Malam yang semakin sunyi, bintang yang bertaburan di atas langit begitu indahnya, menjadi objek seorang gadis yang tengah berdiri di balkon kamarnya yang berada di lantai tiga di dalam Mansion mewah orangtuanya.
Achava, gadis itu mendongak, menatap indahnya langit malam dengan angin yang meniup tubuh kecilnya di balik piyama tipisnya.
"Jaemin,"
"Kamu kemana, kamu beneran enggak ada niat cari aku, ya?" Lirih Ava, mulai menatap ponsel yang berada di genggaman tangannya saat matanya terus menatap ponsel dengan nomor Jaemin yang terus tidak aktif saat Ava terus menghubungi nomor tersebut.
"Jaem, kamu beneran ninggalin aku setelah tau aku disentuh ya?"
"Jaemin maaf,"
Air mata Ava terjatuh, dan kini tangannya mulai sesekali mengusap lembut perut ratanya, lalu matanya menatap lurus ke depan dengan senyum kecil di tengah tangisan yang mulai Ava perlihatkan.
"Aku benci Ayahmu."
Gumamnya, tangannya terus mengusap lembut perut ratanya. Bibirnya merekah, memperlihatkan senyum getir disana saat mengingat perbuatan Jeno padanya.
"Buas, menyeramkan."
"Iya, seperti itulah Ayahmu. Pria yang selalu membuat Ibu merasa ketakutan walau hanya mendengar namanya." Lanjutnya, tersenyum masam dengan kepala yang mulai Ava arahkan pada perut ratanya. Tangannya masih setia mengusapnya lembut.
"Walau seperti itu, dia tetap Ayahmu."
"Tapi enggak akan pernah menjadi suami Ibu," Ava menggeleng, "Enggak akan pernah." Lanjutnya.
Lalu Ava kini mulai menatap kearah jam dinding di dalam kamarnya, dahinya mengerut sesaat, bibirnya tiba-tiba mengerucut saat matanya menatap kearah pintu dan tak menemukan siapa-siapa disana.
"Uncle beneran enggak mau kesini walaupun Ava yang suruh, ya?"
Gumam Ava, gadis itu kini melangkah memasuki kamar, duduk di bibir ranjang dengan tangan yang di sedekapkan.
"Mansion pelayan sama bodyguard udah sepi belum, ya?" Tanya Ava pada dirinya sendiri, sembari menatap penampilannya, yang hanya memakai piyama tipis renda yang akan memperlihatkan bra dan celana dalamnya.
"Ava kalo nyamperin uncle, takut ada yang belum tidur." Lanjutnya lagi-lagi.
Ava terdiam sejenak, gadis itu terus menatap jam dinding yang kini menunjukkan pukul satu pagi itu.
"Bodo ah, mau nyamperin uncle."
Gumamnya, mulai bangkit dari duduknya, melangkah keluar dari kamarnya.
Gelap, suasana di luar begitu gelap. Hanya ada beberapa anak buah sang Ayah yang berjaga malam di bawah.
Ava, gadis itu mulai berjalan mengendap-endap menuju Mansion kedua, dimana Mansion yang di bangun Jaehyun untuk para pelayan, bodyguard bahkan anak buahnya itu.
"Ih!"
Kesal Ava, mulai bersembunyi di balik guci besar saat beberapa anak buah sang Ayah melewatinya.
Setelah dirasa aman, Ava mulai berlari memasuki Mansion kedua dan menuju kamar Yuta.
Ceklek..
Senyum Ava merekah, saat pintu kamar pria itu tidak dikunci.
Ava, gadis itu mulai memasuki kamar Yuta dan menutup setelahnya. Di depan sana, tepatnya di ranjang, Yuta tengah terlelap dengan celana hitam panjangnya dengan bertelanjang dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate Milk [NC 21+] ✓
Fanfiction⚠️WARNING 21+ [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] ; [squel of Strawberry Cake] Seharusnya Achava tau, jika seorang Lee Jeno tidak bisa di anggap enteng sekedar mengabaikan pria yang begitu terobsesi akan dirinya. Dan seharusnya Achava juga tau, jika menjadi...