7.seven

85 6 0
                                    

Day —  5, hari sehun dan jongin tak masuk sekolah.

Berbeda dengan tempo hari yang ramai akan gosip dua park bersaudara, kali ini sekolah ramai berbincang tentang keluarga Xi.

Xi luhan, sahabat park sehun.

Apa yang terjadi? Kita kilas balik, saat luhan bertubrukan dengan murid baru dan beradu mulut dengan Jung Jaehyun ayah nya datang.

"Luhan, apa yang kau lakukan?" Siluet pemilik nama Luhan sontak menoleh, rupanya itu sang ayahanda, Xi zhan.

Luhan lekas berlari memeluk baba nya,
"Baba tak bilang mau ke sekolah! " Zhan memeluk balik anak nya, mengecup dan tersenyum manis melihat sang buah hati.

"Baba mau ke ruang kepala sekolah, antarkan Baba ya?" Luhan mengangguk setuju, berpamitan pada sang kawan dan lawan untuk pergi lebih dulu.

Sesampainya di ruang kepala sekolah ia dilarang masuk oleh Baba nya, aneh.

Luhan tak pernah dilarang dalam hal sepele, ia tumbuh dengan cinta. Hal ini membuat nya sakit hati pada perlakuan sang Baba, dan sekarang ia memantapkan diri menguping pembicaraan Baba nya.

".... Tak sanggup.... Sungguh.... Keringanan..... Han, pergi.... Hon, mohon!"
Yang di kuping Luhan tak jelas, hanya samar samar.

Akhirnya ia menyerah dan kembali ke kelas, ia menemukan seluruh pandangan menuju pada nya tak terkecuali sahabat karib nya, kyungsoo dan tao.

"Apa?" Tanya Luhan.

Kyungsoo nampak ragu, "admin anonim bilang kalau kau.. " Kyungsoo buka mulut.

"Kalau aku?"

Membuang nafas lelah, "kalau kau akan dikeluarkan dari sekolah." Kyungsoo menatap mata Luhan, ia menemukan tatapan Luhan yang nampak terkejut.

Tao ikut buka mulut, "jangan tanya mengapa, admin anonim bersumpah ia menguping pembicaraan ayah mu." Tatapan kesal tao berikan, siapa si sialan itu yang berani menyenggol sahabat nya.

Luhan terkejut, sangat.

Luhan berlari keluar kelas hendak menemui sang Baba, apa pesan admin itu benar apa tidak.

Luhan melihat ayah nya memasuki mobil, ia berteriak ingin menghentikan ayah nya keluar dari lapangan parkir.

"BABA!" Zhan yang mendengar tersenyum menengok anak nya berlarian ke arah nya.

"Baba.. Apa yang terjadi? Aku.. Dikeluarkan?" Zhan kaget, darimana sang anak mengetahui ini?

Lantas dirinya keluar mobil menatap luhan, "kau tau darimana hah?!" Zhan berkaca kaca, ia merasa gagal menjadi orang tua.

"Apa itu karna uang?" Zhan semakin tertegun tak kuat dirinya melihat inti jiwa nya terisak di hadapan nya.

Meski tangan nya gemetar kuat, Zhan tetap bersih kukuh ingin mengusap rambut sang anak. Menenangkan anak nya dari tangisan, "tenang saja sayang, kau masih bisa sekolah. Apapun konsekuensi nya Baba pasti akan membiayai mu, oke? " Lagi lagi hanya tersenyum.

"Baba pasti lelah kan? Luhan tak usah sekolah, Luhan bisa langsung bekerja! Luhan hanya butuh Baba, Luhan tak mau menyakiti Baba, masalah biayai cukup Luhan yang berpikir." Berbalik, Luhan kini yang ingin menenangkan sang ayah.

"Anak bodoh, kau tau apa yang membuat orang tua semakin sakit hati?" Luhan menggeleng ia tak tau.

"Saat anak nya sendiri berpikir bahwa orang tua nya tak sanggup, saat anak sudah berpikir dewasa..

.. Ini menyakit kan han, membiayai mu adalah kewajiban karna sudah melahirkan mu. Paham?" Zhan tak mau menangis didepan anak nya, ia cepat cepat masuk mobil dan keluar dari lapangan parkir.

Luhan terkena guncangan, demi Tuhan! Ia tak mau membebani sang ayah.. Sungguh.

"HAN!"

ah, rupanya kyungsoo mencoba membuang lamunan Luhan.

"Maaf, kenapa? "

Kyungsoo mengerut dahi, "apa yang kau pikirkan hah?" Luhan menggeleng.

"Tak ada, apa tadi? "

"Sehun, masuk sekolah sekarang. "

"Oh ya? Mana dia?" Tak berjelang lama, sehun masuk kelas.

"Apa kabar?" Tanya sehun, disertai wajah nya yang tersenyum.

"Sebaik diri mu yang bolos sekolah," Luhan bercanda.

"Yah, aku juga sebaik dirimu yang lahir dari keluarga bahagia. " Sehun juga bercanda.

Luhan terdiam, "kau pikir lahir di keluarga penuh cinta berarti tak punya masalah?" Tanya Luhan.

Sehun kaget, tak biasa melihat Luhan tersinggung. "Hey kau kenapa? Aku juga tak sekolah karna ada masalah, Bajingan." Jawab sehun.

"Kau enak karna kau kaya, tak usah memikirkan biayai bukan? "

"Brengsek, apa kau kemari hanya untuk adu nasib? " Sehun juga ternyata tersinggung.

"Kalian berdua, bisa diam?" Tao, duduk didepan. Kini menatap sehun dan Luhan dengan tatapan kurang bersahabat.

Angin apa lagi yang membuat tao begini.

"Mau lahir dari keluarga mana pun, pasti ada masalah. Kau pikir, sebaik apa Tuhan sampai membiarkan mu hidup tanpa hambatan?" Knock, semua terdiam.

"Bagaimana jika aku tak punya Tuhan? Apa aku akan hidup bahagia selamanya?" Sehun bertanya, ah sejujurnya ia menantang tao.

"Aku bingung dengan cara pikir mu. "

"Bilang saja kalah."

"Akan ku lihat semulus apa perjalanan yang tanpa Tuhan itu," Tao tertantang.

"Coba lah, akan ku buktikan."








TBC

butterfly's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang