Ml21

4.7K 529 17
                                    

Hari ini mansion dean terlihat ramai, sepuluh truk berdatangan memasuki pelantaran mansion. Terlihat paman lin memimpin banyak penjaga mendekati truk dan memberi mereka intruksi untuk membantu para pekerjaa menurunkan barang-barang.

"Zak tolong panggil lagi penjaga di belakang " Suruh paman lin sambil menatap ngeri barang-barang mewah yang ada didalam truk.

"Baik paman lin. . " Zak bergegas memanggil teman-temannya yang ada di belakang dan tak lama ia kembali dengan teman-temannya yang hampir seratus orang itu.

"Kalian bantu turunkan robot-robot ini, Hati-hati Jangan sampai jatuh " Peringat paman lin diangguki mereka semua.

Pria-pria kekar itu mendekati truk dan membantu menurunkan robot-robot yang memiliki tinggi kurang lebih 200cm dan berat entahlah, paman lin saja agak bergidik melihat muka merah para penjaga yang mengangkat rangkaian manusia besi yang disusun rapi itu.

"Apa robotnya baru datang. . "Tanya melisa muncul dari balik pintu sambil mengendong leo yang asik mengulum tangan mungilnya.

" Iya nyonya, ini juga baru diturunkan " Sahut paman lin melirik melisa sejenak lalu kembali fokus mengingatkan para penjaga agar berhati-hati terhadap barang-barang mahal itu.

Mata melisa sontak berbinar melihat tiga belas robot transformers berukuran raksasa yang diturunkan oleh para penjaga, pandangannya beralih pada truk lainnya dimana banyak robot berbeda ukuran dari besar hingga kecil yang juga diangkut bersamaan kedalam mansion lewat dari pintu samping.

"Aah adek mama jadi gak sabar nunggu ntar sore. . " Gumam melisa mencium gemas pipi leo yang hanya bergumam seraya asik dengan kepalan tangannya.

Melisa kembali membawa leo masuk kedalam, dia mengawasi para petugas EO yang sibuk mendekor ruang depan mansionnya yang besarnya melebihi lapangan bola basket dan juga robot-robot yang diangkut para penjaga tadi sudah mulai ditata sesuai tempatnya diseluruh sudut maupun tengah ruangan.

"Anne tolong siapkan cemilan dan minuman dingin untuk petugas dan penjaga didepan " Suruh melisa seraya mendudukan tubuhnya disopa.

"Ah iya nona" Angguk Anne segera melengang pergi kedapur.

"MEL. . . " teriak dean keluar dari lift dengan lea didalam gendongannya.

Tangis kencang langsung menggema di lantai bawah membuat semua pasang kepala menoleh dan menatap bayi mungil nan lucu sekaligus sangat cantik didalam gendongan sang tuan mansion yang tengah terisak keras dengan badan kecilnya yang mengeliat seperti sedang mengamuk.

"Dean kenapa? " Tanya melisa menatap dean yang sudah duduk disampingnya.

"Lea laper Mel tapi gak mau asi yang didalem dot" Tutur dean menyambut badan kecil leo yang diberikan melisa padanya dan diapun langsung melepaskan Lea dan membiarkan putrinya itu diambil mamanya.

"Uuh iya sayang sabar. . " Melisa bergegas membuka kancing bagian atas dressnya dan disaat itu juga pintu kaca hitam di ruang keluarga tempatnya duduk sekarang tertutup oleh remot kontrol yang ditekan dean.

Tangis lea dalam sekejap menghilang dan digantikan dengan suara rakus dari kecapan bibir kecilnya yang menghisap kuat niple mamanya.

"Sakit mel" Tanya dean melihat niple punya istrinya memerah akibat hisapan kuat dari bibir kecil putri mereka.

Melisa menggeleng sambil mengusap sayang pipi merah Lea, dia menunduk mencium lama kepala kecil putrinya itu "adek gak sabaran banget sih, suka ngamuk juga. hmm, sekarang jadi nakal ya " Gumam melisa menoel-noel gemas pipi Lea yang mulai berisi.

Lea melepas bibir kecilnya dari niple mamanya, dia menatap polos keatas dengan bibir menekuk lucu lalu kembali menghisap sumber asinya.

Dean dan melisa saling tatap kemudian tertawa akan tingkah lucu lea, "uuh Lea kecil mama " Gemas melisa menimang-nimang badan Lea yang mulai gemuk.

M or L (✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang