"Tingkahnya aneh, dan dia menggemaskan."
Kalau ditanya bagaimana pendapatku tentang Jungkook di hari itu, dia menggemaskan. Entah alasan apa yang membuatku berpikir demikian, aku bahkan masih tidak tahu kenapa aku berusaha menahan senyum saat melihatnya hari itu.
Awalnya kupikir ia hanya sedang gugup. Sama sepertiku, kami kebetulan sedang terlibat penampilan di atas panggung yang sama; M-Countdown. Kebetulannya lagi, kami berpapasan dua kali, ketika aku dan anggota grupku akan naik ke panggung dan setelah kami turun panggung.
Aku jelas-jelas melihatnya, ketika ia bersembunyi di balik kamera ketika V berseru dan mengejutkan kami semua. Aku dan Wendy memang sedikit terkejut karena suara V cukup keras, ditambah ia menggunakan dialek Daegu, kampung halamanku. Walau sebenarnya aku sendiri sudah tahu kalau V berasal dari tempat yang sama denganku—hey! Jangan salah paham dulu. Itu semua berkat Jin yang memperkenalkan anggota grupnya lewat chat.
Kim Seokjin atau yang lebih dikenal dengan Jin, si visual yang sekarang punya julukan worldwide handsome, sudah lebih mengenalku bila dibanding dengan anggota lain. Bukan sebuah pertemuan yang dramatis atau manis, kami hanya kebetulan sedang menunggu di tempat yang sama, lantas mengobrol, dan akhirnya bertukar nomor juga ID akun kami. Lagipula, kami sendiri belum terlalu dekat saat itu, hanya sebatas teman idol yang saling kenal.
Sebentar, kenapa malah jadi si Seokjin yang dibahas? Bukankah seharusnya yang kubahas itu Jungkook?
Sebenarnya, tak banyak yang bisa kuceritakan tentang bagaimana dan siapa Jungkook di mataku. Kebanyakan orang mungkin akan berpikir kalau kami tidaklah cocok dan hubungan kami takkan bertahan lama karena aku yang lebih tua enam tahun dari Jungkook. Aku juga sudah membicarakannya dengan anggota lain termasuk dengan Jungkook dan rekan-rekannya.
Tahu apa yang Jungkook katakan?
"Aku akan tetap mencintaimu meski dunia memintaku berhenti."
***
Irene menuruni panggung setelah ketiga anggota grupnya lebih dulu turun. Geladiresik untuk penampilan mereka telah diselesaikan dan sekarang waktunya bagi mereka berempat untuk mempersiapkan segala kebutuhan penampilannya dalam satu jam.
Semua orang di ruang make up Red Velvet terlihat sibuk dengan tugas-tugas mereka. Keempat bintang sedang bergantian duduk di depan meja rias dan menggunakan pakaian mereka hari ini. Dengan kostum ala cheerleader dan riasan sederhana namun tetap menunjukkan aura mereka masing-masing, gadis-gadis itu sudah siap kembali naik ke atas panggung.
Ini bukan pertama kalinya, namun rasa gugup tetap membayang-bayangi keempat perempuan yang baru saja memulai karier mereka sebagai idola kurang dari satu bulan lalu, terutama Irene. Ia terus saja menggosokkan kedua telapak tangannya guna mengurangi rasa gugup yang sedang melanda.
"Ah, tidak boleh seperti ini, Bae. Kau leader mereka, tidak boleh gugup!"
Dirinya membatin, hela napas dalam terdengar samar. Sayangnya, Wendy yang duduk di samping Irene menyadari itu, bahwa sang pemimpin sedang gugup dengan penampilannya hari ini. Kuasa terulur, menggenggam tangan mungil si gadis Bae, Wendy tersenyum.
"Gwaenchana, eonnie-ya!"
Sebab tak hanya Irene yang gugup di sana, tapi ketiga anggota Red Velvet lain yang sejujurnya gugup.
Mereka saling tersenyum, anggukan kecil ditunjukkan guna membalas ucapan Wendy. Irene menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya pelan. Mencoba menenangkan diri sebelum manajer mereka memanggil untuk segera naik ke atas panggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hidden Broken Heart - COMPLETED
FanficKarena kita adalah Idola. Karena kita adalah selebriti. Kamera-kamera itu memantau kita. Para manager mengikuti kita. Yang mereka pikirkan nyatanya tak sejalan dengan apa yang kita jalankan. [ BTS ] Jeon Jungkook, [ Red Velvet ] Irene, BTS & Red Ve...