgia.

"Ah basah ga" Ucap sekar, ia lalu ikut turun dan membalas siraman arga. Keduanya saling membasahi. Arga terdiam melihat tubuh sekar yang molek itu tercetak dibalik bajunya yang basah. Sekar tak sadar kalau badannya itu tercetak jelas dan membuat arga bergairah.

"Udah ah dingin" Ucap sekar lalu keduanya naik dari air dan duduk di samping sungai.

Arga tak fokus untuk berbincang ia fokus memandang lekuk tubuh sintal sekar di balik bajunya yang basah. Sekar mulai menyadari kalau arga sedang memandanginya tajam. Sekar mulai merasa tak nyaman. Lalu mengajak arga pulang namun arga tak menjawab ia   malah semakin mendekatkan tubuhnya ke arah sekar.

"Ga.... "

Arga sangat tergoda dengan sosok yg sedang ia tatap. Sosok kembang desa yang tak pernah pudar pesonanya. Arga dengan sigap memeluk sekar dari samping, sekar memberontak dan mencoba melepas pelukan arga, namun usahanya sia-sia, arga semakin kuat dan semakin berani menciumi tubuh sekar dan menggerayangi tubuh sekar yang basah itu.

"Lepasin ga... " Sekar mencoba memberontak namun sia sia

"Ga... Udah ga.... " Sekar lalu di dorong arga sampai ia tergeletak diatas rumput di samping sungai, yang tertutup bebatuan dan semak yang lebat. Arga menindih sekar lalu memegangi kedua tangan sekar ke atas. Ia langsung menciumi leher sekar dan wajah sekar bringas penuh nafsu, dan birahi.

"Ga... " Sekar masih mencoba melepaskan diri dari arga

Arga terbawa nafsu tergoda kecantikan sekar, ia sudah tak bisa berpikir jernih, dengan kuat arga menggenggam kedua tangan sekar, ia menindih sekar paksa dan menciumi tubuh sekar bringas.

"Lepasin... Ga..... Aku mohon... " Sekar kalah kuat ia tak bisa melawan ia hanya memohon pada arga untuk menghentikan aksinya, namun arga tak perduli karena sekarang ia sudah di landa nafsu hebat.

"Tenang aja disini gak ada orang melihat kita" Ujar arga tersenyum penuh kemenangan.

"To... Long..... Tol.... " Sekar berteriak sambil terus berontak, arga langsung melumat bibir sekar dan menghentikan sekar untuk berteriak

"Hmmmm.. Mmmmmm" Sekar memejamkan matanya ia mulai menyerah, arga dengan bringas memainkan bibir dan lidah sekar. Mereka bertukar ludah.

"Hhhh" Arga melepas lumatannya lalu ia menyingkap rok sekar keatas dan menarik paksa CD putih yang sekar pakai.

"Jangan ga.... " Sekar sudah lemas ia tak bisa lagi melawan karena tenaganya sudah mulai habis. Arga tak perduli ia menarik resleting celananya dan mengeluarkan batang yg sudah tegak maksimal itu, ia arahkan langsung ke lubang sekar yang merah merona dengan sedikit bulu halus yang tertata rapi. Batang arga yang memang berukuran standar itu dengan bulu yang sedikit langsung memaksa masuk kedalam lubang sekar paksa.

"Arghhhhhh" Sekar merintih memejamkan matanya ketika benda keras tumpul arga memaksa masuk. Sedangkan arga langsung melumat bibir sekar lagi sambil mulai menggoyang pinggulnya maju mundur tak perduli dengan sekar, ia langsung menggenjot sekar cepat tanpa ampun.

"Hmmmmmm"

"Ahh  sempit .... Hangat..... Bagas sialan..... Beraninya dia merebut kamu dari ku" Ujar arga terlihat kesal

"Ah ahhhhhh "

******************************

Sekar mulai tersadar dari pingsannya ia melihat suaminya bagas yang termenung tertunduk di samping ranjang

"Kang... " Sekar memanggil suaminya

"Kamu udah sadar de? " Balas bagas

"De.. Kakang mau jujur sama kamu" Ujar bagas sedih

"Jujur apa kang" Balas sekar yang masih terbaring di atas ranjang

"Ini apa kang" Tanya sekar meraih kertas yang bagas berikan

"Kata dokter kakang mandul, dan tak bisa punya anak" Ujar bagas tertunduk

"Maksud kakang? " Balas sekar

"Iya kakang gak bisa punya anak dan anak yang ada dalam perut kamu gak mungkin punya kakang de" Jelas bagas yang membuat sekar kaku tak bisa menjawab.

"Kakang mau cerai de" Ujar bagas lirih namun pasti, air mata sekar langsung tak bisa ditahan, ia menangis dan bagas keluar kamar.

Bersambung....

RantauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang