Pregnant

34.4K 4.4K 128
                                    

VotKom dulu dong!

---

Karena semalam Arumi diusulkan untuk rawat inap oleh dokter, Kinza tidur dirumah sakit untuk menemani istrinya.

Jam 02.30 dini hari Kinza bangun untuk melaksanakan shalat tahajjudnya. Ia shalat tahajjud sendiri tanpa ada niat untuk membangunkan Arumi.

Ceklek!

Kinza keluar dari kamar mandi dengan air wudhu yang membasahi wajahnya. Laki-laki itu melirik sekilas ke arah istrinya yang sedang tertidur pulas itu.

"Eugh!" Arumi melenguh. Perempuan itu membuka matanya perlahan. Terlihatlah seorang laki-laki yang tengah shalat di dekat brankarnya, Kinza suaminya.

Perempuan itu hanya diam sambil sesekali melirik ke arah Kinza yang tengah khusyuk itu. Ia menunggu sampai suaminya selesai shalat.

"Assalamu'alaikum warahmatullah"

"Assalamu'alaikum warahmatullah"

Kinza menoleh, ia melihat istrinya tengah duduk di atas brankar. Laki-laki itu segera melipat sajadahnya.

"Kenapa bangun?" Tanyanya sambil duduk disamping istrinya.

"Gapapa" jawab Arumi polos.

"Udah, tidur lagi. Nanti aku bangunin pas subuh" titah Kinza.

"Kenapa gak ajak aku shalat tahajjud? Kenapa shalat sendiri?" Tanya Arumi dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Perempuan itu sedih karena biasanya Kinza akan membangunkannya untuk shalat tahajjud bersama, tapi hari ini tidak.

"Hei, jangan nangis. Aku nggak ajak kamu shalat itu karna kamu masih dalam proses perawatan" jawab Kinza sambil mengelus lembut puncak kepala Arumi.

"Apa bedanya sama muka kamu yang babak belur gini? Masih parahan kamu" Tanya Arumi sambil menyentuh pipi Kinza yang memar membuat Kinza meringis karena ngilu.

"Separah apapun luka aku, kamu lebih penting!" Jawab Kinza.

"Kenapa?" Tanya Arumi.

"Karna kamu obatnya. Nah, kalo obatnya ilang, gimana aku sembuh?" Tanya Kinza balik.

"Dirawat di rumah sakit" jawab Arumi polos.

"Enggak bisa dong, kan aku udah bilang kamu obatnya sayangku" ucap Kinza sambil mencubit kecil hidung Arumi.

"Udah tidur, bentar lagi aku bangunin" titah Kinza sambil menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuh istrinya.

Arumi melirik Kinza sekilas dan mengerucutkan bibirnya.

Cup!

Tanpa permisi, Kinza mengecup bibir Arumi. Arumi menatap Kinza tajam.

"Apa? Minta dicium kan? Udah" ucap Kinza.

"Siapa yang minta?" Tanya Arumi.

"Kamu tadi ngerucut gitu, minta dicium kan?" Tanya Kinza.

KINZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang