"Menjadi dewasa ternyata gak semanis yang gua kira" Ucap pria yang terus menghisap batang rokok.
"Terkadang gue berpikir bahwa satu hal yang paling disukai dari menjadi dewasa adalah hak untuk membeli permen kapan pun dan di mana pun aku mau." Jawab...
Nathan tak mendengarkan perkataan Aileen, ia malah meninggalkannya ditempat.
"lo kenapa masuk ke rumah ga lewat pintu sih?" Tanya Aileen yang jalan mendului Nathan.
"Gua uda ketuk pintu ampe ni tangan lecet, ga ada yang buka"Jawab Nathan lalu mengambil selembar kertas di atas meja.
"apa ni?" Tanyanya.
Aileen langsung mengambil kertas dari tangan Nathan. "Dari Mami, Aileen sayangg, Mami ada kerjaan dadakan di luar kota, maaf ya Mami langsung ninggalin kamu tanpa pamit, di kamar Mami ada kartu debit buat pegangan kamu, hati-hati dirumah ya" Baca Aileen dalam hati.
"Yah.." gumam Aileen.
"Napa?"
"Kepo" Sentak Aileen lalu berlari ke arah kamar mandi.
Nathan menarik kursi lalu duduk dan membaca selembar kertas tadi.
Sudah setengah jam Nathan duduk sampai pinggangnya hampir remuk, Aileen masih juga di dalam kamar mandi.
"LU DI DALEM MASIH NAPAS?" Teriak Nathan.
"Nggak" jawab Aileen sambil membuka pintu.
Aileen masih menggunakan handuk mininya untuk menutupi tubuhnya.
"Astaga" Nathan dengan cepat membalik badannya agar tak melihat keindahan ituu.
"Awas ngintip" Aileen berlari kecil kedalam kamarnya.
"Cewe kalo mandi ngapain aja sih? Lama amat" Batin Nathan.
Tak lama Aileen keluar dari kamarnya dengan seragam sekolah.