4. May I Hope?

194 31 8
                                    

"Kak, bangun woy!"

Tidur Kyungsoo terusik oleh suara teriakan adiknya di balik pintu kamar. Dengan malas, Kyungsoo mengecek jam weker yang terletak diatas nakas samping tempat tidurnya. Ia mendengus karena waktu masih menunjukkan pukul tujuh pagi.

Hari ini restoran akan buka setengah hari, jadi seluruh karyawan akan masuk pada pukul satu siang. Kyungsoo pulang lewat tengah malam semalam, rencananya ia akan tidur setidaknya sampai pukul sepuluh pagi sebelum suara sang adik mengusik paginya.

"Kak anjir bangun! Lo tega sama gue?"

Meskipun rasanya malas dan Kyungsoo ingin melempari adiknya dengan bantal, ia akhirnya bangkit dari ranjangnya dan membuka pintu kamar.

Pemandangan pertama yang ia lihat adalah wajah cerah adiknya yang sudah menggunakan pakaian olahraga, yang mungkin akan pergi Jogging atau entahlah sejenisnya.

Pemandangan pertama yang ia lihat adalah wajah cerah adiknya yang sudah menggunakan pakaian olahraga, yang mungkin akan pergi Jogging atau entahlah sejenisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Visual Dareum Arta Linggawarman)

"Apa sih lo berisik banget? Ga bisa apa ya biarin gue tidur sampe siang hari ini. Kan jarang-jarang."

Dareum mendengus. "Masalahnya lo belum masak buat gue? Lo tega ngeliat gue kelaperan?"

"Yaelah beli aja kek ribet amat."

"Bener ya gue beli ya? Gue beli gorengan sama makanan lainnya entar gue bilang nyokap kalo lo gamau masakin."

Mendengar adiknya akan melaporkannya pada Ibunya Kyungsoo panik. "Iya iya, gue bikin sarapan. Awas lo laporan sama nyokap gue potong uang jajan lo."

"Sip dah cakep kakak gue. Gue tinggal Jogging dulu, nanti gue balik sarapan harus udah siap ya, Chef."

Dareum langsung meninggalkan apartemen mereka sebelum Kyungsoo melemparnya dengan sayuran atau bahkan kulit telor.

Sebenarnya Kyungsoo bukan semata-mata takut pada Ibunya, hanya saja ia sudah berjanji jika sang adik ikut dengannya, Kyungsoo akan menjamin kebutuhan sang adik. Kehidupan keluarga Kyungsoo sebelum Dareum lahir sangat berkecukupan dan bahkan lebih.

Kyungsoo kecil terbiasa dengan segala kemudahan dan akses fasilitas, namun ketika Dareum menginjak usia empat belas tahun bisnis Ayah Kyungsoo mengalami banyak kemunduran dan kerugian disana sini.

Sehingga Dareum harus kehilangan beberapa fasilitas mewah dari sang orang tua. Setelah Kyungsoo lulus dan resmi menjai koki, orang tuanya meminta Kyungsoo untuk membantu memfasilitasi sang adik selama kuliah. Dan Kyungsoo tidak keberatan akan hal itu.

Kecuali ketika adiknya itu banyak bertingkah seperti pagi ini.

Jam sembilan pagi setelah selesai membuat sarapan, Kyungsoo bergegas mandi dan bersiap-siap untuk berbelanja ke supermarket. Persediaan makanan miliknya sudah habis, jadi ia harus segera mengisi penuh kembali kulkasnya.

Gagal Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang