CARNATION (NOHYUCK) END

-2

Di dalam semua kerajaan selalu ada segelintir orang yang tidak menyukai kepemimpinan raja mereka, tak terkecuali Kerjaan Reviver. Ada orang yang mendukung kepemimpinan Jaehyun terutama mereka yang kini menduduki kursi tinggi di politik, dan masyarakat kecil yang tidak memiliki hak untuk menghakimi Jaehyun banyak yang tidak menyukai kepemimpinan Jaehyun. Bagi mereka kepemimpinan Jaehyun terlalu otoriter dan terkesan tidak mendengarkan keinginan rakyatnya. 

Dari ketidaksukaan itu, lahir sebuah aliansi yang menentang kepemimpinan Jaehyun. Sering membuat masalah dengan menghambat masuknya pasokan susu dari Kerajaan lain, atau surat ancaman. Mereka menamai perkumpulan mereka dengan sebutan 'NOIR', berdiri setahun lalu dan dipimpin oleh seorang pemuda yang paling menentang Jaehyun yaitu Renjun Nathaniel. Meskipun umurnya baru menginjak 23 tahun, dia berhasil mengumpulkan orang-orang berani untuk menentang secara terang-terangan kepemimpinan Jaehyun dan akan melakukan rencana besar untuk menggulingkan kepemimpinan pria itu. 

Renjun tidak bekerja sendirian untuk menggerakkan aliansi ini, dengan dua orang yang menjadi kaki tangannya dia memimpin dan merencakan penyerangan secara perlahan, salah satunya adalah Jaemin Narrae Alejandro. Orang kepercayaan Renjun dan yang melindungi Renjun, seorang ahli pedang berusia 22 tahun yang mengabdikan dirinya pada Renjun hingga dia mati nanti. 

Noir tidak selalu membuat masalah setiap hari, mereka terkadang menjalani kehidupan seperti biasa untuk membantu rakyat kecil lain untuk mengembangkan usaha. Renjun sendiri merupakan salah satu pemilik tanah padi dan gandum paling luas, menjadi pemasok utama beras dan gandum di Kerajaan. Kedua orang tuanya sudah terbunuh dalam sebuah perang 'tak terlihat' lima tahun lalu. Penyergapan yang terjadi saat malam hari dan diam-diam oleh salah satu Kerajaan yang memiliki rencana untuk menguasai Kerajaan Reviver. Saat itu Renjun tidak berada di rumah, dia sedang melarikan diri karena bertengkar dengan kedua orang tuanya masalah tidak boleh pergi berlayar mencari ikan bersama dengan Pamannya, siapa sangka itu hari terakhir Renjun bertemu dengan kedua orang tuanya. 

"Hey, apa kau tahu dimana pembunuh bayaran itu tinggal?" tanya Renjun, ia menghisap batang nikotin yang terjepit apik diantara jemarinya, ia kemudian menatap Jaemin yang menurunkan buku yang dibacanya. 

"Belum, tetapi aku pernah berbicara dengannya di pasar. Dan dia menolak." jelas Jaemin. 

Renjun nampak berdecak, "Apa mengikutinya begitu susah untukmu?" tanya Renjun lagi, dia merasa kalau kinerja Jaemin tidak sesuai dengan keinginannya. 

"Maafkan aku, aku akan mengikutinya lagi hari ini." balas Jaemin. Sejujurnya dia sendiri mengakui kalau intuisi pembunuh itu sangat baik hingga dia bisa dengan mudah menghilangkan jejak. 

Renjun mematikan rokoknya kemudian berdiri, mereka sekarang sedang berada di gubuk kecil tempat Renjun mengawasi kinerja pekerja ladangnya. Jaemin ikut berdiri, 

"Malam ini kita akan berkumpul untuk membahas rencana penyergapan besok lusa." ucap Renjun, ia berjalan keluar dari gudang itu diikuti oleh Jaemin dibelakangnya. Biasanya setelah mengawasi ladang, di siang hari Renjun akan pergi ke pasar untuk mengamati keadaan atau sekedar menyapa para pedagang disana. Semua orang mengenal Renjun jelasnya, juragan beras dan gandum itu terkenal lumayan kaya dan suka membantu orang-orang dengan tingkat ekonomi rendah. Makanya banyak yang menyukai Renjun, meskipun di sisi lain dia merupakan salah satu penggerak NOIR yang berencana untuk melengserkan Jaehyun. 

"Mau makan siang dimana?" tawar Jaemin, 

"Dirumah, dan pastikan kau yang memasak. Aku akan memastikan keadaan anak-anak di penampungan lebih dulu." Renjun mempercepat langkahnya mendahului Jaemin yang masih dengan langkah pelannya, menatap punggung Renjun sejenak sebelum akhirnya dia mengambil jalan yang sebaliknya untuk menaiki kuda menuju ke rumah kebesaran Renjun yang letaknya memang lumayan jauh dari ladang.