54. My Conscience🥀

5 3 2
                                    

Ternyata, tiga tahun lalu adalah yang terakhir kali kebersamaan aku dan dia adanya

Andai saat itu aku tahu kalau waktu itu akan menjadi yang terakhir

Mungkin setelahnya aku akan selalu di sampingnya.

Dua tahun lalu, aku dan dia berjauhan karena waktu

Ah, tidak usah dilanjut.

Setahun lalu kemudian aku mendengar dia berhenti sekolah

Duniaku hancur.

Sebulan setelahnya dia menyebarkan undangan pernikahan, yang tidak ada aku di dalam list tamunya

(Yang aku dengar dia hamil diluar pernikahan lalu keguguran setelah menikah, dan aku tidak mempercayainya sama sekali)

Aku tidak diundang

Aku adalah sahabatnya dari pertama masuk sekolah dasar, sampai masa pubertas

Namun, dia melupakanku?

Positif thinking, mungkin dia belum mengirim undangan itu untukku

Ya!

Sampai waktu ijab qobul tiba, sesuatu yang kutunggu tak kunjung datang

Ingin datang pun, ibu melarang, "Jangan, memalukan datang tanpa undangan."

Aku kembali berfikir positif, bahkan orang-orang di sekitarku juga menyemangati dan memberikan kalimat penenang

"Tak apa, mungkin dia malu padamu. Secara dari kecil kalian bersama dan sekarang dia yang lebih muda darimu, malah mendahului."

(Saat itu aku menangis)

Ya, tidak apa, masih ada bulan depan ....

Hari Raya Idul Fitri adalah kesempatan untuk bersilaturahmi

Ah, aku benar-benar gugup saat melihatnya datang bersama sang ibu

Apa dia akan melirikku saat aku menatapnya ....

Nyatanya tidak.

Saat ada kesempatan itupun, tangan yang sedari gatal langsung memeluknya

Namun, dia mendorongku, pergi, menjauh, tanpa tersenyum apalagi membalas tatapanku

Rasanya sakit saat, apalagi saat aku berharap dia menoleh kebelakang

Ternyata tidak ....

Dia tidak kembali

(Aku kembali menangis.)

Beberapa bulan setelahnya, aku mendengar dia mengandung

Kalian tahu apa yang aku rasakan?

Tentu tidak, karena aku pun tidak tahu bagaimana rasanya saat itu.

Kesempatan bertemu kembali ada, sebuah acara hiburan

Beberapa kali aku melihatnya, bahkan dia duduk di sampingku

Bersama ibunya

Mereka yang selalu ramah kepadaku, sekarang tidak

Mereka seperti tidak mengenaliku bahkan saat tidak ada jarak di antara kami.

Tidak apa, sekarang lihatlah perutnya

Hmm ... aku pernah mendengar jika seorang remaja sedang hamil, itu tidak akan terlihat dan itu benar adanya.

Perutnya hanya sedikit membuncit.

Sehat selalu calon ibu!

Lalu hari ini, ditanggal ini, aku mendengar kabar itu

Kabar bahagia

Dia sudah melahirkan

Seorang bayi lelaki

(Aku melihatnya di sosmed kakak iparnya)

Aku bahagia mendengarnya

Bayinya imut sekali

Seperti ibunya

(Aku kembali menangis)

Kapan waktu aku bisa melihatnya secara langsung

Berani datang kerumahnya dengan dalih ingin melihat bayinya

Kapan?

Apa setelah aku mendengar namanya tertera di papan nisan pun, keberanian itu tidak akan pernah muncul?

Atau keberanian itu muncul saat ini tetapi dia tidak akan menatapku?

Dia masih akan mengabaikan aku?

Kapan kiranya dia mau menghilangkan rasa malunya itu?

Saat ini dia mungkin masih beruntung bisa melihatku dari kaca jendela rumahnya saat aku melewati tempat peraduannya, begitupun aku.

Dan apakah saat dia mendengar namaku dari pengeras tempat ibadah pun, dia tetap tidak akan menghilangkan gengsinya itu?

_________

Welcome to baby boy my friend. Forever. Semoga kata-kata ini bisa menenangkan diriku:)

Harapan: Tidak lama lagi ulang tahunku, apa keinginanku untuk bisa datang kerumahnya bisa terwujud lewat-Mu?

My Conscience🥀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang