Sabit manis merekah tanpa ragu pada rupa nan ayu dara di sana. Sesekali menyuapkan sepotong kue beras pedas yang ada di atas meja, lantas bertukar celotehan dengan seorang tuan yang duduk di hadapannya. Menemani hampir lima belas menit—atau lebih—Irene yang masih menunggu kedatangan seseorang.
Bukankah ini menjadi kabar yang buruk untuk sepasang anak manusia yang tengah dilanda keraguan atas hubungan mereka ini? Keduanya belum terikat apa pun.
Bila ia diperbolehkan bersikap egois, rasanya ingin sekali melayangkan tanya pada tuan yang tak kunjung datang. Pertanyaan seperti 'apakah hubungan kita hanya akan seperti ini' atau 'tidakkah seharusnya kita berdua bisa saling mempertahankan kepercayaan terhadap masing-masing'? Irene benar-benar tidak mengerti dengan apa yang ada di kepala Jeon Jungkook sehingga melibatkannya ke dalam hubungan tanpa status ini.
Irene tahu pasti bagaimana sulitnya kondisi nanti bila publik tahu mengenai hubungan mereka, ia sendiri mengakui kalau dirinya takut akan opini dan segala perkataan yang mungkin akan dilontarkan orang-orang apabila sebuah pemberitaan melibatkan nama mereka. Tapi, apakah salah mengharapkan sedikit saja kepastian tentang hubungan mereka? Terhitung enam bulan atau mungkin lebih keduanya bertingkah selayaknya orang berpacaran dan tidak ada lagi yang terjadi selain bertukar pesan, bertemu untuk mengobrol, dan begitulah. Menghabiskan waktu santai bersama di tempat-tempat private tanpa mata-mata.
Okay, untuk beberapa minggu belakangan ini mereka memang memiliki kerenggangan karena grup yang menaungi pria itu sedang sibuk dalam acara comeback grupnya. Tapi perkara perasaan, siapa yang bisa menahan? Perkara rindu yang seringkali hadir, namun tak pernah berani untuk Bae Joohyun suarakan.
Terlalu banyak kekhawatiran, seperti takut mengganggu yang di sana misalnya.
"Bukankah ini terlalu lama untuk sebuah keterlambatan, Irene-ssi?"
Benar, Jungkook sudah sangat terlambat. Penghuni ruang obrolan berisikan anggota Red Velvet bahkan sudah diisi oleh kegaduhan karena ibu mereka belum juga pulang di tengah cuaca dingin.
Dia bosan, dia lelah, dia ingin pulang.
Perlukah Irene menunggunya lebih lama atau tinggalkan saja si tuan yang kabarnya tak diketahui ini. Syuting dadakan? Taehyung yang sedang syuting saja masih bisa mengirim pesan, tuh. Jadi, ke mana pria yang menjanjikannya untuk bertemu malam ini?
"Kau duluan saja, Suho-ssi," Irene mempersilakan, sebab tak enak juga 'kan melibatkan seseorang di acara menunggu yang belum tahu kapan berakhirnya, "Aku akan menunggu lima belas menit lagi. Sekalian membelikan beberapa porsi tteokbokki untuk anggota yang lain."
"Kau yakin tidak apa-apa? Tidak enak meninggalkanmu sendiri, tapi adik-adikku sudah mulai berisik karena makan malam mereka tak kunjung datang."
Anggukan serta dehaman pelan dari si nona menjadi pertanda kalau Irene akan baik-baik saja ketika bahkan sedang sendirian. Sungguh tidak apa-apa, ia sudah biasa pulang malam hari—bahkan pagi buta—karena pekerjaanya.
Kepergian Kim Joonmyeon dari kedai kecil itu mempersilakan keheningan malam untuk menggantikan kehadirannya. Membiarkan sepi dan dinginnya malam menjadi teman menunggu kehadiran yang masih diharapkan.
Tangannya memangku dagu, si nona cantik itu lantas memejamkan kedua matanya. Membiarkan kali ini pendengarannya yang bekerja, mencoba meneliti setiap suara yang tersisa ketika malam sudah tiba. Jarang-jarang juga ia menghabiskan waktu sendirian di tempat yang terbilang umum, dengan udara segar dari taman dan air sungai yang sudah dapat dipastikan sedang dingin-dinginnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/246374433-288-k253934.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hidden Broken Heart - COMPLETED
FanfictionKarena kita adalah Idola. Karena kita adalah selebriti. Kamera-kamera itu memantau kita. Para manager mengikuti kita. Yang mereka pikirkan nyatanya tak sejalan dengan apa yang kita jalankan. [ BTS ] Jeon Jungkook, [ Red Velvet ] Irene, BTS & Red Ve...