-12

4.4K 522 16
                                    

Kepulangan Mark, Jeno, Jisung dan juga Haechan disambut dengan baik oleh Jaehyun dan juga Taeyong. Mereka sampai di istana ketika jam sudah menunjukkan pukul lima sore, jadi sisa waktu sebelum makan malam digunakan untuk istirahat.

Dan kini jam makan malam sudah datang, Mark bersama Jeno langsung menuju ke ruang makan. Untuk kali ini, Jeno mengajak Haechan dalam makan malam namun anak itu hanya diperbolehkan untuk berdiri disamping Jeno yang mana itu sangat menyiksa bagi Haechan.
Bagaimana tidak? Dia hanya berdiri dan menatap orang-orang ini memakan makanan enak sedangkan dirinya sendiri belum makan? Cobaan macam apa ini?

"Jadi apa kabar baik yang kau bawa Jeno?" tanya Jaehyun memulai percakapan setelah mereka berdoa kepada dewa sebelum makan.
"Aku berhasil menangkap si pembuat masalah di Albeha." jawab Jeno.
"Ayah sudah tahu." balas Jaehyun.
"Dan juga, aku memikirkan rencana Bagus untuk Albeha untuk meningkatkan perekonomian kota mereka. Haechan juga ikut membantu memikirkan cara." sejenak setelah ucapan Jeno, Jaehyun dan Taeyong menatap Haechan sesaat, membuat anak itu gugup setengah mati.
"Oh ya? Apa itu?" tanya Taeyong dengan senyumnya.
"Jadi aku dan Haechan memikirkan tentang menjadikan Albeha sebagai tempat wisata." ucapan Jeno mengundang tanda tanya dari Jaehyun dan Taeyong,
"Disana banyak tempat yang Indah meskipun komoditas biji-bijian disana rendah. Namun tempat seperti air terjun dan juga makanan bisa menjadi destinasi yang Bagus untuk orang-orang luar kota bahkan dari luar kerajaan. Kemudian untuk mengenalkannya sama seperti pedagang, menggunakan poster berupa tulisan dan juga beberapa wanita cantik yang dibayar untuk memperkenalkan tempat." Jeno menjelaskan secara detail rencananya, Jaehyun menatap kagum pada Jeno,
"Ayah kira kau hanya suka bermain, ternyata kemampuanmu sama seperti Ayah." ucap Jaehyun.
"Mark akan menyampaikan rencanamu pada pemimpin Abelha nanti. Dan kau Mark, harus bisa mematangkan rencana adikmu." ucap Jaehyun yang dibalas anggukan oleh Jeno dan Mark.

Selepas makan malam, karena Jeno masih belum mengantuk ia memilih mengajak Haechan ke hangar untuk berlatih pedang.
"Jam segini harusnya kau gunakan untuk istirahat." ucap Haechan, ia mengambil pedang kayu untuknya dan untuk Jeno.
"Energiku masih banyak, dan aku belum ingin tidur." jawaban Jeno membuat Haechan menghela nafas, iya Jeno banyak energi, sedangkan dia? Lemah lesu lapar. Dasar tidak peka!
"Ini, pegang seperti caraku." Haechan memberikan pedang kayu pada Jeno kemudian dia memegang pedang lalu memposisikan diri, Jeno mengikuti dengan telaten setiap gerakan yang dilakukan Haechan, menebas, berputar lalu menebas lagi, menghalau lalu menghindar, dan masih banyak. Namun sebanyak apapun Jeno melakukannya seperti Haechan, ia masih belum bisa melakukannya seperti bagaimana Haechan melakukannya.

Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang mengawasi mereka sedari tadi, mata tajam milik Mark yang kini berdiri di depan pintu ruang latihan.
"Pangeran-"
"Pergilah, aku akan ke kamar setelah ini." ucap Mark memotong perkataan pelayan yang menemaninya sedari tadi.

Haechan menyudahi sesi latihan Jeno ketika dia rasa cukup, membiarkan Jeno beristirahat. Mata Haechan yang mengedar bertemu dengan mata tajam milik Mark.
"Gerakanmu masih sama, masih Indah seperti pertama kali aku melihatmu." ucap Mark. Kini Jeno ikut menatap kearah Mark yang berjalan ke arah mereka, lebih tepatnya menghampiri Haechan.

Ketika Mark berhasil berdiri berhadapan dengan Haechan, pria itu mengulurkan sebuah tas.
"Hanya ini yang bisa kuberikan untuk makan malammu." ucap Mark.
"Terimakasih." Haechan menerima pemberian Mark dengan senyum merekah, sumpah dia lapar sekarang. Maka setelah dia menerima tas dari Mark yang berisi roti dan sebotol minuman Haechan langsung duduk untuk makan.
"Sudah, kan? Sekarang pergi sana, mengganggu saja." ucap Jeno.
"Ini sudah malam, tidak kasihan dengan Haechan?" Mark balik bertanya pada adiknya yang dibalas decakan kesal oleh sang adik.
"Lagi pula bagaimana bisa kau membiarkan pelayanmu kelaparan?" pertanyaan Mark yang satu ini semakin membuat Jeno kesal.
"Cepat selesaikan makanmu lalu kembali." Jeno membereskan tempat,
"Pergilah lebih dulu, aku bisa kembali nanti." balas Haechan.
"Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian dengan pria ini." ucap Jeno. 

CARNATION (NOHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang