Ternyata, tiga tahun lalu adalah yang terakhir kali kebersamaan aku dan dia adanya
Andai saat itu aku tahu kalau waktu itu akan menjadi yang terakhir
Mungkin setelahnya aku akan selalu di sampingnya.
Dua tahun lalu, aku dan dia berjauhan karena waktu
Ah, tidak usah dilanjut.
Setahun lalu kemudian aku mendengar dia berhenti sekolah
Duniaku hancur.
Sebulan setelahnya dia menyebarkan undangan pernikahan, yang tidak ada aku di dalam list tamunya
(Yang aku dengar dia hamil diluar pernikahan lalu keguguran setelah menikah, dan aku tidak mempercayainya sama sekali)
Aku tidak diundang
Aku adalah sahabatnya dari pertama masuk sekolah dasar, sampai masa pubertas
Namun, dia melupakanku?
Positif thinking, mungkin dia belum mengirim undangan itu untukku
Ya!
Sampai waktu ijab qobul tiba, sesuatu yang kutunggu tak kunjung datang
Ingin datang pun, ibu melarang, "Jangan, memalukan datang tanpa undangan."
Aku kembali berfikir positif, bahkan orang-orang di sekitarku juga menyemangati dan memberikan kalimat penenang
"Tak apa, mungkin dia malu padamu. Secara dari kecil kalian bersama dan sekarang dia yang lebih muda darimu, malah mendahului."
(Saat itu aku menangis)
Ya, tidak apa, masih ada bulan depan ....
Hari Raya Idul Fitri adalah kesempatan untuk bersilaturahmi
Ah, aku benar-benar gugup saat melihatnya datang bersama sang ibu
Apa dia akan melirikku saat aku menatapnya ....
Nyatanya tidak.
Saat ada kesempatan itupun, tangan yang sedari gatal langsung memeluknya
Namun, dia mendorongku, pergi, menjauh, tanpa tersenyum apalagi membalas tatapanku
Rasanya sakit saat, apalagi saat aku berharap dia menoleh kebelakang
Ternyata tidak ....
Dia tidak kembali
(Aku kembali menangis.)
Beberapa bulan setelahnya, aku mendengar dia mengandung
Kalian tahu apa yang aku rasakan?
Tentu tidak, karena aku pun tidak tahu bagaimana rasanya saat itu.
Kesempatan bertemu kembali ada, sebuah acara hiburan
Beberapa kali aku melihatnya, bahkan dia duduk di sampingku
Bersama ibunya
Mereka yang selalu ramah kepadaku, sekarang tidak
Mereka seperti tidak mengenaliku bahkan saat tidak ada jarak di antara kami.
Tidak apa, sekarang lihatlah perutnya
Hmm ... aku pernah mendengar jika seorang remaja sedang hamil, itu tidak akan terlihat dan itu benar adanya.
Perutnya hanya sedikit membuncit.
Sehat selalu calon ibu!
Lalu hari ini, ditanggal ini, aku mendengar kabar itu
Kabar bahagia
Dia sudah melahirkan
Seorang bayi lelaki
(Aku melihatnya di sosmed kakak iparnya)
Aku bahagia mendengarnya
Bayinya imut sekali
Seperti ibunya
(Aku kembali menangis)
Kapan waktu aku bisa melihatnya secara langsung
Berani datang kerumahnya dengan dalih ingin melihat bayinya
Kapan?
Apa setelah aku mendengar namanya tertera di papan nisan pun, keberanian itu tidak akan pernah muncul?
Atau keberanian itu muncul saat ini tetapi dia tidak akan menatapku?
Dia masih akan mengabaikan aku?
Kapan kiranya dia mau menghilangkan rasa malunya itu?
Saat ini dia mungkin masih beruntung bisa melihatku dari kaca jendela rumahnya saat aku melewati tempat peraduannya, begitupun aku.
Dan apakah saat dia mendengar namaku dari pengeras tempat ibadah pun, dia tetap tidak akan menghilangkan gengsinya itu?
_________
Welcome to baby boy my friend. Forever. Semoga kata-kata ini bisa menenangkan diriku:)
Harapan: Tidak lama lagi ulang tahunku, apa keinginanku untuk bisa datang kerumahnya bisa terwujud lewat-Mu?