-9

5.1K 600 37
                                    

Suasana tempat sidang internal sangat mencekam sekarang, setelah penjelasan yang diberikan oleh tim investigasi Jaehyun dan Mark sama-sama terdiam memikirkan mana yang terbaik. Hasil dari penyelidikan menyatakan bahwa ada aliansi yang menolak pemerintahan Jaehyun selama ini dan pemimpinnya adalah Renjun.

"Kita tidak bisa gegabah dengan membuat keputusan menahan Renjun, keluarga Nathaniel adalah penunjang terbesar pertanian." Ucap Jaehyun.

Rapat internal ini hanya dihadiri oleh keluarga kerajaan, ada Taeyong, Jaehyun, Mark, Jeno, serta petugas investigasi.
"Lebih baik kita sembunyikan saja, anggap tidak pernah terjadi apa-apa dan perketat keamanan." Putus Mark,

"Aku akan memutuskan bagaimana bernegoisasi dengan mereka." Lanjut Mark.
"Lebih cepat lebih baik, kita tidak bisa menghancurkan keluarga Nathaniel. Jika negosiasi lebih baik, tolong lakukan." Ucap Taeyong.

"Jeno, kau mau menambahkan?" Jaehyun menatap Jeno yang sedari tadi hanya diam mendengarkan,

"Tidak ada, negosiasi adalah pilihan terbaik. Jika masih membelot terpaksa keluarga Nathaniel akan dimusnahkan." Jeno membalas, semua kepala disana mengangguk setuju.

"Ini sama seperti kasus keluarga Ferdinand, iyakan?" Taeyong menghela nafasnya, masih teringat dengan jelas hukuman mati yang diberikan kepada keluarga Ferdinand dan disaksikan oleh semua orang.

"Kalau begitu sudah bulat, kita akan bernegosiasi. Mark kau bisa memikirkan caranya satu hari dari sekarang. Kuharap besok lusa kau bisa menjelaskan bagaimana caramu bernegosiasi dan berangkat menemui Nathaniel." Setelah ucapan Jaehyun itu, rapat selesai dan semua meninggalkan tempat untuk kembali beraktivitas.




Kembali ke sekarang, dimana sekarang Jeno dan Haechan berada di tempat biasa melepas penat. Diatas batu yang ada di dekat tebing, Haechan merebahkan tubuhnya diatas batu sedangkan Jeno duduk sembari menatap pemandangan yang ada.

"Hey, jawab aku." Jeno tiba-tiba berucap membuat Haechan mengernyit heran, perasaan Jeno tidak bertanya apapun.

"Kau belum bertanya bodoh." Balas Haechan.

"Apa hubunganmu dengan Mark?" Tanya Jeno.
"Tidak ada." Haechan menjawab dengan seenaknya, dan hal itu membuat Jeno kesal. Pemuda itu kembali menindih tubuh Haechan dan menatap lekat netra coklat milik Haechan.

"Kau pikir aku bodoh untuk menyadari aura dan tatapan Mark padamu?" ucapan Jeno membuat Haechan tak bisa berkata-kata, dia tidak tahu harus menjawab seperti apa lagi karena memang dia dan Mark tidak ada..

"Jawab Haechan. Dengan jujur." Jeno menekankan setiap kata yang dilontarkannya, membuat Haechan menghela nafas,

"Kami dulu pernah berteman." Haechan mendorong tubuh Jeno agar menyingkir darinya, dan Jeno pun mengalah karena pada akhirnya Haechan mau bercerita juga.

"Ceritakan padaku." Perlahan Jeno meraih tangan Haechan dan menggenggamnya, memainkan jemari milik Haechan yang kecil dan lentik dibandingkan tangannya. Haechan tak memprotes, setelah kejadian Jeno menciumnya disini, ia menerima semua jenis skinship yang diberikan oleh Jeno.

"Dulu kami bertemu dihutan, lima tahun lalu mungkin? Umurku masih 17 tahun saat itu. Dia bilang sedang berjalan-jalan dan kebetulan melihatku, jadi selama satu bulan kami berteman." Jelas Haechan.

"Lalu kenapa kalian seperti ini?" Jeno bertanya.
"Entahlah, aku juga tidak tahu. Yang pasti setelah tahu dia adalah putra mahkota aku merasa minder. Dan saat aku bertemu dengannya lagi, aku tidak berani menatapnya. Dia sangat berbeda dengan Mark yang ku kenal dulu." Haechan rasa dia sudah cukup menjelaskan, karena itu dia menatap Jeno yang rupanya sedari tadi menyimak sembari menatap wajah Haechan, yang ditatap salah tingkah sampai telinganya memerah.

CARNATION (NOHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang