"Ah, gue bisa telat kalo begini!" ujar seorang gadis dengan terus melangkah.
Begitu melewati salah satu gang, dia seperti mendengar suara orang minta tolong.
"Kayak ada yang minta tolong, tapi siapa?"
Gadis itu mencari asal suara tersebut, begitu pandangan ia alihkan ke arah gang, terlihat beberapa anak berseragam tengah memukuli satu siswa. Ia memiliki sebuah ide yang bagus, menarik napas lalu sedikit menguatkan suaranya.
"Selamat pagi pak guru!" ujarnya sedikit keras hingga di dengar orang para siswa nakal tadi.
"Ada guru, cepat-cepat lari!"
Setelah memastikan mereka benar-benar melarikan diri, ia mendekat ke arah satu siswa yang di penuhi luka di wajah.
"Lo gak apa-apa?" tanyanya sembari membantunya berdiri.
"Ah, gue gak apa-apa. Makasih, oh ya mana guru?"
"Gak ada. Gue sengaja ngomong gitu biar mereka gak kayak tadi."
"Hehe, gitu ya."
"Wajah lo banyak luka gini, ayo gue bantu ke sekolah dan gue antar ke uks."
"Lo siswa baru, kan?" tanyanya sembari melihat penampilan gadis di depannya itu.
"Iya. Udah, ayo cepet!"
"Gue Ravindra Aksa, lo bisa manggil Ravi atau Indra, terserah deh."
"Gue Embun Permana-"
"Gue tahu, ada di papan nama lo."
"Ah iya."
****
"Selamat pagi, saya adalah wali kelas kalian. Nama saya Ibu Wati, saya mengajar pelajaran senibudaya. Silahkan perkenalkan diri kalian masing-masing."
Semuanya pun menyebut nama mereka masing-masing dan saling berkenalan juga. Setelahnya wali kelas pun memilih empat orang untuk menjadi ketua kelas, wakil, sekretaris dan bendahara. Setelah di sepakati, u wati keluar kelas dan menyuruh mereka untuk berbaur.
"Hei, Embun. Lo mau ke kantin gak?" ajak salah satu gadis sembari menatap Embun.
"Boleh."
"Fit, ikut gak?" ajaknya lagi.
"Boleh, deh!"
Akhirnya mereka bertiga bergegas menuju kantin, karena ini masih awal sekolah jadi dibebaskan dari jam pelajaran. Setelah makanan datang, ketiganya menyantap dengan sangat lahap.
"Kalian dari smp mana?" tanya Fitri basa-basi.
"Gue dari smp Cahya nusantara," ucap Selly antusias.
"Gue dari-"
Belum saja Embun menyebutkan nama sekolahnya, seseorang sudah lebih dulu memotong ucapannya.
"Pagi semuanya!"
Ketiga gadis itu menatap ke arah sumber suara. Itu adalah Ravindra, murid yang diselamatkan oleh Embun. Pria itu duduk tepat di depan Embun sembari menyapa Fitri dan Selly.
"Eh, k-kak Ravi, kan?" tanya Selly dengan nada gugup.
"Hehe, iya."
Terlihat Selly dan Fitri nampak antusias mendapati Ravindra ada di meja mereka. Embun pun tak mengerti dengan sikap kedua temannya, mengapa terlihat begitu senang?
"Embun, nanti mau ikut eskul apa?" tanya Ravindra basa-basi.
"What! Embun, lo udah kenal kak Ravi? Kenapa gak kasih tau kita?" tanya Selly dengan sedikit terkejut dan mendapatkan anggukan dari Fitri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession (🔞)
Teen FictionSegala pikiran negatif terbayang di benak gadis tersebut. Seketika dia menghentikan aktivitas menangisnya, Embun yang tadinya memiliki banyak keberanian, kini hilang entah kemana. Melihat perubahan sikap pada Ravindra, Embun menjadi semakin takut. I...