Mulai terobsesi

3.4K 95 0
                                    

    "Lidya!"

Suara bariton terdengar di penjuru koridor terutama kelas Embun yang saat ini tengah memanasa. Semua mata tertuju pada pintu masuk, di mana terlihat Ravindra dengan raut wajah kesal, menatap nyalang ke arah Lidya. Dia berjalan dan menatap Lidya dengan tajam.

   "Maksud mulut lo apa? Lo mau gue bongkar rahasia yang udah lo tutup bertahun-tahun? Lo pikir gue gak tahu?"

   "Maksud lo, apa Rav?"

  "Denger ya, gue gak suka mulut lo ngatain Embun kayak tadi. Apalagi sampek bilang gue bayar dia?"

   "Ya, kan-"

   "Lo tunggu aja, gue punya kejutan gede buat lo. Gue yakin, setelah ini lo gak bakalan bisa hidup tenang."

Kini Ravindra beralih menatap Embun yang emosinya belum mereda sama sekali. Ia lantas memegang tangan gadis itu dan membawanya ke rooftop.

   "Ini orang mukanya tebel amat, kok gak malu, ya?" tanya Selly lantas mengajak Fitri keluar kelas.

Bisa terlihat jelas bahwa saat ini wajah Lidya tengah pucat, ia juga memikirkan bagaimana nasibnya nanti. Rahasia yang sudah dia sembunyikan selama ini apakah akan terbongkar begitu saja?

   "Lid, lo gak apa-apa?"

   "G-gue mau balik. Anterin!"

****

   "Maafin Lidya, ya? Dia orangnya emang tempramen, suka emosi tiba-tiba."

   "Kenapa kakak yang minta maaf? Toh bukan salah kak Ravi," jawabnya dengan sedikit meredakan emosi yang sempat tersulut tadi.

   "Kakak jadi gak enak, dia teman seangkatan kakak, jadi wajar kalau minta maaf."

   "Gak papa, kak. Cuma tadi kesel aja, emang aku apaan di katain begitu."

   "Nanti Embun ada kegiatan gak?"

   "Ada. Mau main ke rumah Selly."

   "Kakak boleh ikut?"

   "Pake nanya lagi, biarpun gak gue bolehin juga lo tetep kekeh datang."

   "Ini acara perempuan kak, masa kakak mau ikutan juga?"

   "Ya, nggak apa-apa."

   "Tuh, kan."

   "Oh iya, sebentar lagi akan ada pembagian formulir sekaligus pemilihan eskul. Embun mau masuk eskul apa?"

   "Hm, eskul musik aja. Kebetulan aku suka main piano."

   "Beneran? Nanti kakak ajak kamu ke rumah buat cobain piano kakak. Sekalian kakak undang kamu besok malam ke acara ulang tahun Rara."

   "Eh, tapi-"

   "Nanti kakak juga undang Selly sama Fitri biar kamu ada temennya, mau kan?"

Sedetik kemudian ia mengangguk, terpaksa karena ada kedua temannya. Embun mulai merasa risih, karena sejak tadi Ravindra terus menatap dirinya.

   "Ada yang aneh sama mukaku, ya?" tanyanya canggung.

   "Ada," jawabnya sembari tersenyum.

   "Apaan?" tanyanya sembari memegangi seluruh wajahnya panik.

   "Kecantikan, haha."

Mendengar hal tersebut, Embun pun mengubah raut wajahnya, antara malu dan kesal. Ingin sekali dia menghantam kepala kakak kelasnya ini menggunakan apapun yang bisa ia pakai.

Obsession (🔞)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang