1 - Hari Senin

1.3K 149 5
                                    

Kring...Kring...

"WOI BUDEG LU?" teriak sang ketua kelas.

"APAAN?!"

"BELL NOH BUNYI, SANA BARIS KE LAPANGAN UPACARA."

"TAPI GUE LUPA BAWA TOPI MASA."

"MAAP YE, GUE KETUA KELAS BUKAN MAK LO."

"GAK GUNA BANGET LO JADI KETUA KELAS."

"COT."

"Udah sih Vay, nanti sekalian lewat koperasi kan bisa sekalian juga beli topi. Ntar gue temenin deh," ujar Kazel.

"Lo bayarin setengahnya ya?"

"Lo ngelunjak banget emang kalo dibaikin."

"Hehe, Kazel emang temen terdebes gue umumu."

"SET DAH, BELOM JALAN-JALAN JUGA DARI TADI. NTAR KENA MARAH KEPALA SEKOLAH WOEY," teriak ketua kelas itu lagi.

"BISA SABAR GAK SIH!? DIPIKIR GUE TURUN KE BAWAH PAKE KARPETNYA ALADIN KALI YA."

Sementara disisi lain, Kazel hanya memejamkan matanya mencoba sabar dengan suara teriakan-teriakan yang ada ditelinganya.

"Sono cepetan beli topinya, gue tunggu sini."

"Hm, tunggu ya! Awas aja gue ditinggal."

"Vaya lo ngeselin ya! Cepet gak!"

"Iya iya, astaga galak bener."

"Bodo."

Setelah beberapa menit menunggu, Vaya keluar dengan satu buah topi ditangannya.

"Oke, udah."

"Lama!"

Baru saja lima belas menit berlangsungnya acara upacara pagi ini, namun para siswa-siswi sudah mengeluh dan berdecak kesal karna panasnya matahari yang membuat mereka malas untuk berdiri terlalu lama.

Disana, Kazel juga turut merasakan lelah karena pidato yang cukup panjang diberikan oleh pembina upacara.

Namun, satu gerombolan siswa dari arah belakang membuat Kazel mengalihkan atensinya. Dilihatnya sekitar sepuluh orang anak laki-laki dengan baju yang dikeluarkan juga penampilan yang sangat berantakan, dan wajah yang—err bisa dibilang babak belur. Mungkin mereka habis berkelahi pikir Kazel(?).

"Baik anak-anak, mungkin sampai disini saja amanat untuk pagi hari ini. Terima kasih."

Tiga puluh menit berlalu, akhirnya upacara pagi selesai. Semua siswa-siswi yang berada dilapangan diperbolehkan untuk memasuki ruang kelasnya masing-masing, kecuali untuk segerombolan siswa nakal yang baru saja membuat masalah tadi pagi.

"KALIAN SUDAH BERAPA KALI BAPAK INGATKAN UNTUK TIDAK MEMBUAT MASALAH!?"

"Nggak tau sih pak, soalnya gak saya hitung," jawab Hachi.

"SIAPA SURUH KAMU NGEJAWAB?!"

"Nggak ada juga sih pak."

Nael yang berada dibelakang Hachi sedikit memukul kepala temannya itu untuk tidak mencari masalah baru.

"Goblok!" bisik Nael pelan kepada Hachi.

"Pak, hukumannya apa deh? Saya laper nih pengen ke kantin."

Yap, yang baru saja bebicara adalah Jenan. Si manusia tidak tau malu, sama seperti temannya.

"Hormat bendera sampai jam sebelas, habis itu dilanjut lari keliling lapangan 50 putaran—

satu lagi! Kalian tidak boleh pulang sampai SEMUA MURID DISEKOLAH INI SUDAH PULANG."

"Alah sia anying."

KETOS GALAK || Jeno x KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang