kerja kelompok

61 13 0
                                    

Ayo jangan lupa votment, jangan dibaca doang ndee
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Disuatu komplek yang tenang aman dan damai, suasana hari itu benar benar terik namun hangat. Disatu rumah besar yang terdapat taman kecil diparkirkan dua motor dan satu sepeda kayuh terpampang di halaman rumah tersebut.

Ya, tepatnya dirumah Aya sedang dilakukan kerja kelompok. Kenapa dirumah Aya? Kos Jenny terlalu sempit untuk dibuat lesehan. Silvia? Rumahnya angker, lagi pula kedua ortunya tidak memperbolehkan Silvia membawa teman-temannya. Agus? Well, sebenernya gaoaoa sumoah gaoaoa. Tapi rumahnya disamping kuburan cuy Jenny dan Radith yang pornoan sama hal-hal gituan menolak keras untuk kerja kelompok dirumah Agus.

Rumah Radith? Gak bisa. Radith aneh deh, menolak keras teman sekelompoknya mengunjungi rumahnya apalagi kamarnya katanya terlalu privat. Padahal isi kamarnya cuman marchandise anime yang biasa disebut ibu ibu Naruto padahal itu anime Boku no pi*c*o .

Jadi, rumah Aya yang menjadi korban tempat eksekusi kerja kelompok. Santai aja ortunya lagi dinas keluar kota trus abangnya Aya ada kuliah siang sampe malem.

Mari kita kembali menceritakan kegiatan lima onggok orang di kamar Aya. Seperti yang diceritakan di beberapa episode lalu (kayanya gak diceritain deh) kamar Aya itu LUAS. Sofanya ada dua onggok, tv pribadi satu, lemari gede isi alat menggambar, meja rias berisi skincare, ranjang gede empuk, kamar mandi pribadi ada bathubnya juga (jenny tadi ngasih tau pas nyelonong masuk kamar mandi Aya), dan balkon kamar yang menjadi sumber cahaya di kamar gede itu.

" Weslah gila ini kamar atau kamar hotel ya bro! " Kagum Jenny terlihat noraknya (maklum dia ngekos). Radith memandangi sudut sudut kamar Aya, jauh di lubuk hati dalam merasa senang karena ia akhirnya bisa mengunjungi rumah sang idaman hati. Radith terus berfikir, Aya ini wifeable banget ya! tadi ada pas baru Dateng aja ngeliat Aya sibuk nyapu halaman rumah tetangga sebelah lalu bolak balik nyuci baju pengemis yang lewat di komplek dengan tulus.

Belum lagi ini Aya ke dapur sibuk masakin makan siang buat keempat teman satu kelompoknya, gak mau dibantu katanya udah ditawarin Silvia sama Jenny.

" Eh kasihan Aya kalau sendirian masak, gue kesana ya? " Ujar Radith berdiri dari sofa lalu keluar kamar, Agus mengangguk kalem melihat Jenny dan Silvia merampok stok cemilan (itu Aya stok jaga jaga kalau Eric nyolong).

Radith keluar kamar Aya lalu menuruni tangga mencoba mencari letak dapur dirumah besar tersebut. " aduh dimana ya "  Radith berkeliling mencari letak tempat yang biasa digunakan ibu-ibu melakukan kegiatan favoritnya. Lalu ia berjalan melewati kamar ayah bunda Aya.

" Kayanya disitu deh " Radith berjalan memasuki ruangan yang terdapat tanda ' Ini dapur bukan gudang '. Yap, tebakannya benar ruangan itu adalah dapur. Dapurnya keliatan mevvah dengan bahan makanan terjejer rapi di kemas dalam plastik dan botol kecil di beri tanda namanya.

Radith melihat gadis pujaan hatinya sibuk mencingcang daging dengan pisau di talenan besar dengan lincah. Oh bagaimana tidak terpananya ia saat melihat Aya terlihat cantik dengan kaus putih agak ketat lalu celana pendek. Rambutnya diikat sembarangan namun membuat aura kecantikannya bertambah.

" Eh Radith? Kenapa kesini? " Tanya Aya saat menyadari kedatangan teman kelompoknya sibuk melongo melihatnya.
" O-oh gue cuman mau bantuin biar cepet mulai kerja kelompoknya kok " Bohong Radith, ia sebenernya mau melalukan pendekatan alias PDKT dengan Aya.

" Oh gitu, bisa potong buncis gak? dipotong setengah centi ya " Tanya Aya sambil menumis telur dengan susu di teflon.
" Bisa kok " Radith mencuci tangannya dengan air sabun lalu ia memotong buncis dengan pisau tajam. Diam-diam ia melirik Aya terlihat sexy dengan kaus rumahan ketat hingga terekspos sebuah gundukan di dada. Bisa-bisa ini wattpad jadi wattpad 21+ bukannya fiksi remaja.

Kita temen doang, kok! [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang