16. We Are Friends, Right?

99 16 1
                                    

Malam ini entah mengapa Jakarta terasa begitu dingin bagi Jongin. Ia bahkan enggan menyetir mobil dan membiarkan Ayahnya yang menyetir dalam perjalanan pulang ke apartemen Jongin kali ini. Mereka baru saja menyelesaikan apa yang seharusnya telah selesai sejak dulu.

Iya, Jongin telah bertemu dengan Wendy dan keluarga serta Mamanya dan suami barunya itu. Mereka semua berkumpul untuk menyelesaikan permasalah tempo hari dimana setelah dari Bali, Wendy berkata kepada orang tuanya bahwa ia ingin putus dengan Jongin dan membatalkan pertunangan mereka.

Beruntungnya Papa Wendy mau mengerti permintaan anaknya yang merasa sudah tidak cocok dengan Jongin, meskipun sepertinya ia sedikit kecewa kepada Jongin. Jongin bersyukur karena keluarga Wendy menerima keputusan itu dengan baik dan lapang dada.

Lain lagi dengan Mama Jongin, perempuan itu tampak benar-benar tidak suka dan tidak menerima keputusan Jongin untuk membatalkan pertunangannya dengan Wendy. Tadi setelah keluar dari rumah keluarga Wendy, wanita itu sempat menangis meminta Jongin untuk tetap melanjutkan hubungan dengan Wendy.

Jika dulu mungkin Jongin akan simpati dan menuruti apa katanya Ibunya jika wanita itu menangis, maka sekarang Jongin membiarkan Ibunya menangis dipelukan suami barunya.

"Kamu sudah bicara sama Wendy soal alasan sebenernya?" tanya Ayah Jongin sambil menyetir.

Mereka akan pulang ke apartemen Jongin usai pertempuran keluarga itu. Ia tidak membiarkan Jongin menyetir mobil karena keadaan anak semata wayangnya itu sepertinya sedang kacau. Dan Ayah Jongin akan kembali ke Bandung besok lusa.

"Rencananya besok aku mau ketemu Wendy lagi dan ngobrolin semuanya."

Ayahnya hanya mengangguk sambil terus fokus mengemudi. Tak lama setelahnya mereka sampai di apartemen Jongin, dan sudah ada Baekhyun disana yang sepertinya sedang menonton televisi.

"Ayah tidur di kamar aku aja, aku tidur di sofa." Perintah Jongin yang langsung disetujui oleh Ayahnya tanpa protes. Laki-laki itu pun masuk ke kamar Jongin.

Jongin mendudukan dirinya disebelah Baekhyun sambil menghembuskan nafas panjang. Membuat Baekhyun yang tadinya fokus menonton mengalihkan atensinya pada adik sepupunya itu.

"Gimana akhirnya?" Tanya Baekhyun penasaran. Ia tidak ikut acara keluarga itu karena memang dia bukan keluarga inti. Dia hanya anak dari kakak Ayah Jongin.

"Papanya Wendy udah setuju dan mereka semua gak mempermasalahkan semuanya. Ya, walaupun keliatan mereka kecewa sama gue."

Baekhyun mengangguk mengerti. "Tante gimana?"

"Mama sempet nangis setelah keluar dari rumah Wendy. Dia pengen gue tetep sama Wendy tapi ya udah ga mungkin juga."

"Tante tuh pengen banget lo nikah sama Wendy, kenapa deh? Cuma karena tante sama sama Papanya Wendy temenan 'kan?"

"Mungkin itu juga alesannya, Mama malu kali."

"Terus rencana lo selanjutnya gimana?"

Pertanyaan Baekhyun sederhana sekali. Tapi Jongin terdiam sejenak seolah berpikir keras apa yang akan ia lakukan setelah ini?

"Besok gue mau ketemu Wendy dan ngobrolin masalah gue sama Kyungsoo."

Baekhyun mematikan televisinya dan mulai fokus pada pembicaraannya dengan Jongin.

"Harus itu. Lo juga harus jelasin semuanya ke Wendy sejelas-jelasnya. Ke depannya lo mau temenan sama Wendy pun lebih enak."

Jongin mendesah dan membaringkan tubuhnya diatas sofa. "Menurut lo kalo gue resign gimana, Kak?"

Baekhyun terdiam. Ini pertama kalinya mendengar Jongin ingin menyerah terhadap mimpinya menjadi koki. Selama ini anak itu bersikeras ingin menjadi koki yang tentu saja, Baekhyun tahu Kyungsoo adalah alasannya.

Gagal Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang