Gagal Move On

10. Panic

Pagi harinya, Jongin buru-buru mencari Kyungsoo untuk meminta maaf. Ia merasa tidak enak karena telah membuat Kyungsoo semakin tidak nyaman dengannya semalam. Dan Jongin berjanji akan menjelaskan apa yang terjadi antara mereka delapan tahun lalu.

Suasana masih sangat sepi karena beberapa teman-teman lainnya masih tertidur di kamar masing-masing. Di ruang meja makan terlihat Bang Minho, Bang Yunho dan Om Chanyeol sedang berbincang sambil meminum kopi. Tipikal pria berusia tiga puluhan.

Jam enam pagi, tentu saja orang-orang masih banyak yang bermalas-malasan. Bahkan Mingyu teman sekamar Jongin nampaknya masih tertidur pulas karena semalam bergadang chatting dengan pacarnya.

Jongin melihat Baekhyun keluar dari kamarnya, pakaiannya sudah terlihat rapi bahkan rambutnya juga sudah tersisir dengan baik. Sangat diluar kebiasaan Baekhyun, bangun di pagi hari dalam keadaan serapi ini. Biasanya ia akan keluar kamar, kemudian menonton tv diruang tamu sambil memeluk guling. Dan tentu saja dengan piyama dan muka bantalnya.

"Mau kemana lo?" Tanya Jongin ketika Baekhyun mendekat ke arahnya. Sang Kakak sepupu hanya memamerkan senyumnya yang sumringah.

"Mau deketin jodohlah. Tuh liat pagi-pagi dah ngopi aja." Tunjuk Baekhyun pada Chanyeol yang terlihat tertawa bersama Bang Minho dan Bang Yunho.

"Lo suka sama Omnya Sehun?" Tanya Jongin penuh selidik. Tidak percaya akan semudah dan secepat itu Baekhyun Binara jatuh cinta.

Baekhyun mengerlingkan matanya. "Siapa yang ga jatuh ke pesonanya Chanyeol Pradipta sih? Mapan, kaya, tampan, hot lagi. Impian gue buat punya suami idaman bentar lagi tercapai."

Jongin berlagak muntah mendengar hal itu. "Kek Om Chanyeol mau aja sama lo, Kak."

"Jangan salah ya! Kita udah tukeran nomor telepon, gue udah tau makanan kesukaan dia, hari ulang tahunnya bahkan tipe cowok idealnya." Ucap Baekhyun dengan penuh rasa bangga dan menggebu-gebu.

Merasa percuma berdebat dengan kakak sepupunya, Jongin hanya menggelengkan kepalanya tak habis pikir. "Eh lo liat Kyungsoo ga?"

Baekhyun mengerutkan dahinya. "Kyungsoo? Kagak. Kenapa lo? Ga macem-macem kan?"

"Euh.. ya engga juga. Ada perlu aja."

Baekhyun menatap Jongin curiga. "Lo pasti abis ngelakuin sesuatu yang salah ya? Ngaku lo!"

"Engga! Serius deh."

"Alah! Emang goblog! Sana cari sendiri jangan lupa minta maaf. Lo kan keras kepala anaknya." Baekhyun mendengus dan mendorong Jongin pergi agar mencari Kyungsoo. "Sana! Gue mau mengejar jodoh gue dulu."

Jongin menghela nafas. Tadi ia sempat mengecek kamar Kyungsoo namun pintu kamarnya terbuka dan tidak ada siapapun di dalamnya. Sepertinya Junmyeon juga pergi.

Apa Kyungsoo pergi dengan Junmyeon ya? Tapi kemana mereka sepagi ini? Hari ini bahkan Yixing sudah mewanti-wanti agar tidak ada yang sarapan di Vila karena kita akan sarapan diluar sekalian pergi ke pantai.

Merasakan perasaan yang tidak nyaman sejak semalam obrolannya dengan Jongin membuat Kyungsoo terpaksa bangun lebih pagi. Lagi pula ia mendengar Junmyeon sedikit berisik karena tiba-tiba Sehun mengajaknya lari pagi setengah enam pagi tadi.

Memang ada saja idenya Sehun agar bisa lebih dekat dengan pujaan hatinya. Kyungsoo hanya berharap semoga Sehun kali ini mau berubah. Ia tidak tega karena Junmyeon terlalu polos jika harus menjadi korban perasaan Sehun seperti yang lainnya.

Kembali ke teras belakang dekat kolam renang, Kyungsoo menghirup udara pagi yang segar. Tidak sedingin kota Bandung, namun juga tidak sepanas kota Jakarta. Itulah mengapa Bali selalu menjadi teman berkesan untuk berlibur.