-22

3.7K 413 22
                                    

Setelah kejadian itu diketahui oleh semua orang di istana, Jaehyun menyuruh salah satu prajuritnya mendatangi Haechan yang kini menikmati siang menjelang sorenya di kandang kuda. 

"Haechan." suara itu membuat Haechan langsung menoleh dan dia menemukan prajurit yang masih berpakaian lengkap,

"Raja memberikan kebebasan padamu mulai sekarang, lingkungan istana sedang rentan jadi kau dibebaskan dari hukuman mulai detik ini. Kau bisa kemasi barangmu dan meninggalkan istana tanpa beban." prajurit itu pergi s etelah berkata demikian, meninggalkan Haechan dalam keadaan terdiam. Dia tidak tahu harus senang atau sedih sekarang, senang karena dia bebas dari istana dan sedih karena dia akan jauh dari Jeno. 

'Bukankah itu lebih bagus?' batin Haechan, ia menghela nafas sebelum ia memutuskan untuk pergi ke kamarnya untuk mengemasi barangnya yang tak seberapa banyak itu. Jeno sedang ada rapat, makanya anak itu tidak ada disekitar Haechan seperti biasanya. Setidaknya Haechan bisa sedikit tenang. 

Sembari memasukkan notes dan dua setelan bajunya, pintu kamar Haechan terbuka dan menampakkan sosok Jisung yang berjalan ke arahnya.

"Kau pasti sudah dibebaskan." ujarnya, ia berdiri dihadapan Haechan.

"Setelah kau keluar dari sini pergilah ke tempat Renjun, semuanya akan berkumpul disana." Jisung memberikan perintah.

"Lalu bagaimana denganmu?" tanya Haechan, ia masih memasukkan  barangnya ke dalam tas dan notes adalah barang terakhirnya.

"Aku akan menyusul nanti malam." setelah itu Jisung keluar dari kamar, di lorong dia berpapasan dengan Jeno.

"Apa yang kau lakukan di kamar Haechan?" tanya Jeno, ia menatap intens Jisung yang sebenarnya tidak melakukan apa-apa.

"Hanya mengucapkan selamat tinggal, Tuan." jawab Jisung, ia masih mempunyai sopan saat berbicara dengan Jeno. 

"Memang kau mau pergi kemana?" tanya Jeno, ia bingung, tidak ada kabar jika Jisung akan pergi.

"Bukan saya, tetapi Haechan. Dia dibebaskan karena keadaan istana sedang rentan sekarang." jawaban Jisung membuat Jeno langsung membulatkan mata dan berlari menuju ke kamar Haechan untuk memastikan.

"Oh Jeno, kenapa?" tanya Haechan, ia sudah memakai tas selempang rajutnya. 

"Kenapa kau tidak bilang?" tanya Jeno, ia berdiri dihadapan Haechan sekarang.
"Mereka baru memberitahu dan dirimu masih ada acara, kupikir kau sudah tahu." Haechan menjawab dengan apa adanya, sesuai dengan yang terjadi. Namun kenapa dia jadi ikut menahan sesak di dalam dadanya? 

Jeno meraih tubuh Haechan lalu memeluknya erat, tangan besarnya mengusap punggung Haechan dengan lembut. "Ayah benar, istana tidak aman untukmu. Jika semua sudah kembali seperti semula, aku akan menghampirimu setiap hari. Jangan pergi jauh-jauh." ucapnya. 

Rasa sakit itu mulai memenuhi hati Haechan seiring dengan dia yang bisa membayangkan bagaimana jika Jeno mengetahui semuanya nanti. Dia yang berkhianat dan juga bagian dari keluarga Ferdinand. Ah, Mark pasti juga akan mengalami hal ini, bahkan dari tiga orang sekaligus nantinya. 

"Ya." hanya itu jawaban yang bisa diberikan oleh Haechan saat ini, tidak bisa berkata-kata lebih banyak, dia takut jika dia malah menangis dihadapan Jeno. 

Jeno melepaskan pelukannya, ia kemudian menatap Haechan dan mengusap kepalanya. "Hati-hati, aku pasti akan menemukanmu nanti." pesan Jeno. 

Haechan hanya menganggukkan kepala, matanya mulai berair tanpa dia sadari membuat Jeno terkekeh lalu mengusap mata indah itu dengan lembut. "Astaga, kau menangis." kekehnya. Haechan hanya bisa tertawa kecil lalu membiarkan Jeno mengecupi seluruh permukaan wajahnya.

CARNATION (NOHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang