5 - Ketua dan Wakil

667 106 7
                                    

Dengan telaten Kazel membersihkan wajah lebam Jenan menggunakan kapas yang sudah dituang alkohol.

Apakah Kazel sadar bahwa jarak wajah mereka berdua kini hanya beberapa senti saja?

Tidak. Bukan jantung Kazel yang berdetak kencang, namun jantung Jenan lah yang berdetak tak karuan.

Jika dilihat dari dekat, Kazel akan terlihat seratus kali lipat lebih cantik. Wajah mulus dan bibir plum yang membuat gadis itu terlihat semakin cantik bahkan tanpa make up sekali pun.

"Zel."

Mata Kazel beralih ke arah Jenan yang memanggil dirinya. "Hm?"

"Jangan cantik-cantik."

Kazel menaikkan sebelah alisnya.

"Cantiknya kalau sama gue aja ya jangan ke yang lain, nanti mereka ikutan naksir," ucap Jenan tanpa hambatan sedikitpun.

Kazel bingung, kenapa laki-laki di depannya sangat lancar sekali mengatakan kata-kata seperti itu di depan perempuan.

"Gak jelas lo!" jawab Kazel melempar kapas bekas luka Jenan.

Jenan memiring kan kepalanya guna melihat wajah Kazel yang sedikit menunduk membersihkan tangan.

"Cie salting."

"Pala lo gue sleding mau?"

"Lo kenapa galak banget sih?" tanya Jenan heran mengapa bisa gadis secantik Kazel selalu galak kepada orang lain.

"Gak penting pembahasan lo! Udah kan, gue mau balik."

"Lo cantik banget deh," ucap Jenan untuk kesekian kalinya.

"Bisa nggak sih stop bilang gue cantik, gue gak suka," jawab Kazel.

"Nggak bisa, karena lo emang cantik, lo baik, lo nggak kaya cewek yang lain suka caper, lo pinter, dan lo berhasil bikin gue tertarik sama lo," jelas Jenan panjang lebar.

"Sayang nya gue gak tertarik sama lo."

Kazel bergegas meninggalkan Jenan sendirian di UKS.

"ZEL, NANTI PULANG BARENG LAGI YA!"

Tak ada sahutan dari sang lawan bicara.

"Gapapa Zel gue jamin bentar lagi juga lo bakal klepek-klepek sama gue. KAZEL TUNGGU AA' YA SAYANG" teriak Jenan di UKS.

"Bang, lu berisik banget sumpah! Orang lagi sakit perut juga" ucap seorang pemuda yang berada di balik tirai sebelah Jenan.

"Yee makanya jangan julid mulu hidup lo, ketahan kan berak lo makanya sakit perut," sahut Jenan sekenanya.



"Rapat lagi?" tanya Fio yang memahami wajah lesu Kazel saat dirinya mendapati sahabatnya itu sedang badmood akibat rapat dadakan yang dibuat Ratu secara dadakan bahkan tanpa konfirmasi dari dirinya sekalipun.

Kazel mengedikkan bahu nya acuh.
"Wajar sih, pasti Ratu juga butuh pendapat gue. Gimana pun juga gue Ketuanya."

"Nggak sih, menurut gue lebih kaya dia manfaatin lo," sahut Vaya.

"Iya! Lagian rapat OSIS kan udah di tentuin setiap hari Kamis sama Sabtu doang, kenapa tuh orang seenak jidat bikin rapat mendadak yang bahkan dia gak ada bilang ke lo lagi," ucap Anggi panjang lebar.

"Udah sih, kok jadi lo bertiga yang emosi," jawab Kazel.

"Bye gue mau cabut," lanjut Kazel.

"Banyak-banyak nyebut Zel, takut aja lo otak lo panas ngeliat kelakuan Ratu ntar," ujar Vaya yang disambut kekehan ringan dari ketiga temannya.

KETOS GALAK || Jeno x KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang